a/n : Happy reading!
*
Hello, halaman ini tentang Kenzo yang dihampiri banyak cerita, yang berakhir pada satu kesimpulan.
Pertama, dengan Kyra Thomas yang tengah menyeruput mie ayam di depannya dengan sepenuh hati dan diiringi gumaman puas saat cita rasa sempurna memanjakan lidahnya.
"Cocok di lidah lo?" tanya Kenzo yang sudah duluan mengosongkan isi mangkuknya.
"Gila, seratus persen," jawabnya sebelum dijeda dengan teh es, lalu kembali lagi ke mie ayam.
"Bulan ini lo orang kedua yang jatuh cinta sama mie ayam sini, kayanya si mamangnya harus bayar gue jadi tim marketing deh ini. Orang baru yang gue bawa kesini auto tergila-gila semua."
"Oh ya? Sesering itu ya lo kesini emangnya?" tanya Kyra, matanya menatap lurus ke dua bola mata bulat yang terlihat sendu namun jenaka disatu waktu itu.
"Iya, dulu malah lebih sering lagi.. sekarang orang yang suka kesini bareng gue udah nggak ada."
Kyra sempat merasa bersalah dan berpikiran jauh—misalnya bagaimana jika orang yang selalu datang bersama Kenzo sudah tiada? Tapi untungnya senyum licik Kenzo setelahnya mengikis rasa bersalah tadi.
"Orangnya masih hidup kok, hahaha, cuma ya udah nggak di Jakarta lagi."
"Cewek ya? Kalau iya berarti cocok buat ngejawab keheranan gue kenapa si mamang ngeliatin gue dari ujung rambut ke kaki, karena lo dateng sama orang lain?" tebak Kyra, tidak sepenuhnya salah juga pikir Kenzo.
"Iya cewek, temen gue dari kuliah. Si Mamang nya ngeliatin karena lo cantik kali Kai, bukan karena itu," jawab Ken, membuat sepasang bola mata Kyra kembali tertuju padanya yang duduk tepat di depan, di meja kecil warung mie ayam tepi jalan ini.
Kesan pertama yang Kyra dapat dari Kenzo saat pertama kali mereka bertemu adalah betapa sederhana dan tidak 'aneh-aneh'-nya Kenzo untuk ukuran anak konglomerat. Orangtua Kyra sebenarnya bukan dari deretan keluarga sekaya keluarga Hartono, mereka hanya kebetulan sahabat semasa sekolah dengan orangtua Kenzo.
Lalu saat pertama kali Kyra diantar pulang dengan mobil mewah yang baru berumur beberapa menit, dalam perjalanan terbentuk kesan kedua; Kenzo adalah orang yang ramah dan menyenangkan. Terlepas dari perbedaan usia mereka, Kenzo terasa seperti teman sendiri bagi Kyra saat obrolan mereka tidak pernah putus atau menggantung karena Kenzo merespon segala topik dengan senang hati.
Setelahnya mereka sesekali bertemu di rumah Ken atau di studio pilates Kyra, dengan Kenzo yang berperan sebagai anak bungsu idaman kesana kemari mengantar sang Mami. Satu hal positif yang dipetik Kyra dari sosok Kenzo; tentang betapa positif aura yang terpancar darinya—sanggup membuat Kyra ikut bersemangat setiap dalam perjalanan pulang jika ada kesempatan diantar Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colors : A day in Velvet
FanfictionStories of Batara, Jesse, Jiwa, Kenzo and Gentala.. in their own colors.