Tick-tock ( Batara - Rana )

3K 226 120
                                    




Disclaimer : Ide cerita adalah murni dari kepala author, foto-foto hanya sebagai visualisasi tokoh dan tidak ada sangkut pautnya dengan karakter asli artisnya. Foto bukan hak milik author. Jika ada kesamaan nama, karakter dan cerita percayalah itu kebetulan semata. Okay? Please be a smart reader, we are 'halu' for fun!


a/n : Hai guys, I'm back with a whole new universe~ Tapi ini projek 'iseng' aku karena lagi stuck dari cerita lain yang harus aku selesaiin, *you know what I mean, right?* 🤡, buat readers aku yang setia.. let me introduce you to this oneshoot collection in this 'Colors' series by Mrsjongin. Enjoy!

(Don't forget to voment - kalo rame aku bisa up banyak-banyak disini hihi🤝🏻)

*


"Ara, kamu udah makan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ara, kamu udah makan?"

Batara menutup pintu kemudian berjalan mengikuti sosok perempuan berpostur kecil dengan kelengkapan aksesoris yang dikenakannya dari ujung rambut ke ujung kuku kaki yang seolah lantang berteriak 'mahal' itu.

Ara, sebagaimana perempuan tadi seperti biasa memanggil namanya, dengan suara lembut penuh perhatian semenjak sepuluh atau sebelas tahun lalu, entahlah Batara sudah berhenti menghitung bertahun-tahun lalu.

Untuk apa repot-repot menghitung, karena pada akhirnya ia akan menghabiskan 'selamanya'nya dengan perempuan yang cukup dengan sepuluh detik keberadaannya di apartemen kecil ini mampu mengalahkan semua jenis pewangi ruangan yang dipasang Ara di setiap sudut rumah.

Pikirnya.

Mungkin pikiran itu harusnya diperbarui saat ini. Detik ini saat dirinya hanya bisa berdiri lelah, menatap punggung penuh kemerlap itu tengah membuka jaket kulit yang melapisi gaun malam yang berkilau menyilaukan yang dari tadi tersembunyi dibaliknya.

Silaunya berdentang menghalangi angan-angan Batara tentang 'selamanya'.

Ara sudah lama kehilangan jejak jalan setapak mereka berdua yang akan menuntun ke 'selamanya' tadi.

"Kok kamu diem aja? Capek ya?" nadanya lemah lembut masih persis sama seperti sepuluh tahun lalu.

Kali ini sosok itu berbalik dan demi apapun Batara berani bertaruh, semua kilau di gaun hitam yang menyilaukan tadi tak ada apa-apanya dibanding kilau dari wajah paling cantik di muka bumi. Yang entah bagaimana bisa sebelas tahun ini menjadi milik Lingga Batara yang jelas-jelas bukan siapa-siapa ini.

Dengan wajah penuh riasan, tentunya hasil mahakarya dari orang-orang berbakat, namun bagi Batara tetap tak bisa mengalahkan mahakarya Tuhan dalam rupa alami Arana yang masih menjadi favoritnya dari hari pertama sampai detik ini.

"Enggak Ran, emang hari-hari habis kerja lah namanya ya.."

Batara mengambil langkah ke sosok cantik bernama lengkap Arana Rosalie Mahadi, yang notabene adalah salah satu dari sekian model papan atas saat ini, yang baru saja kembali dari acara awards yang menunda kencan sederhana mereka yang harusnya terlaksana dari lima jam lalu.

Colors : A day in VelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang