Love me or leave me ( Kenzo - Maya)

1.5K 137 120
                                    


A/n : nikmatin aja yah wkwk. Enjoy! Vote nya jangan lupa kaka~ 😏
Dan buat visualiasi karakter jujur aku masih ragu, so it's on your imagination aja ya guys, atau kalo kepikiran siapa boleh usul dibawah nanti👌🏻

*

"Dor!"

Senyum lebar diiringi tawa renyah karena berhasil membuat gadis yang baru keluar dari butik itu terlonjak kaget dengan ekspresi paling konyol dari seluruh ekspresi datar yang hari-hari langganan di wajahnya.

"Ken! hobi banget ngagetin ih," gerutu si perempuan yang melenggang begitu saja meninggalkan si tukang kejut yang dipanggilnya Ken tadi.

"Hahaha santai~ lagian lo hampir tiap hari gue kagetin di tempat yang sama masa nggak belajar dari kesalahan," jawab si Ken masih mempertahankan raut cerianya yang seolah tak bosan tersenyum selebar yang dibisa wajahnya.

"Ya malah gue mikirnya tiap hari lo nggak bakal mungkin ngagetin gini lagi, nggak kreatif banget, taunya gue lupa kalo lo kan emang nggak kreatif."

Ken yang berjalan di sebelah perempuan berwajah datar itu masih tersenyum gila. 'Bucin' kalau kata pikirannya sendiri.

"Nggak bawa mobil kan? enggak kan? enggak dong?" cerocos Ken mengikuti langkah sepasang kaki ber-heels 12cm yang tanpa basa-basi melangkah menuju mobil putih miliknya.

"Lo tuh senyum dikit napa deh Ya, karyawan lo gue perhatiin kaku semua, kadang gue susah bedain mana yang karyawan sama mana yang manekin baju di butik."

Ken tadi tampaknya sama sekali tidak terganggu atas kediaman gadis yang kali ini dengan santai dirangkul di bahunya. Heels 12 cm tersebut benar-benar menyamaratakan tinggi mereka.

"Capek gue senyum, ngeliatin lo senyum-senyum gitu mulu mulut gue yang pegel," responnya bosan, jari-jari panjangnya memijit bagian pelipis berharap setidaknya mengurangi sedikit saja stresnya.

Stres karena pekerjaan di butik miliknya, sekalian stres dengan seorang Kenzo Putra Hartono yang tidak bosannya menyegir bodoh sedari tadi.

"Kalo gue kasih daging sekilo pasti pegel mulut lo hilang," ucap Ken—Kenzo, sambil membukakan pintu mobil ke perempuan yang bernama lengkap Maya Niharika itu.

Cukup dengan lirikan singkat penuh semangat dari gadis itu sebelum pintu mobil di tutup cukup membuat Kenzo lagi-lagi lega setidaknya satu malam lagi berlalu dengan hal yang disukai Maya.

Kenzo tak akan keberatan jika setiap hari harus memutar otak untuk mencari alasan senyum tipis itu setidaknya sekali saja terukir disana setiap malamnya.

"Siapa sih yang bisa nolak daging hehehehe," katanya sesaat setelah Kenzo mendudukkan dirinya di belakang kemudi.

"Dasar kanibal," gumam Kenzo sengaja memancing emosi si lawan bicaranya. Respon Maya yang hampir selalu bisa diprediksi Kenzo, yaitu sebelah tangannya akan dengan ringannya melayangkan pukulan barbar kemanapun bagian tubuh Ken yang dapat diraihnya. Untuk kasus malam ini mungkin lengan Ken akan berakhir biru-biru.

Tapi setelah merelakan lengannya untuk sekitar tiga pukulan barbar tadi, dengan sigap sebelah tangannya yang tidak di setir menangkap tangan penyiksanya itu dan dengan halus menggenggamnya dalam genggaman hangat.

Seketika atmosfer asing menyeruak di sela-sela apapun di dalam mobil. Maya menatap jari-jarinya yang sebenarnya bukan kali pertama berada dalam genggaman Ken.

Hanya saja, setiap kali perasaannya kerap berubah.

Dari bahagia, berbunga-bunga, cemas, takut, kadang hangat, lalu takut lagi. Begitu seterusnya, siklus yang tidak akan berhenti meskipun Maya teramat sangat ingin menikmati sensasi hangat dengan kupu-kupu di perutnya lebih lama.

Colors : A day in VelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang