Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reuni Fakultas Budaya angkatan 2010
"La selamat loh buku lo katanya meledak di pasaran."
Tela hanya tersenyum kikuk sambil melambaikan sebelah tangannya seolah itu bukanlah suatu hal yang perlu dibesar-besarkan. Pada dasarnya saja Tela adalah orang yang tidak terlalu bisa mengolah pujian yang didapatnya menjadi sebuah respon yang tidak sombong tidak juga kaku macam sekarang ini.
Padahal dari setengah jam lalu dirinya sampai ke kafe yang sengaja di sewa penuh malam itu Tela berusaha keras agar tak ada yang mengungkit kesuksesan buku barunya. Karena, baginya acara reunian seperti ini adalah murni ajang untuk mengenang masa lalu.
Bukan menceritakan kesuksesan dan pencapaian mereka hari ini. Apalagi sebagai ajang pamer kesuksesan, Tela menentang keras reuni yang seperti itu. Yang ada hanya akan saling melukai tanpa sengaja beberapa pihak yang mungkin belum menemukan kesuksesan mereka hari ini.
Berbicara tentang masa lalu dan masa sekarang sebenarnya sama serba salahnya bagi Tela.
Masa lalunya terlalu riskan untuk dibicarakan sebagai topik, mungkin itu juga yang menjadi alasan kenapa kawan-kawannya ini membuka obrolan dengannya mengangkat topik hari ini. Karena mereka mempertimbangkan keengganan Tela mungkin, takut-takut terungkit hal-hal sensitif yang berujung canggung.
Hal ini jugalah yang telah membuat Tela berputar tujuh keliling kamar setiap harinya mulai dari seminggu lalu undangan reuni ini masuk ke chat whatsap nya. Tela menimbang-nimbang apakah harus datang, karena ia sejujurnya juga merindukan wajah-wajah pengisi masa-masa awal dua puluhannya itu. Salah satunya, sahabat-sahabat lamanya yang menghujani Tela dengan ancaman-ancaman konyol jika gadis itu berniat mangkir lagi dari reuni kali ini.
Karena menurut mereka Tela seperti hilang ditelan bumi, hanya namanya yang berkoar-koar sendiri sebagai Auristela Shaenette,penulis beberapa novel-novel ber-genre romantis yang cukup diminati publik dari lima tahun belakangan.
'Mungkin ini waktunya gue untuk muncul ke permukaan kali ya?' pikir Tela. Mumpung dirinya sedang di Jakarta, mumpung kepalanya sedang macet berfikir menciptakan cerita baru untuk menyaingi kesuksesan buku terakhirnya.
'Ya, reuni kayanya jadi jawaban writer's block gue, siapa tahu ketemu temen-temen lama sekalian panen ide karakter dan cerita baru' sambungnya lagi-lagi tengah merunutkan alasan-alasan logis untuk datang ke reuni.
"Jadi La, selama ini lo kemana aja hah? Ngilang begitu aja dong abis wisuda, tiap reuni tahunan dicariin lo sama mereka mereka tuh," kata Feby, salah satu sahabat Tela jaman kuliah.
