How can I say? ( Gentala - Sandra )

455 70 25
                                    




Hi! Semoga masih ada yang nungguin ini series goib yang update nggak menentu ini :)

*



Gentala benci dirinya.

Sepertinya kalimat diatas cukup mewakilkan kesimpulan dari seisi chapter ini, dari sudut pandang Gentala sendiri tentang segalanya.

Termasuk tentang Casandra-nya.




Sandra, perempuan yang saat ini tengah duduk diatas karpet bulu, bersandar ke pinggiran kasur, diantara paha Gentala yang duduk diatas tempat tidur dibelakangnya.



"Gila, nggak tidur tuh ternyata segini bikin pusingnya," katanya disela gumaman dan desahan lega saat kedua tangan milik Genta memijit seluruh sisi kepalanya, mengurangi sedikit banyak sakitnya disana.



"Yang suruh nggak tidur siapa?" balas Genta datar dengan suara berat, matanya terpaku ke layar Ipad dipangkuan Sandra yang tengah memutar video drum battle sementara jari-jari masih bekerja sukarela menjadi tukang pijit untuk si tuan putri.


"Ya gue kalo bisa milih nggak mungkin mau, lo pikir nggak tidur semalam sebelum acara tunangan itu sesuatu yang membanggakan? Kalo Mami tau yang ada gue digantung, ini kantong mata parah banget takut nggak bisa ditutupin concealer," gerutu Sandra dengan suara serak hasil flu yang hampir satu minggu tidak kunjung sembuh.

Yang membuat Genta mau tidak mau harus menemani sesering mungkin, mengingat Sandra sekalinya sakit pasti akan lama dan berkepanjangan.


"Udah mendingan?" tanya Genta.


"Lumayan— lo tidur nggak semalam? Jam 5 an masih bales chat gue kan soalnya."


"Gue kan udah biasa San."


Faktanya, jika bagi  Sandra persiapan pesta pertunangan dadakan ini yang jadi sumber susah tidurnya, bagi Gentala lain halnya.

Sesuatu yang tidak jelas, abstrak tapi cukup kuat menyita pikiran.


Semenjak kedua keluarganya dan Sandra memutuskan untuk menggelar acara pertunangan, Genta tiba-tiba kembali terfikir sesuatu. Seseorang.

Walaupun sejatinya orang itu tidak pernah benar-benar pergi dari kepalanya, namun biasanya hanya dalam bentuk sedikit rasa penasaran yang dibumbui sedikit rindu. Kali ini beda, seperti hutang atau sesuatu yang belum usai... gadis itu beberapa kali muncul acak dalam mimpinya.

Berawal dari suatu kebetulan saat Genta iseng membuka profil twitter yang biasanya tidak bisa ditemukan karena obviously Genta di blokir, hari itu menampilkan halaman normal.

Colors : A day in VelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang