"Oke guys, jadi kaya tadi yang udah aku jelasin, buat episode kali ini kita mainnya gerakan simpel yang cocok banget buat kalian praktekin ngajak mama, tante-tante mungkin nenek kalo masih kuat hahaha.."
Gentala menyunggingkan senyum refleks saat telinganya menangkap suara tawa renyah dari TV besar di dinding kamarnya yang tengah memutar satu dari jutaan video di youtube. Matanya sesekali mencuri pandang ke layar besar seolah takut ketahuan dinding atau apapun di kamarnya ini yang akan serempak menertawakan, mencemooh.
"... tadi aku udah kenalin kan, kali ini aku ngajak Mama sama Tante Lala Hartono yang kayanya mungkin beberapa dari kalian udah nggak asing, ya kan Tan?"
Kali ini Genta lebih lama menengadah memperhatikan bintang tamu yang diperkenalkan si perempuan pemilik acara.
Tapi si wanita paruh baya yang bisa ditebak dari penampilannya adalah 'orang berada' itu sama sekali tidak menarik perhatian Genta, matanya hanya terpaku pada bagian di sudut layar.
Dimana si 'host' cantik itu tengah tersenyum lebar mendengarkan, sesekali tergelak ramah.
Sangat familiar, pikir Gentala.
Itu Kyra.
Kyra yang dua tahun lalu pernah sedekat darah dan nadi dengannya.
Kyra yang dua tahun lalu tersenyum dan tertawa seriang itu hanya untuknya.
Senyum dan tawa yang bisa dulu bebas Gentala bungkam dengan bibir miliknya, dan gadis itu tidak pernah menolak.
Begitu dulu permainannya.
Hari ini, gadis itu dekat, hanya beberapa langkah darinya, tengah tersenyum bahagia, namun pada kenyataan sesungguhnya jauh.
Jarak dan batas diantara mereka lebih dari beberapa langkah ke layar televisi, bukan sekedar terhalang layar kaca.
Mereka masih berada di satu kota, menghirup oksigen dan polusi yang sama, namun anehnya bahkan takdir enggan kembali mempertemukan.
Karena Gentala tahu, jarak dan batas diantara mereka sudah mutlak; beda dunia.
Kyra boleh saja tertawa dan tersenyum manis ke semua orang lewat kameranya, tapi Genta tahu tidak satupun dari senyum itu berhak dinikmatinya.
Karena nama Gentala mungkin sudah dua tahun lalu punah dari dunia gadis itu.
Dan harusnya sejalan, Genta yang malam itu melangkah pergi dengan bejatnya, malah dengan bodoh tidak rela menghapus nama 'Kyra' darinya.
"I'm sorry", why was that so hard to say back then?
Dua tahun berlalu, malam itu benar-benar terakhir kalinya ia dan Kyra bertemu. Bahkan sampai detik ini, Genta belum pernah lagi melihat wajah cantik itu selain dari video-videonya yang bertebaran di segala penjuru dunia maya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colors : A day in Velvet
FanfictionStories of Batara, Jesse, Jiwa, Kenzo and Gentala.. in their own colors.