Day 1 ( Jiwa - Tela )

840 130 126
                                    




another short one shot for ya guys!

Seperti yang dijanjikan kemarinseries red,velvet isinya hanya Uwu.

Enjoy!!


*

DAY 1





Kata orang-orang kisah cinta tidak ada yang seindah cerita novel, film, puisi dan segala jenis fiksi lainnya. Atau bisa jadi hanya pembenaran dari mereka yang iri dan sama sekali tidak pernah secuilpun mengecap 'ke-uwu-an' yang setuju dengan itu.


Dan Tela, sebagai seorang penulis yang hampir semua tulisannya bercerita tentang cinta, rindu dan segala jenis emosi menggebu-gebu—singkatnya 'drama'—harusnya tidak setuju dengan pernyataan pertama tadi.


Bagaimanapun buku terakhir Tela yang bercerita tentang 'drama' kisah pribadi nya yang di sugar coated sedemikian rupa; mengganti nama karakternya dengan Raga, lalu menyelipkan sebanyak mungkin kata 'jiwa' sebagai pesan terselubung atas kerinduannya pada Jiwa— memang berhasil terjual di rak best seller.


Kisah di buku nya berakhir dengan akhir bahagia yang romantis di realita, karena siapa sangka reuni membawa Jiwa kembali pada Tela. Ditambah dengan status mereka yang pada akhirnya resmi!!


Bukankah ini adalah ide baru untuk sekuel 'Try Again' nya yang meledak di pasaran? Pikir Tela.


Tapi, kisah cinta ternyata tidak bisa dibentuk indah semudah jarinya memainkan kata-kata—Tela pikir kisah cintanya dengan Jiwa di lembaran baru akan menjadi kisah cinta romantis lain yang bisa dijadikannya pundi-pundi.


Ternyata Tela lupa, dia hidup di dunia nyata, pun Jiwa bukan karakter pangeran sempurna.





Intinya, Jiwa dan Tela yang harus memulai kembali kisah mereka dari nol harus menerima realita bahwa menjalani hubungan di kenyataan lebih merepotkan dari yang mereka duga.

*


Diawali dari hari pertama Jiwa dan Tela resmi pacaran.


Dibuka dengan klasik, adegan bangun tidur.


Dalam bayangan Tela (mengingat tadi malamnya mereka saling mengungkapkan perasaan) harusnya ia terbangun dengan aroma hangat—jika dibuat sedikit erotis; mungkin dengan aroma Jiwa, membuka mata dengan pemandangan topless si pacar—mungkin dengan cahaya matahari menyelinap malu-malu dari balik tirai jendela kamar hotel.



Tapi dalam kenyataan di depan mata Tela, ia terbangun dengan leher pegal di sofa, dengan tv menyala dan sampah kuaci dan kacang atom berserakan di atas meja, dan laptopnya entah dimana.

Dimana Jiwa? tertidur pulas di lantai bersebelahan dengan kaleng kopi dan botol-botol air mineral.

Informasi paling penting, mereka masih dengan pakaian lengkap kemarin, hanya jaket jeans Jiwa yang tergantung di belakang pintu. Sisanya utuh. Karena memang tidak ada adegan begitu-begitu.


Ekspektasi memang tak jarang mengkhianati realita.


Setelah berpelukan, dan udara subuh yang membuat menggigil—jaket jeans Jiwa pun menyerah menghangatkan dua tubuh, Tela mengundang pacar barunya ke kamar.


Terlalu banyak  ketertinggalan yang harus mereka kejar tentang satu sama lain. Meski Tela masih seperti Tela yang dulu, Jiwa pun begitu, tapi tetap saja enam tahun berjalan sendiri-sendiri sedikit banyaknya merubah banyak hal.


Colors : A day in VelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang