Sembuh

5 1 0
                                    

Masih terduduk kikuk menatap lurus ke depan dan pikiran-pikiran kotor mulai memenuhi isi kepalanya. Apa yang baru saja terjadi membuat jantung Danu hampir copot keluar. Nafasnya pun berhembus tak beraturan tetapi masih terlihat normal karna memang pada dasarnya Danu acuh orangnya jadi pintar menutupi ekpresi tak terkontrol seperti saat ini. Sedang Yovina bersungut-sungut meninggalkan pria yang menurutnya bukanlah manusia tetapi es balok.

Mereka berdua menyusuri jalanan kota yang sudah mulai tampak dipenuhi pejalan kaki lainnya. Mayoritas pejalan kaki itu memiliki tubuh tinggi, kulit putih serta rambut pirang ciri khas Barat. Yovina sebenarnya juga tak jauh berbeda hanya tubuhnya lebih mungil jika dibandingkan penduduk maupun turis lainnya. Sedangkan Danu tubuh tingginya tidak kalah dibanding para bule disana hidungnya pun tinggi. Warna rambut dan wajah khas Asia milik Danu malah menjadikan nilai plus hingga menjadi perhatian cewek-cewek bule yang melintasinya. Ada perasaan sebal melihat lelaki disampingnya menjadi perhatian para cewek-cewek bule itu dari dalam hati Yovina. Saking kesalnya Yovina spontan merangkul lengan berotot milik Danu menggelayut manja seperti anak balita yang takut hilang di tengah keramaian jalanan kota London saat ini.

Tidak ingin menimbulkan pertanyaan berlanjut, Danu membiarkan Yovina menguasai lengannya dan terus berjalan menyusuri jalanan menuju pusat perbelanjaan. Hari ini Yovina minta diantar ke pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa lembar pakaian juga kebutuhan lain. Setelah berjalan beberapa menit kini mereka telah sampai di Canari Wharf dan tidak menunggu waktu lama Yovina langsung menghambur ke dalam toko-toko yang menjadi langganan sebelumnya. Yovina merasa tidak asing berkunjung ke pusat perbelanjaan itu, isi kepalanya seperti telah hafal benar seluk-beluk isi gedung Canari Wharf. Danu membiarkan Yovina berhambur berjalan kesana kemari, keluar masuk satu persatu toko setiap keluar pasti membawa tentengan paper bag yang Danu tidak tahu isinya apa, yang Danu tahu saat ini adalah dirinya menjadi kuli panggul membawa barang belanjaan istrinya.

Setelah puas berkeliling dan mengisi perut kosong mereka, Yovina meminta Danu menghubungi salah ratu jasa rental mobil karna kakinya sudah terasa singkal tak sanggup lagi untuk berjalan kaki menuju hotel. Danu menuruti tanpa banyak cencong. Sikap cueknya itu malah membuat Yovina semakin terpesona segala keinginan Yovina dikabulkan begitu saja tanpa penolakan sedikitpun. Yovina terus saja mencuri-curi untuk memandang lekat wajah Danu suaminya hingga membuat rasa kagum memuncak keluar menghasilkan garis lengkung bibir diwajah cantiknya.

Mobil rentalan yang ditunggangi Danu melintasi jalan kota sibuk London dengan kecepatan normal. Bangunan-bangunan gotik khas Inggris di kanan kiri menjadi suguhan selama perjalanan menuju hotel. Pemandangan bangunan gedung berganti menjadi hamparan sungai Themes, ada beberapa kapal bercat putih sedang mengarungi arus sungai. Sebuah jembatan dengan dua menara di tengahnya menarik perhatian Yovina. Yovina mengajukan permintaan pada Danu untuk mencari areal parkir. Yovina menarik tangan Danu berjalan cepat menuju tepi sungai dekat jembatan unik yang dikenal dengan nama Tower Bridge. Terbesit keinginan Yovina mengajak Danu melintasi koridor penghubung dua menara kokok jembatan itu. Dari sana pejalan kaki akan berjalan melintasi jembatan setinggi 42 meter dari permukaan sungai Thames sudah tentu pemandangan beberapa icon kota London akan terlihat disana. Diantaranya Katedral St. Paul, Canari Wharf dan London Eye yang cukup terkenal di dunia.

Namun rasa singkal di kedua kaki jenjang miliknya membuat Yovina mengurungkan niat. Akhirnya Yovina memutuskan untuk berdiri di tepi sungai membuang pandangan ke arah hamparan sungai. Yovina tersenyum lebar saat melihat jembatan di hadapannya itu terputus kemudian kedua sisinya terangkat ke atas. Sebuah kapal berukuran lumayan besar melintas di tengah jembatan yang terbuka itu. Danu pun turut menyaksikan pemandangan yang tak pernah Ia lihat sebelumnya. Ia berdiri disamping Yovina. Tiba-tiba seorang turis berjenis kelamin wanita menghampirinya menawarkan bantuan untuk memotret mereka berdua mengabadikan moment tersebut. Dengan senang hati Yovina memberikan ponsel berlambang buah apel tak utuh miliknya kepada cewek bule tadi.

Suamimu... Jodohku...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang