Suasana kantor hari ini berjalan seperti biasa, tumpukan berkas yang membutuhkan bubuhan tanda tangan Danu telah Ia seleksi satu persatu untuk mendapatkan persetujuannya. Carol sekretaris Danu hari ini sedang tidak masuk karena kondisi badannya sedang tidak fit. Oleh sebab itu pekerjaan Danu kali ini lebih banyak dari biasanya.
"Tok Tok Tok !" suara ketukan pintu menghentikan aktivitas Danu "Silahkan.."ucap Danu merespon suara ketukan pintu itu. Kreek..... suara pintu ruangan Danu terbuka disusul dengan munculnya seorang wanita berperawakan langsing tinggi bak model professional. Wanita itu mernarik kedua sisi ujung bibirnya, seketika membuat Danu terpanah dan tak berkedip menatapnya. Penampilan wanita ini tidak seperti wanita kantoran pada umumnya yang tersesan feminim. Sebaliknya, tampilan wanita itu terlihat sporty dengan balutan rok berbahan twistcone di atas lutut dipadu dengan atasan lengan pendek berwarna senada. Sepatu High-tops putih yang dikenakan memberikan kesan sporty namun tetap terlihat elegan.
Gerak-gerik wanita berparas manis itu sedikit canggung karena tatapan pria yang ingin ditemuinya itu tak berpindah sedikitpun darinya. Tanpa disadari lututnya menyerempet meja disampinya cukup keras "Auuch !" desisnya lirih.
Lamunan Danu berganti dengan gerak kilat, Danu berdiri dan menghampiri gadis yang berada di ruang kerjanya itu dengan menunjukan raut wajah khawatir.
"Kamu baik-baik saja ?" tanyanya dengan nada khawatir.
"Mmmm... iya..." jawab Nella meringis menahan sakit, tangannya sibuk mengelus-ngelus lututnya yang mulai terlihat memar.
Suasana sedikit canggung hening sesaat. Danu kembali ke tempat duduknya seolah tidak terjadi sesuatu. Nella berjalan menahan sakit menuju kursi di depan meja kerja bertuliskan Danu Septi Anggoro Manager Pemasaran pada papan acrylic di atasnya. Tidak menunggu waktu lama Nella mengulurkan tangannya dengan posisi masih berdiri.
"Perkenalkan saya Nella Anindya Pramudya selaku wakil manager pabrik di perusahaan ini" tutur Nella. Senyum gadis itu tampak menghipnotis pria tampan berdarah Jawa Sunda di hadapannya.
Hampir satu menit tangan Nella tidak mendapatkan sambutan dari lawannya "Pak Danu ?" tegurnya.
Danu tampak sedikit terkejut, Ia memperbaiki posisi duduk dan menyambut jabatan tangan Nella. "Danu Septi Anggoro manager pemasaran" balasnya.
Perkenalan berlanjut dengan obrolan seputar perkembangan perusahaan. Mengetahui Nella adalah wakil manager pabrik yang baru, Danu banyak menjelaskan terkait perkembangan perusahaan yang selama ini telah memberikan banyak pengetahuan selama 5 tahun terakhir.
Danu masih terbayang penampakan wanita cantik yang siang tadi berkunjung ke ruang kerjanya. Ia tidak menyadari karena ini kali pertama memikirkan seorang wanita bermain-main di dalam pikirannya seraya meneguk segelas air putih dingin.
"Kamu sudah pulang ?" tiba-tiba suara lembut wanita membuyarkan lamunan Danu. Matanya mecari sumber suara dan badannya berbalik ketika telah menemukan pemilik suara itu. Tangan Danu bergerak meletakkan gelas kosong di atas meja dan hendak beranjak dari posisinya berada. Badannya berjalan tegap berlalu dan meninggalkan perempuan yang dilewatinya.
Wajah Yovina mengernyit, senyum pahit menggores wajah cantik berkulit mulus tersebut. Bersamaan dengan itu ponsel Yovina berdering senyum pahit berubah menjadi senyum genit ketika melihat nama penelepon di layar handphone. Kakinya berlari lirih menuju kamar tidur yang terletak di lantai 2 berseberangan dengan kamar Danu suaminya. Tanpa Ia sadari Danu sedang melihat gelagatnya yang menyerupai gadis ABG sedang jatuh cinta dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Sejak menikah mereka memutuskan untuk tidak tidur sekamar, hanya mereka dan asisten rumah tangga saja yang mengetahui. Tidak satupun dari mereka berani membuka mulut. Mereka terlatih memainkan sandiwara setiap kali salah satu keluarga pasangan pengantin itu berkunjung. Sehingga sudah 3 bulan berlalu keluarga kedua belah pihak tidak mengetahui kondisi sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamimu... Jodohku...
RomanceDanu Septi Anggoro lelaki berparas hampir sempurna menikahi Yovina karena perjodohan oleh keluarga besarnya. Rumah tangga mereka tidak dibangun berdasarkan rasa cinta sedikitpun. Masing-masing dari mereka memiliki kehidupan berbeda dan tak saling pe...