Genap sebulan berlalu setelah kepulangannya dari luar kota untuk menjalankan tugas dari kantor tempatnya bekerja. Kini Danu harus melewati hari-hari berat tanpa Nella. Serpihan demi serpihan rindu perlahan Ia tepiskan demi menjaga kehidupan keluarganya dan Nella tentunya. Permintaan Nella memang yang terbaik menurutnya. Danu tak punya alasan kuat untuk tak menerima kenyataan yang harus Ia hadapi. Rasa cintanya terhadap Nella sangatlah besar tetapi memperjuangkan cintanya itu bukanlah jalan terbaik. Kembali terlintas di kepalanya gambaran raut wajah Nella saat mengutarakan permohonan untuk tak lagi menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih yang juga menjadi pertemuan terakhirnya. Linangan air mata yang membajiri pipi serta suara parau terisak masih teringat jelas dalam pikiran Danu.
"Maafkan Nella Mas tapi ini yang terbaik. Ini sakit buat Nella juga buat Mas. Kembalilah seperti dulu sebelum kita dipertemukan Mas"
Saat itu Danu hanya bisa memeluk tubuh Nella yang meringkuk lemah karna rasa sakit yang dirasakan. Mengingat saja sudah cukup buat Danu kembali pilu hatinya seperti dihujam tombak. Tak terasa ujung netranya menitikkan air yang kemudian diusap dengan ujung jarinya.
"Pak Danu" tegur Carol sekretarisnya dari depan pintu ruangan kebesaran yang selama bertahun-tahun ini menjadi saksi bisunya berjibaku dengan segudang kesibukan pekerjaan sebagai Manager Pemasaran.
Suara Carol menyadarkan lamunan Danu hingga membuat bahunya berjingkat sejurus kemudian Ia memperbaiki posisinya. Ia tak ingin sekretarisnya itu mengetahui kalau dirinya sedang dalam kesedihan.
"Ya. Sudah dibawa turun semua ?" tanya Danu berusaha menormalkan suaranya agar terkesan tidak terjadi apa-apa.
"Sudah semua Pak.." suara Carol melemah meskipun ada nafas tersengal-sengal setelah berjalan mondar-mandir untuk memastikan tak ada yang tertinggal tapi hal itu tak bisa menutupi kesedihannya karna harus ditinggal oleh Manager Tampan yang menjadi pujaannya selama Ia mengabdi menjadi sekretaris.
"Oke Terima kasih Carol"ucap Danu datar.
Sekali lagi Danu memastikan keadaan ruangannya. Matanya berlari ke sudut-sudut ruangan sudah tak ada lagi barang miliknya yang tersimpan disana lalu meneruskan langkahnya meninggalkan ruangan itu.
"Pak Danu Baik-baik ya Pak. Sukses disana Pak" Carol mengucapkan salam perpisahaan saat Danu masuk ke dalam mobil.
"Terima kasih Carol.." balas Danu seraya menutup pintu mobil.
Tunggangan Danu melaju dengan kecepatan normal menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta. Pesawat yang menjadi akomodasinya menuju India telah landing disana. Danu melangkah menyusuri lantai Bandara dengan perasaan begitu berat. Sesekali kepalanya celingukan berharap ada sosok Nella setidaknya memberikan senyum perpisahan untuknya. Setelah mengalihkan pandangan perasaan Danu harus berakhir kecewa. Mana mungkin ada Nella mungkin saja saat ini Nella sudah tak memiliki perasaan yang sama sepertinya batin Danu.
Danu meneruskan langkahnya namun tiba-tiba langkahnya terhenti netranya menatap intens memastikan apa yang dilihatnya tak salah. Dari kejauhan seorang wanita sedang berdiri menatapnya sendu ada genangan air di kelopak mata gadis itu. Nella tak salah lagi itu Nella pekiknya dalam hati. Danu berlari meninggalkan trolley begitu saja. Setibanya disana dipeluknya gadis dihadapannya itu dengan erat. Kepalanya meringkuk di tengkuk Nella bibirnya mengecup hangat. Tangan Nella melingkar menyambut dengan hangat pula. Ia menyadari apa yang dilakukannya ini salah. Tapi Nella tak dapat menahan perasaannya. Tak ingin membiarkan rasa rindu yang telah memenuhi relung hatinya begitu saja.
"Maafin Nella Mas. Maafin Nella. Nella gak bisa tepati janji yang Nella buat sendiri!" ucap Nella dengan suara lemah.
Danu makin mengeratkan pelukannya bibirnya tak mampu berucap. Namun Nella tahu kehadirannya sangat diharapkan oleh Danu. Cukup lama mereka berpelukan saling melepaskan kerinduan yang terpendam.Dekapan Danu membuat Nella makin terisak namun merasakan kenyamanan dan ketenangan sama seperti apa yang dirasakan saat Devano memeluknya. Entah apa yang dimiliki kedua pria ini hingga membuat Nella merasa candu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamimu... Jodohku...
RomanceDanu Septi Anggoro lelaki berparas hampir sempurna menikahi Yovina karena perjodohan oleh keluarga besarnya. Rumah tangga mereka tidak dibangun berdasarkan rasa cinta sedikitpun. Masing-masing dari mereka memiliki kehidupan berbeda dan tak saling pe...