Danu Septi Angooro
Nella Anindya Pramudya
Langit senja kali ini tidak menampakkan semburat jingganya. Awan hitam menggelantung dari arah timur berjalan perlahan menuju barat daya. Dalam hitungan beberapa menit langit diatas kepala Nella berwarna kelabu kehitaman. Disudut jalan cambukan cahaya kilat sesekali terlihat.
"Mau hujan.. semoga sampai rumah baru turun hujannya"gumam Nella. Tangannya meraih gagang pintu mobil berwarna putih dihalaman parkir kantor PT Wijaya Hanum Sejahtera. Angin yang menyapu wajahnya dan menyibakkan helaian rambutnya terasa begitu dingin. Buru-buru Nella masuk ke dalam mobil untuk menyelamatkan tubuhnya dari tiupan angin.
Mobil putihnya mulai meluncur tidak terlalu kencang. Seperti biasa jalanan kota Jakarta tidak pernah lengang dari berbagai jenis kendaraan. Setelah kurang lebih empat kilometer mobil Nella melaju tiba-tiba mobilnya itu berjalan tersendat-sendat. Beberapa kali telapak kakinya menekan-nekan pedal gas sedikit lebih dalam. Namun laju kendaraannya tetap tak stabil. Akhirnya Nella memutuskan untuk menepi. Saat menepi mesin mobilnya malah mati. Berulang kali Nella menekan tombol start tetapi mesinnya tak merespon.
Hujan deras mulai mengguyur kota Jakarta. Dalam hati Nella bergumam "hmm... kenapa ini mobil eror pas lagi hujan deras begini sih.." tangannya mengobrak-abrik isi tasnya mencari benda berbentuk persegi panjang. Saat berhasil mendapatkan jari telunjuknya menekan tombol power disamping ponselnya itu. Tetapi layar ponselnya tidak juga menyala.
"hmm... apes bener sih disaat begini malah ni HP abis batrenya. Trus Nella pulang naik apa ini ?!" Nella mengutuk dirinya sendiri. "Mana bisa gue pesen driver online coba ! Mudahan ada taksi kosong yang lewat.."
Setelah selesai merapikan barang bawaannya Nella bergegas keluar mobil menuju ruang terbuka teduh yang bisa melindunginya dari hujan tetapi tetap terlihat dari jalan untuk memudahkan mencari taksi. Beberapa kali tangannya melambai saat melihat mobil berplat kuning melintas tetapi diabaikan. "Apa iya semua orang naik taksi sih ?!" mulutnya kembali komat kamit. Pandangannya tertuju pada mobil yang melintas dihadapannya. Otaknya berputar matanya menyipit seperti memikirkan sesuatu. "Kayanya gak asing sama tu mobil, tapi mobil siapa ya ? ah! Sok tau!" mulut Nella kembali berkomat-kamit seperti dukun yang sedang membaca mantera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamimu... Jodohku...
RomanceDanu Septi Anggoro lelaki berparas hampir sempurna menikahi Yovina karena perjodohan oleh keluarga besarnya. Rumah tangga mereka tidak dibangun berdasarkan rasa cinta sedikitpun. Masing-masing dari mereka memiliki kehidupan berbeda dan tak saling pe...