4 : perundingan basket

1.3K 169 2
                                    

Juna bilang untuk berkumpul di rumah nya selepas sekolah , bukan Juna sih yang minta tapi para temannya ini ingin menjenguk Doni .

"Parah gak sih kak Doni ?" Tanya noxy , mengingat Doni sangat dekat dengan dirinya .

"Diam kau adik tiri" balas Juna , noxy , jevan dan Chandra tak berganti baju , langsung pergi ke rumah Juna dengan pakaian sekolah .

"Mobil lo boleh juga no" celetuk Chandra , noxy berkata dipagi hari bahwa ini mobil pertama yang ayah nya berikan khusus untuk noxy .

"So pasti dong"

"Jev , diem diem Bae , awas kesurupan" ucap Juna , jevan menoleh "kesurupan konon , ini jalan kok gak biasanya rame ya ?"

Lah benar juga , jalanan ke rumah Juna lumayan sepi pengendara walaupun siang atau malam .

"Mungkin jalan gede lagi ada perbaikan" balas noxy , mungkin saja .

Mereka telah sampai di rumah aesthetic milik keluarga Juna .

"Ayo masuk , kita interview calon pembantu nya Disana"

"Anjrit emang" balas Chandra , di halaman rumah Juna cukup ramai , sepertinya teman - teman Doni pun datang .

"Wih ada motor bang jep" celetuk jevan dengan jemari yang menunjuk motor antik paling pojok .

"Lah , bang Mark Ama kak Yogi juga ada"

"Bang haris juga"

Sudah lah, singkat nya mereka ada di rumah Juna. Menjenguk Doni pastinya.

"Assalamualaikum , bunda Juna pulangggggggg" salam juna ketika baru satu langkah memasuki rumah.

"Waalaikumsalam , wih Juna bawa temen"

Yang disebut temen ikut menyalami bunda Wendy, supaya dikasih makan itu. Kalo kata mulut pedas Doni 'si Chandra pencitraan!'

"Yok"

Benar saja, kamar Doni terbuka dengan gelak tawa yang mendominasi "hai Abang - Abang ku" ujar chandra agak berteriak.

"Abang - Abang ku, mana ada yang mau jadi Abang lu" balas Doni dari arah ranjang di angguki Haris. Sudah tak heran, Chandra selalu jadi bahan candaan di antara mereka, tak apa, Chandra tak selalu ambil hati, hanya guyonan saja.

"Zolimi kalian"

Juna dan yang lainnya tak memperdulikan perdebatan antara Chandra dan doni , karna pasti tak akan ada habis nya .

"Wih bujang - bujang" sontak semua menolehkan ke arah pintu, ada Wendy dengan nampan berisi gorengan disana.

"Nih dimakan, jangan malu - Malu, gak pantes" ujar Wendy kemudian pergi dari kamar sulung nya.

"Alhamdulillah, rezeki anak Sholeh ini namanya" celetuk Yogi sembari mengambil satu gorengan untuk ia lahap, Jepri yang ada di sebelah nya refleks memukul pelan.

"Sholeh camkem mu , sholat kalo udah di gusur aja bangga" semua tertawa mendengar Yogi bergerutu. Memang selalu seperti ini, mereka selalu menjadikan mereka bahan candaan, tak pernah ada yang sakit hati, mereka tak ambil hati dengan semua pembully an yang di dapat, karena mereka memang sudah biasa saling menbully.

 Memang selalu seperti ini, mereka selalu menjadikan mereka bahan candaan, tak pernah ada yang sakit hati, mereka tak ambil hati dengan semua pembully an yang di dapat, karena mereka memang sudah biasa saling menbully

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi gimana yang tanding basket itu ?" Tanya noxy sembari melahap gorengan di tangan nya.

"Yaudah, kan kalian dah setuju" balas Haris dengan jemari menunjuk ke arah jevan dan noxy.

"Siapa si emang bang lawan nya ?" Tanya Juna membuat Doni menghela nafas "biasalah kampus sebelah, padahal kita dah baikan"

"Kek nya mereka pengen menang deh, kan biasa nya kita menang terus. Whoopsiee" ungkapan Mark di hadiahi tawa.

"Mending kalian latihan deh, si Doni kan gak bisa" ujar Yogi kepada jevan dan noxy, membuat Doni menatap keduanya dengan tatapan bersalah.

"Sorry ya, kalian kalo marah lampiasin ke si Juna aja wkwkwk" Juna sontak memukul pelan kepala belakang Doni.

"Gak sopan!"

"Gakpapa bang , supaya makin jago" Jawab noxy diangguki jevan .

Maka mereka putuskan untuk ikut serta dalam pertandingan kakak - Kakak mereka .

TBC
Hai !
Ada yang nunggu gak ? Semoga ada deh .

Makasih yang udah vote !
Sarangek 💚

[✓] UNA PUGNA | 00 DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang