"kalo kata orang, selalu ada cara buat si penyakitan sembuh dan si sembuh menahan diri dari penyakit, berarti Juna juga ada cara buat sembuh, kalo Tuhan mau" ujar Wendy sembari mengusap punggung tangan sang anak bungsu, keduanya tengah duduk di bangku tamna rumah sakit.
"Juna harus lama ya disini ?" Wendy mengangguk, hanya orang tua Juna,Doni dan sahabat Juna yang tau penyakit nya.
"Sabar ya, nanti boleh sekolah lagi kok" ujar Wendy sembari mengusap pucuk kepala Juna.
"Junaaa !" Juna menoleh mendapati Chandra tengah berlari padanya "anjir Chan ? Gak sekolah Lo ?" Sebelum menjawab pertanyaan Juna Chandra peluk singkat Juna dan kecup punggung tangan Wendy.
Ternyata Chandra tak sendiri, bersama jevan dan noxy yang menggeleng dan menutup wajahnya malu atas teriakan Chandra barusan.
"Gak, Lo sekolah, kita sekolah" balas Chandra, ikut duduk disamping Juna jevan dan noxy duduk di bangku yang mereka seret dari samping supaya berhadapan.
"Gimana ? Lo sehat kan ?" Tanya Chandra buat Juna tertawa "ya sehat lah, wong ke capean doang" balasjuna buat Chandra tersenyum kecil.
"Gimana pertandingan nya ? Kalian menang ?" Jevan dan noxy mengangguk "diambil skor akhir, jadi kita menang" ujar jevan buat Juna menunduk.
"Sorry ya gara - gara gue pertandingan nya jadi kacau" sesal Juna buat noxy dengan cepat menyanggah "enggak, bukan salah Lo, salah yang lempar bola ke Lo"
"Juna, bunda ke kantor dulu bentar gakpapa ? Bentar aja cuma tandatangan" Juna tersenyum kemudian mengangguk "Juna nya biar kita yang jaga Aja Bun !" Seru Chandra buat Wendy terkekeh, menjauh dari sana.
Karna matahari sudah semakin menyengat ke empatnya memilih untuk kembali ke ruang rawat Juna "Jun , gak ada cemilan apa ?" Tanya noxy ketika melihat meja di ruang rawat Juna kosong.
"Nanti bang doni ke sini kok bawa makanan" balas Juna, buat jevan menoleh "kakinya udah gakpapa emang ?" Tanya jevan buat Juna mengangguk.
Ceklek !
"Jun ini maka- anjrit Lo pada bolos !?" Yang di bentak menoleh takut "hehe, temenin Juna bang" balas jevan buat Doni mendengus "alesan !"
"Kitakan sahabat, lagian gue kira sakit kaki lu bakal lama, soalnya kan idup Abang penuh drama" ujar Chandra buat Doni menoleh tajam, tiga lainnya yang ada disana sudah mencium bau - bau pertengkaran.
"Coba ngomong kali lagi Chan" suruh Doni buat Chandra tersenyum "cibi ngiming Kiki ligi Chin, sakit kuping sekarang bang ?" Doni melangkah ke arah Chandra, Apit Chandra di ketiak nya "adoooh bang ampon !!!"
"Gak ada ampun buat lu iblis !" Balas Doni, Juna, noxy dan jevan tertawa, sudah biasa melihat pertengkaran ini namun rasanya selalu saja ada yang membuat tertawa dari tingkah dua orang tidak sedarah ini.
"Hahahaha uhuk ! Uhuk !" Doni menghentikan perlakuannya, menoleh ke arah Juna yang batuk tiada henti "Juna ? Jun ? Astaga !" Segera Doni tekan tombol merah di dekat ranjang Juna.
Dokter datang buat mereka harus keluar dari ruang rawat "Juna kenapa bang ?" Tanya jevan.
Doni menghela nafas "penderita kardiomiopati itu gak bisa terlalu aktif, kalo kita aktif jantung kita bakal mompa lebih cepat, sedangkan penderita kardiomiopati, jantung nya gak bakal kuat buat mompa terlalu cepet" jelas Doni buat ketiganya menunduk.
"Gue kangen Juna yang dulu" celetuk Chandra "penyakit sialan ! Hiks !" Doni menoleh ke arah Chandra "Lo nangis Chan ?" Tanya Doni buat Chandra semakin menunduk.
"Tenang, Jun agak bakal apa - apa, makasih udah khawatir" ujar Doni, bawa Chan ke dalam rangkulan nya, Jika ada masanya mereka bertengkar, ada masanya juga mereka saling memberi kekuatan satu sama lain.
"Setidaknya kita selalu ada disisi Juna" ujar noxy, usap gelang berwarna coklat ditangannya, gelang persahabatan mereka.
TBC
Hai ! Wkwkwkk mereka bolos.Makasih yang udah baca dan vote !
💚
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] UNA PUGNA | 00 Dream
Fanfic-huang renjun #1 "pada dasarnya tak ada manusia yang sempurna , kita cuma kurang bersyukur" - Arjuna galaxy vanka - Kekurangan dan persahabatan bisa bersatu , contoh nya saja pertemanan antara Juna , noxy , saktra dan jevan yang ada dibuku ini - Una...