22 : Lo bangsat - Chandra

1.1K 153 25
                                    

Pijakan kakinya di tanah kemerahan, ketiganya berjongkok, letakan sebuket bunga di nisan.

"Bangsat Lo" gumam Chandra pelan, tatap nisan dihadapannya "Lo orang terbangsat yang pernah gue temuin hiks!" Isak Chandra, diam sejenak biarkan air mata melewati pipinya.

Noxy dan jevan berdiri, mundur beberapa langkah, biarkan Chandra luapkan segalanya di depan nisan tersebut.

"Anjing! Lo anjing hiks" pukul pelan tanah merah yang ia pijak, terduduk biarkan celana coklat nya kotor.

"Nanti gue minta nyontek ke siapa sat! Hiks" pukul kembali tanah, tak peduli tangannya kotor atau bagaimana pun.

"Arjuna! Bilang ini prank anjing! Hiks" tundukan kepalanya masih dengan air mata, Chandra tak percaya ini, baca kembali nisan dihadapannya, berharap ia marah - marah di depan nisan orang lain, namun tetap nisan tersebut bertuliskan–

Arjuna galaxy vanka
——————————
Lahir : 23 Maret 2000
Wafat : 32 januari 2***

"Kalo pengen berguna hiks, gak gini Jun! Lo jahat anjing, lebih dari psikopat! Hiks, siapa yang bakal tarik gue kalo gue gak sengaja kena matahari Jun! Lo minga kuburan Lo di bawah pohon gini supaya apa hah? Hiks, supaya gue bisa kesini terus hiks? Supaya gue gak kena panas?

Gue pengen Lo disini Jun! Gue gakpapa buta asalkan sahabat gue masih ada disini hiks, gue udah bilang Jun, GUE UDAH BILANG! gue gak mau Lo donorin mata Lo! Hiks, Lo ranking satu Mulu tapi gak ngerti bahasa orang pelosokan kek gue,

Gue pulang sekarang Lo harus ada! Berdiri depan gue terus bilang kalo ini prank! Hiks bilang ini prank sat! Niat banget Lo bikin prank sampe bikin nisan, aaaaaaaa! Lo jahat Jun! Hiks hiks!"

Tempelkan kening nya pada nisan Juna, menangis deras disana, jevan benar, ending takdir tuhan tak ada yang tau.

"Chan? Udah?" Tanya jevan buat Chandra tatap tulisan di nisan tanpa menjauhkan kening nya "tuhan, tolong, biarin Juna ngerasain surga ya? Hiks, dia anak nya baik, nurut sama orang tua, rajin ibadah, emang sih agak nyebelin, suka marah–hiks marah, tapi dia baik kok hiks"

Chandra tatap kedua sahabatnya "Juna pasti bahagia disana, dia orang baik" ujar noxy, Chandra mengangguk ribut, usap air matanya kasar "sekarang malem terakhir tahlilan nya Juna, lo Dateng?" Tanya noxy.

Chandra mengangguk "Dateng lah makan gratis, ya gak Jun?" Balas Chandra masih tatap nisan di hadapannya.

"Tante Wendy, om Cahyo, maafin Chandra" Wendy dan Cahyo tentu terkejut, tiba - tiba Chandra bersipuh di kaki mereka mengucap maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tante Wendy, om Cahyo, maafin Chandra" Wendy dan Cahyo tentu terkejut, tiba - tiba Chandra bersipuh di kaki mereka mengucap maaf.

Wendy tersenyum, bantu Chandra untuk bangun kembali "gakpapa, Juna yang mau, Tante mana bisa gak ngabulin" ujar Wendy tatap Cahyo yang mengangguk.

Setelah tahlilan Wendy mengajak tiga sahabat anak nya itu ke kamar Juna "ayo masuk" ajak Wendy, Chandra masuk lebih dulu diikuti jevan dan noxy.

Aroma tubuh Juna masih tercium di kamar ini walaupun sudah lama tidak ditiduri akibat di rawat di rumah sakit, boneka Moomin berbagai ukuran ada di setiap sudut, meja belajar yang selalu rapi, dan beberapa canvas yang sudah tercoreng oleh warna dan yang masih bersih tersusun rapi.

"Juna titip ini sebelum masuk ruang operasi, katanya kasih ke temen nya" Wendy tunjukan gelang coklat milik Juna, gelang bersahabat an mereka, pelupuk mata Chandra sudah basah kembali begitu pun jevan dan noxy.

"I-ni gelang persahabatan kami Tante" ungkap noxy, tunjukan gelang yang sama, Wendy tersenyum "ah begitu"

Langkah Wendy mengarah pada meja belajar, ada canvas berukuran kecil "Juna juga sempat buat ini, namun tidak sempat menunjukan pada kalian" Wendy berikan canvas tersebut pada jevan.

Itu lukisan hasil gambar Juna, terdapat gambar ke empat nya tengah saling merangkul dengan latar dinding di Paris Van Java, salah satu mall di Bandung, dulu saat masa mereka sangat gaptek.

"Gelang sama canvas nya simpan di sini saja Tante" usul jevan, simpan canvas dan gelang yang sudah di rampas dari noxy, ke meja belajar Juna.

Jevan lepas gelang milik nya juga "sini gelang kalian" titah jevan, walaupun bingung Chandra dan noxy berikan gelang milik mereka, gelang itu di simpan di hadapan canvas.

"Jun, Lo sahabat kita sampe kapan pun, kita tetep bareng kok, walaupun cuma gelang nya" ujar jevan buat setitik air mata jatuh dari Wendy dan Chandra "Tante gak bakal apa - apain kamar Juna kan?" Tanya Chandra, Wendy mengangguk.

"Enggak, terlalu banyak kenangan" balas Wendy, ketiganya mengangguk, Wendy tersenyum, pamit dari sana biarkan ketiga sahabat anak nya itu di kamar anak nya.

"Heh Lo pada" ketiganya menoleh ke arah pintu mendapati Doni dengan senyum dan rentangan tangan meminta pelukan, langsung saja mereka berlari mendekap Doni.

"Bang maafin chandraaa" rengek Chandra buat Doni tersenyum "gakpapa, pilihan Juna, makasih ya Lo pada udah jadi sahabat Juna" ketiganya mengangguk ribut di pelukan Doni.

Darisini Chandra, jevan dan noxy belajar bahwa yang jevan katakan benar tak ada yang tau ending dari takdir tuhan, kita cukup menjalani nya tanpa melakukan dosa.















TBC
Hai! Kasih tau ya kalo ada typo!

— satu chap lagi deh, makasih ya yang udah baca dan aktif komen, chap depan end huhu, bikin lagi book 00L dream lagi gak?

Makasih yang udah baca dan vote!
💚

[✓] UNA PUGNA | 00 DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang