Chandra di paksa pulang ke ruang rawat nya, padahal Chandra masih ingin menggenggam jemari dingin Juna.
"Halo Juna, waktunya pemeriksaan" ujar suster ramah buat Juna tersenyum, suster tersebut simpan makan malam Juna dan juga obat "ini obat nya diminum sebelum makan ya" Juna mengangguk.
Sebelum suster itu pergi Juna tahan ujung baju si suster "b-boleh Juna pinjam pon-ponsel suster?" Tanya Juna dengan suara serak.
"Untuk apa? Juna tidak boleh main ponsel lama - lama" ujar si suster ramah, Juna menggeleng pelan "j-juna ma-mau buat vide-o perpisah–han, na-nti kasi-h t-temen j-juna–hah"
Mengapa begitu sulit hanya untuk mengucapkan kalimat pendek tadi, si suster mengangguk, berikan ponsel putih nya "suster antar makan malam pasien lain ya, nanti suster balik lagi" Juna mengangguk pelan buat si suster tersenyum "cepat sembuh Arjuna"
"Ada apa ya Tante?" Tanya jevan, Wendy tersenyum, usap pelan pucuk kepala jevan dan noxy "kalian teman yang baik" ujar Wendy, tatap sekilas Chandra yang tengah tertidur di dalam ruangan nya.
"Sayang?" Wendy menoleh mendapati sang suami tengah melangkah padanya "halo om Cahyo" sapa jevan dan noxy.
"Terimakasih ya sudah setia berteman sama Juna sampai sekarang" ujar Cahyo buat jevan dan noxy bingung "apapun yang terjadi tolong ikhlaskan Juna jika Juna memilih pergi" lanjut Cahyo.
"Om sama Tante gak pilih lepasin Juna kan?" Tanya noxy khawatir, dibalas gelengan dari kedua orang tua sahabatnya itu "biarin Juna sendiri yang pilih, takdir tuhan gak ada yang tau" ujar Wendy, noxy dan jevan menunduk sedih.
"Arjuna galaxy vanka!" Panggil Cahyo dengan senyum di ambang pintu buat Juna menoleh "ayah" balas Juna pelan, rentangkna tangannya meminta pelukan dari sang ayah.
"J-juna kangen" bisik Juna di pelukan Cahyo "ayah juga, maaf ya baru bisa ambil cuti" Juna mengangguk, mengatakan gakpapa tanpa suara.
"Sebentar lagi Doni kesini" ujar Wendy, ikut duduk di samping ranjang Juna "halo gais Doni di sini!" Seru doni, masuk ke ruang rawat sang adik.
"Berisik Abang" peringatan Cahyo buat Doni mendengus "baru Dateng udah dimarahin, ngajak berantem?" Tanya Doni, duduk di samping Wendy.
"B-bun, ju–na boleh min-minta sesuatu g-gak?" Tanya Juna buat Wendy menoleh, begitupun Cahyo dan Doni "mau minta apa sayang? Pasti bunda kabulin kok" ujar Wendy, genggam tangan anak nya yang terdapat infus.
"Jan–ji" Juna angkat jari kelingking nya, Wendy mengangguk ribut, tautkan jari kelingking anak nya dengan dirinya.
"Ju-na mau don–aw" Juna remat dada kirinya, menggeleng kala Cahyo baru saja akan menekan tombol merah "Juna gaka–papa, Bun jun–aw, Juna mau donorin ma–mata Juna buat Chandra" ujar Juna buat Wendy tak tahan menahan tangisnya
"Ju–na tau, idup jun–a benta–ahk-r lagi, se–tidaknya ju–na ma–u jadi bergu-ahk–na" ujar Juna, alihkan tatapannya pada Doni "b-bang Doni, maaf ya be–lom jadi adek yang baik" ujar Juna pada Doni yang menundukkan kepalanya menahan tangis.
Sekarang ia tatap sang ayah, genggam erat sekuat tenaga yang ia bisa "a–yah, jang–jangan lembur terus y-ya, kasihan bunda" ujar Juna, Cahyo tak kuasa menahan tangis.
"Ben-tar lagi ahk! Ke-kenapa diem? Gak siapin ruang ope-perasi buat donor mata?" Tanya Juna tatap keluarga nya satu persatu "Juna sayang kalian" ujar Juna dalam satu tarikan nafas.
"Chandra Lo dapet donor mata Chan! Operasi nya sekarang juga ayo bangun!" Suruh noxy, buat Chandra terbangun, rigo dan Anita tersenyum "Chandra dapat donor mata" ujar rigo buat Chandra tersenyum senang.
Chandra masuk ke ruang operasi, noxy dan jevan duduk di ruang tunggu, namun keduanya bingung, kenapa Wendy, Cahyo dan Doni ada disini juga "om, Tante, bang, kenapa disini? Juna siapa yang tunggu, jev kita temenin Juna yuk" ujar noxy namun di balas gelengan Wendy.
"Tidak usah, Juna lagi tidur kok" ujar Wendy, Juna dan jevan mengangguk "eh, Wendy sama Cahyo? Ada apa disni?" Tanya rigo setelah tadi mengurus pembayaran.
"Hanya ingin ikut menunggu, mewakilkan juna, tak apa kan?" balas Cahyo diangguki rigo dan Anita.
Sedangkan didalam ruang operasi, tepat di samping ranjang Chandra ada Juna yang sudah siap sedari tadi, pegang tangan Chandra yang sudah di bius sedari tadi "jaga Mata gue ya" ujar Juna lirih.
"Nak Juna sudah siap? Dokter mau bius Juna ya" Tanya dokter yang akan mengoperasi, Juna diam, tatap Chandra sekilas kemudian mengangguk yakin "siap dok"
TBC
Hai! Kasih tau kalo ada typo yaAku yang nulis aku yang nangis :) dahlah
Makasih yang udah baca dan vote!
💚
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] UNA PUGNA | 00 Dream
Fiksi Penggemar-huang renjun #1 "pada dasarnya tak ada manusia yang sempurna , kita cuma kurang bersyukur" - Arjuna galaxy vanka - Kekurangan dan persahabatan bisa bersatu , contoh nya saja pertemanan antara Juna , noxy , saktra dan jevan yang ada dibuku ini - Una...