9 : at least on his side

1.1K 178 3
                                    

"aku tak ingin menangis, menerka gerimis, disepanjang lorong itu aku tak punya nya-"

"Saktra ayo makan malam" Chandra menoleh kearah pintu, mengangguk kemudian simpan gitar nya.

Memang ketika di rumah ia lebih sering di panggil saktra atau ndra.

Duduk di samping Haris "lesu banget" celetuk Haris buat Chandra mendengus, makan malam berlangsung begitu saja, selesai makan malam Chandra lebih memilih duduk di teras rumah tak lupa membawa obat nyamuk bakar.

Rumah Chandra tepat di depan pesawahan milik sang ayah mengingat Chandra tidak tinggal di perumahan seperti juna dan noxy.

"Kenapa nak ?" Chandra menoleh mendapati rigo sang ayah tengah mengambil duduk di sisinya "bapak tau Juna gak ? Yang sering main kesini sama noxy sama jevan ?"

Rigo berpikir sebentar "loh ? Juna yang mana ?" Chandra mendengus "Arjuna galaxy vanka"

"Oh, nak galaxy" rigo lebih sering memanggil Juna Dengan galaxy, unik katanya.

"Kenapa dia ?" Tanya rigo buat Chandra menunduk "dia kena kardiomiopati pak" rigo terkejut tentu saja, walaupun ia bekerja di bidang marketing sedikit ia tau apa itu kardiomiopati.

"Owalah, kasian ya, padahal anak nya baik, pinter, setia sama sahabat lagi, hehe" Chandra mengangguk setuju, luruskan pandangannya pada pesawahan di depannya.

"Owalah, kasian ya, padahal anak nya baik, pinter, setia sama sahabat lagi, hehe" Chandra mengangguk setuju, luruskan pandangannya pada pesawahan di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar dengan nuansa navy itu hening, hanya ada suara gumam an tak jelas dari salah seorang yang duduk di depan monitor.

"Jevan ! Makan dulu sayang !"

Jemari nya terhenti, buka headphone nya kala mendengar teriakan dari luar kamar "dianter bibi aja ! Jevan males kebawah !" Teriak jevan, kembali pasang headphone nya.

Sudah dua jam ia duduk di kursi game nya, bukan kemenangan yang ia cari dalam game yang ia mainkan, melainkan kepuasannya dalam menekan Keyboard.

Ceklek !

"Den, bibi simpan di nakas ya" jevan mengangguk samar, setelah pintu tertutup kembali ia membalikan badannya, nasi serta ayam goreng di nakas nya sungguh mengunggah selera, namun sekarang entah kenapa rasanya tidak .

Tarik laci yang ada di samping nya, disana ada album foto yang ia buat tanpa sepengetahuan sahabatnya beserta kamera polaroid miliknya, kamera yang ia gunakan untuk menjepret sahabatnya tanpa sepengetahuan juga.

Dibuka nya perlahan, dihalaman pertama ada foto ke empatnya di studio foto dengan wajah kaku sebab pertama kali ke empatnya mengambil gambar di studio foto.

Halaman berikutnya foto polaroid yang jevan tangkap "Jun, foto Lo yang paling estetik emang, padahal gue ngambil nya asal" gumam jevan dengan kekehan, bahkan ada foto Juna yang cemberut ketika kalah dalam lomba smaphore di ajang perlombaan Pramuka.

"Gue janji, temenin kalian sampe maut misahin" gumam jevan lagi, tersenyum kecil, usap foto ke empatnya yang tengah berlibur bersama di sungai Han.

"Gue janji, temenin kalian sampe maut misahin" gumam jevan lagi, tersenyum kecil, usap foto ke empatnya yang tengah berlibur bersama di sungai Han

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alan ? Lan ?" Noxy hentikan pukulan nya pada samsak dihadapnnya kala rungu nya menangkap suara yogi.

"Gak capek daritadi mukul terus ?" Tanya Yogi, duduk di sisi kolam renang dengan kaki masuk ke dalam kolam, tempat samsak tersebut ada di samping kolam.

"Cuma luapin emosi aja" balas noxy, kembali pukul samsak dihadapannya "tentang Juna ya ?" Tanya Yogi buat noxy diam.

"Sini coba" suruh Yogi, tepuk tempat disamping nya, noxy menurut, duduk disamping Yogi, masukan kaki nya pada kolam.

"Waktu SMP juga kakak sama kayak gitu" ujar Yogi buat noxy diam mendengarkan "namanya arseno sahabat kakak,Jeffrey sama Doni, dia juga punya penyakit parah, kanker otak kalo gak salah, dia janji buat selalu ada sama kita sampe maut yang misahin" Yogi tatap Noxy di sampingnya dnegan senyum.

"Dia tepati, waktu tanding basket, kakak, Jeffrey sama Doni udah larang tapi dia kekeh, katanya gak seru kalo cuma liat pertandingan lewat video call, dia dateng ke pertandingan pake kursi roda, semangatin kita dari jauh padahal muka nya pucet banget, sampe-" Yogi diam buat noxy bingung.

"- dia collapse dibangku penonton, pertandingan berhenti, kakak, Jeffrey sama Doni lari cepet ke arah Seno, di akhir nafas nya dia genggam tangan Doni terus bilang kalian main nya bagus, ngantuk banget nih bro, gue duluan ya terus hilang, bener - bener hilang untuk selamanya, dia tepati janji untuk ada di sisi kita sampe maut yang misahin" noxy tertengun, cerita kakak nya sungguh menyanyat hati.

"Kalo emang gak ada cara buat Juna sembuh, setidaknya buat memori indah si sisa hidup Juna, oke ?" Noxy mengangguk ribut buat Yogi terkekeh, rangkul sang adik.














TBC
Chap depan Juna nya deh, chap ini tiga orang ini dulu.

Makasih yang udah baca dan vote !
💚

[✓] UNA PUGNA | 00 DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang