18 : no one knows

820 145 12
                                    

"nak Juna hanya kecapean saja, saya lihat nak Juna jalan - jalan tadi" ujar dokter Aryo, berlalu dari sana buat Doni menghela nafas.

Masuk ke ruang rawat Juna mendapati Juna sudah duduk "kok maen duduk aja anjer!" Ujar doni buat Juna tatap sang kakak malas.

"Rusuh ih" maki Juna buat Doni mendengus "katanya di Chandra kecelakaan, gimana sekarang?"  Tanya Doni buat Juna mengerucut kan bibirnya.

"Chandra buta bang, kaki kanan nya susah jalan, sementara sih tapi ya sedih huhu" balas Juna buat Doni mengangguk "gue ke Chandra dulu yak, lu sini aja" pamit Doni di angguki Juna.


"Permisi?" Dibukanya perlahan setelahnya bernafas lega "ah bener kamar nya si Chandra" gumam Doni, jevan dan noxy menoleh sedangkan Chandra menoleh asal.

"Chan ngapa lu?" Tanya Doni basa - basi, Doni mendekat ke arah Chandra "ya gini bang, gelap" balas Chandra dengan senyum manis.

"Kek masa depan si jevan ye gak?" Gurau Doni buat Chandra tertawa renyah "bang, Juna kemana? Gak balik - balik dari tadi" tanya noxy.

"Tadi kambuh bentar, gue suruh istirahat" balas Doni, noxy mengangguk "tapi gakpapa kan bang?" Tanya jevan walau masih kesal dengan perkataan Doni tadi.

"Gakpapa kok"









Doni pamit di ke esokan hari nya buat Juna sendiri, jika di pikir - pikir daripada sendiri di ruang rawat Juna lebih baik berkunjung ke ruang rawat Chandra.

"Kasihan ya, masih muda sudah di ambil tuhan"

Juna hentikan langkah nya ketika ia sudah melewati dua suster yang berbincang di kursi lorong.

"Iya, kasihan juga tidak ada keluarga yang menjemput"

Juna balikan tubuhnya menghadap kedua perawat itu, menatap keduanya dari samping.

"Padahlah nak Alan itu tampan dan juga baik hati"

Tunggu, alan katanya? Tidak mungkin rasanya Alan di panggil Tuhan begitu saja.

"Permisi, apa yang kalian maksud itu Alan putra pradibyo?" Tanya Juna dengan berani mendekat ke arah dua suster itu.

"Ah, kau mengenal nya? Eh, kamu Arjuna galaxy vanka kan? Yang namanya unik, pasien dokter Aryo karna kardiomiopati" walaupun bingung juna mengangguk saja "iya, nak Alan di panggil Tuhan subuh tadi" lanjut si suster buat Juna membulatkan matanya.

Berlari menuju ruang rawat Alan, walaupun belum pernah ke sana tapi Juna tau sebab alan yang selalu bercerita.

Belum sampai Juna sudah lihat Felix dan hanif di luar ruang rawat "kakak itu bodoh! Menangisi kepergian orang yang bukan siapa - siapa!" Juna mengernyit, apa maksud Felix.

"Hanif!" Panggil Juna buat Hanif menoleh masih dengan tangis "Juna, Alan pergi" lirih Hanif tanpa peduli Felix di sisinya.

Juna mengintip ke arah ruang rawat Alan, ada tubuh yang di selimuti sampai kepala, Juna yakin itu tubuh Alan.

"Udah, Hanif jangan nangis, Alan nanti ikut nangis diatas sana" Juna dekap Hanif buat Felix mendengus, menjauh dari sana.

"Permisi" Juna lepas dekapan Hanif "apa benar ini ruang rawat Alan? Saya paman nya" dengan cepat Juna mengangguk biarkan paman Alan masuk.

"Hanif diapain tadi sama Felix?" Tanya Juna buat Hanif menunduk "adek gak apa-apain Hanif kok, Hanif yang salah" balas Hanif buat Juna mengernyit, adek? Berarti kakak Felix itu Hanif?

Atensi Juna teralih pada brangkar Alan yang di bawa keluar, sekarang Juna tau, tak ada yang tau umur kita sampai kapan, jika Tuhan ingin, maka itu akan terjadi.

Setelah biarkan Hanif di ruang rawat nya Juna kembali ke tujuan awalnya ke ruangan Chandra.

"Chandra, gue dateng" sapa Juna buat Chandra dan Tante Anita menoleh "Jun? Sini Jun, ibu katanya mau pulang dulu, udah ada Juna kok" ujar Chandra buat Anita tersenyum "yasudah ibu pulang dulu ya, Juna, maaf ya Tante repotin"

Juna tersenyum "enggakpapa Tante" setelah kepergian Anita, Juna duduk di bangku yang Anita duduki tadi "Chan"

"Hm?" Balas Chandra, berusaha untuk mencari Juna di kegelapan walaupun nihil "gue percaya sekarang Kalo kematian itu ditangan tuhan" ujar Juna genggam tangna Chandra, tersenyum melihat infus yang menancap di punggung tangan miliknya.

"Gimana Chan kalo tiba - tiba ada orang yang mau kasih matanya sama Lo?" Tanya Juna buat Chandra tersenyum "ya gakpapa syukur, asal jangan sahabat gue" balas Chandra buat Juna tersenyum.

"Dapet ilmu baca pikiran dari mana Chan?"














TBC
Hai, maaf baru up malem-malem, kasih tau kalo ada typo dan salah pengetikan.

Makasih yang udah baca dan vote !
💚

[✓] UNA PUGNA | 00 DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang