05

237 22 2
                                    

"appreciate what you have today, because you never know how lucky you are in the eyes of others."

-unknown

Jangan lupa vote duluuTinggalkan jejak untuk dikenang ;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote duluu
Tinggalkan jejak untuk dikenang ;)

Enjoy the story ❤️

.
.
.

Syakila turun menuju ruang makan. Kebiasaan rutin setiap hari. Entah untuk makan atau minum.

Ia mendudukkan tubuhnya. Hanya mengambil satu buah roti. Kemudian ia celupkan ke dalam teh hangat.

Padahal ia sangat ingin sarapan pagi dengan nasi. Tapi ia sadar diri. Kalau makan dengan nasi, sudah dipastikan perutnya akan mules. Apalagi hari Senin begini. Habis sudah.

Perutnya memang tak bisa diajak kompromi. Oleh makanya itu, ia harus membiasakan sarapan dengan roti dan segelas teh hangat.

Ya walaupun dengan itu, tetap saja perutnya mules. Bahkan dengan minum air putih perutnya langsung blebek-blebek.

Tangan yang hendak memasukkan potongan roti terakhir tiba-tiba terjatuh. Syafiq yang baru datang langsung mengernyit heran. Tapi ia tidak peduli.

Syakila menuju kamar tamu. Sungguh ia lupa kalau ada penghuni baru dirumahnya.

Tega sekali dirinya tak mengajak sarapan bersama.

Syakila mengetuk pintu. "Om?"

Tak ada respon.
Ia mengetuk sekali lagi. "Sarapan dulu yuk, om."

Suara kunci akhirnya terbuka. Syakila menjauh dari pintu.

Sosok lelaki keluar dengan kemeja flanel kotak-kotak dipadukan celana bahan hitam. Dia baru selesai mandi.

Tadinya ia bingung harus apa. Tapi setelah mendengar ketukan pintu, hatinya langsung berdebar.

"Syakila?"

"Iya, om. Sarapan dulu, yuk." Tangan Syakila beralih memegang tongkat. Kemudian menuntun lelaki itu ke meja makan.

"Dimakan, om. "

Sungguh. Rasanya ia ingin menangis bahagia. Baru kali ini ia mendudukkan dirinya di kursi makan.

Seperti keluarga bahagia.

"Om gak pa-pa kan kita tinggal sekolah? Kita sampe asar selesainya." Ujar Syakila sembari mengoleskan selai strawberry pada roti.

Diletakkannya roti itu diatas piring milik lelaki itu. "Saya gak pa-pa. Maaf sudah merepotkan kalian. Seharusnya saya gak disini."

Syakila tersenyum. Berbanding terbalik dengan Syafiq. Lelaki itu bertingkah masa bodo.

"Gak pa-pa kok, om. Anggap aja rumah sendiri."

FAVOUR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang