07

182 18 0
                                    

"not everything should be shown to the world. remains a mystery."

-unknown

————————–––––

Jangan lupa vote Tinggalkan jejak untuk dikenang :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote
Tinggalkan jejak untuk dikenang :)

Enjoy the story ❤️

.
.
.

Syakila bosan berada di kamar terus. Jika keluar kamar, yang ada malah canggung jika bertemu dengan Rayyan. Hanya mereka berdua saja dirumah.

Ah, adiknya itu. Entah kenapa akhir-akhir ini dia sering menginap di rumah temannya, dengan alasan bermain FIFA.

Ia bingung sekarang.

Tek

Syakila menegang. Lampu mati. Sudah refleks tubuhnya kalau sedang gelap. Ia tidak bisa melihat apa-apa. Jika lampu mati, mendadak dirinya lupa letak-letak barang disekitarnya.

Tangannya meraba ke sekitar. Mencari ponselnya. Sungguh ia orang yang parnoan. Takut-takut ternyata di pojok kamar ada yang memperhatikannya.

Ia bergidik ngeri. Buku kuduknya tiba-tiba berdiri.

Tangannya beralih ke atas nakas. Yap, dapat. Buru-buru ia menyalakan senter dari ponselnya. Ia menuju balkon. Gelap total. Rumah disekitarnya juga.

Ia langsung teringat. Di rumah ini juga ada Rayyan. Ia langsung menuju lantai satu.

"Om!" Syakila berteriak.

Sungguh. Ia jadi tak bisa membedakan mana kamar mandi dengan kamar dalam kegelapan seperti ini.

"Om!" Gadis itu berteriak lagi. Ia baru sadar kalau ia sedang berada di dapur.

Telinganya mendengar suara tongkat terjatuh. Itu pasti Rayyan!

"Syakila." Entah tiba-tiba Rayyan sudah berdiri di belakang Syakila. Tanpa tongkat.

Dirinya sudah terbiasa dengan kegelapan. Berbeda dengan Syakila yang notabene 'bisa melihat'.

"Hih, om kemana aja? Tapi om gak pa-pa, 'kan?" Syakila memutari tubuh Rayyan. Takut ada yang terluka bagaimana mengingat kondisi lelaki itu.

Setelah mendengar teriakan pertama Syakila tadi, ia bergegas keluar kamar.
Tapi sayang, ia terjatuh karena mendengar teriakan gadis itu. Seketika ia panik.

Dengan tanpa tongkat, ia berpegangan pada benda disekitarnya. Ia bisa mencium bau gadis itu. Dan mengantarkannya pada Syakila.

"Saya gak pa-pa, Syakila. Kamu gimana? Gak ada yang sakit, 'kan?"

FAVOUR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang