10

166 13 1
                                    

"don't make it complicated, life is really simple, but we often complicate and complicate it."

-unknown

-unknown

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Rayyan pulang, jarum jam menunjukkan pukul 22.30 . Tentu saja ia diantar. Tepat ia sampai teras, Syakila langsung membuka pintu cepat.

"Om! Ya ampun, om. Kemana aja sii?"

Syakila menghampiri lelaki itu, ia menggenggam tongkatnya. Menuntun masuk.

"Tau gak, om? Aku sama Syafiq panik cariin, om."

Rayyan tersenyum. Ia sangat senang dikhawatirkan oleh gadis itu. "Maaf, ya. Saya gak pamit ke kalian dulu. Tadi saya ada kepentingan."

Syakila tampak menghela nafas. "Yaudah, om langsung mandi ya. Nanti disiapin bajunya sama Syafiq."
Syakila mengantarkan Rayyan tepat didepan kamarnya. Tak lupa ia membuka pintu itu.

"Makasih, Syakila."

"Iya, om. Om pasti belum makan, kan?"

Rayyan mengangguk. "Iya, saya belum makan malam."

Syakila mengangguk antusias. "Habis ini keruang makan ya. Syakila udah siapin makanannya. Tinggal diangetin."

Tak butuh waktu lama Rayyan membersihkan diri, kini dirinya sudah berada di meja makan.

"Dimakan, om." Syakila memberikan sepiring nasi beserta lauk.

Syafiq sudah tenang dengan makanannya. Sedari tadi ia terus mengumpati Rayyan karena belum pulang. Dan Syakila tentunya menahan dirinya untuk makan terlebih dahulu. Berakhir perutnya yang keroncongan.

Dan jadinya, mereka makan malam kemalaman.

Syakila mendudukkan tubuhnya disamping Syafiq. Gadis itu mulai menyuapkan sesendok nasi.

Dengan perlahan, ia menatap bingung pada Rayyan. Saat dirinya menghampiri lelaki itu saat baru pulang, ia mencium bau parfum tak asing.

Ia pernah mencium bau parfum itu.

Tapi gadis itu lupa.

"Aku udah selesai." Syafiq membawa piringnya sendiri ke dapur.

Tinggal mereka berdua di meja itu.

FAVOUR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang