08

160 18 1
                                    

"maybe you should know darkness before you can appreciate a lantern."

-unknown

—————————

—————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa vote
Tinggalkan jejak untuk dikenang:)

Enjoy the story ❤️

.
.
.

"Mau kemana?" Syakila menatap adiknya yang akan pergi.

Baru saja mereka sampai rumah, cowok itu sudah mau pergi saja.

"Main." Jawabnya singkat.

"Jam segini? Biasanya juga malem kamu main." Syakila bertanya heran.

"Hm. Nanti aku pulang abis isya. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam. Hati-hati, bro."
Syafiq berjalan meninggalkan Syakila yang sedang memakan ice cream di ruang tamu. Bahkan gadis itu belum mengganti seragamnya.

Dia ke kamar hanya untuk menaruh tasnya. Lalu kembali ke bawah untuk ice cream nya.

"Syakila?" Gadis itu menoleh saat Rayyan datang dengan tongkatnya. Lalu duduk di sofa seberang.

"Kenapa, om?"

"Kamu ada buku tulis kosong tidak? Kalo ada saya mau minta. Kalo gak ada gak pa-pa." Ujarnya diakhiri senyuman.

"Oh, ada kok, om. Syakila ambil dulu ya." Syakila beranjak sembari membawa bungkusan sampah ice cream.

Ia membuang sampah terlebih dahulu, baru menuju kamar. Sekalian dirinya membersihkan diri.

Hanya butuh 20 menit. Tubuhnya kembali segar. Dengan segera ia mencari buku tulis kosong.

Lalu ia turun menuju ruang tamu.

Tadinya, ia kira Rayyan sudah masuk ke kamarnya. Tapi ternyata salah.
Lelaki itu masih setia pada posisinya.

Membuat Syakila tak enak hati. Lelaki itu sudah menunggu lama.

"Om."

Rayyan menoleh. Segera ia berdiri. Tak lupa senyumannya menyertai.

"Maaf ya, om. Syakila tadi mandi dulu. Jadinya om nunggu lama." Syakila meringis tak enak hati.

"Gak pa-pa, kok. Gak lama juga." Rayyan mengambil buku yang diberikan Syakila.

Gak lama apaan? Gua kalo jadi dia udah males nungguin buat buku tulis doang.

"Maaf banget ya, om. Btw bukunya buat apa, om?"

Rayyan hanya tersenyum. "Saya ke kamar dulu, ya. Terimakasih bukunya." Kemudian Rayyan meninggalkan Syakila yang masih berdiri menatap punggung lelaki itu.

FAVOUR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang