18

115 16 0
                                    

Haloo

Jangan lupa vote nyaa
Tinggalkan jejak untuk dikenang :)

Enjoy the story ❤️

––––––––––––––––––––––––––––––––––––
"if time cannot be reversed, but the situation can be reversed at any time."

-unknown

–––––––––––––––––



Syafiq berjalan tergesa menuju kamar Rayhan. Tadi ia dikabari oleh asisten lelaki itu bahwa Rayhan mengalami drop.

Untungnya Rayyan sedang pulang akibat dirinya yang memaksa untuk pulang. Dan yang menemani kakaknya hanya Feyla.

Syafiq melihat lelaki yang ia perkirakan lebih tua darinya sedang duduk di kursi tunggu depan ruangan.

Ia beranjak saat melihat Syafiq mendekat.

"Gimana?"

Lelaki itu sedikit menunduk. "Bos sedang ditangani oleh dokter."

Syafiq mengangguk. Berharap lelaki didalam baik-baik saja.

Ia mendudukkan tubuhnya pada kursi. Disusul oleh lelaki itu.

"Siapa nama anda?"

"Ihsan. Nama saya Ihsan."
Syafiq mengangguk paham.

"Kenapa bisa drop?"

Ihsan terdiam. Butuh waktu lama untuk menjawab pertanyaan dari lelaki muda disampingnya.

Syafiq menyampingkan tubuhnya menghadap penuh pada Ihsan. Menuntut jawaban darinya.

"Tadi ibu kesini."

"Ibu?"

Ihsan mengangguk. "Ibu dari bos."

"Ibu kesini, beliau langsung marah-marah melihat kondisi dari bos. Yang saya tau, ibu kalau marah tak kenal kondisi. Ibu suka menghancurkan barang kalau sudah marah."

"Saya sengaja tak keluar untuk berjaga-jaga. Dan benar saja. Saya kaget saat ibu mengangkat tiang infus dan langsung memukul kepala belakang bos."

Syafiq terkejut. Astaga. Jahat sekali.

"Tak hanya sekali, tapi berkali-kali. Saya sudah menahan tubuh ibu. Tapi saya juga terkena pukulan."

Ihsan menunjukkan bagian belakang lehernya yang membiru.

"Untungnya suaminya datang dan langsung menampar ibu melihat kelakuannya yang keterlaluan. Saat itu saya langsung memanggil dokter karena melihat kepala bos berlumuran darah."

"Bapak membawa ibu keluar dari ruangan. Saya sebisa mungkin menahan darah yang keluar dari kepala bos karena menunggu dokter."

"Makanya, saya menghubungi anda sebagai wali pura-pura dari bos."

Syafiq tak mampu berkata-kata. Apa benar itu seorang ibu?

Lelaki itu mengusap wajahnya. "Kita tunggu keterangan dari dokter."

Ihsan mengangguk.

Syafiq merasakan ponselnya bergetar. Satu notifikasi masuk.

Syakila sadar!

FAVOUR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang