FAVOUR [HIATUS]

Prolog

"let it flow without hindrance, without coercion"

-unknown



Jangan lupa vote terlebih dahulu. Tinggalkan jejak yaa. Enjoy the story.

. . . .

"Ayok om, saya bantu," Syakila memegang tongkat lelaki yang dia panggil 'om' itu.

"Eh?" Lelaki itu nampak terdiam. Tidak tahu harus berbuat apa.

"Jangan dilepas tongkatnya ya om. Saya bantu sebrangin," Syakila mulai melangkahkan kakinya perlahan. Diikuti oleh lelaki itu.

Jalanan yang ramai dan matanya melihat lelaki ini, membuat hatinya tergerak untuk membantu.

Tak ada yang mau membantunya. Dengan sukarela Syakila menghampiri lelaki itu.

"Terimakasih ya... Emm...,"

"Panggil aja Syakila, om." Kata Syakila sembari tersenyum. Walaupun lelaki itu tidak bisa melihatnya.

"Oh. Terimakasih Syakila." Ujar lelaki itu tersenyum. Memperlihatkan dimple di sebelah pipi kanannya.

"Iya om. Sama-sama. Om nya mau kemana? Kok sendirian?"

Lelaki itu hanya sendiri. Syakila kira, lelaki itu ingin menghampiri seseorang. Tapi tak ada tanda-tanda orang yang dimaksud.

Lelaki itu masih terdiam atas pertanyaan yang dilontarkan Syakila.
"Emm apa di sekitar sini ada taman? Saya mau kesana."

Syakila manggut-manggut. "Ada om, gak jauh dari sini."

"Alhamdulillah," ujar lelaki itu.

"Ayok saya anter, om. Sekalian saya lewat situ mau pulang." Syakila mulai memegang tongkat itu lagi.

"Oh rumah kamu disekitar sini juga ya?" Tanya lelaki itu.

"Hehe iya, om"

"Terimakasih yaa... Atas bantuannya, Syakila. Maaf merepotkan kamu." Lelaki itu duduk di bangku taman setelah Syakila memaksanya untuk duduk.

"Iyaa gak pa-pa kok, om. Saya ikhlas bantunya."

"Gak pa-pa kan om, saya tinggal?" Lanjut gadis itu.

"Oh iya gak pa-pa. Terimakasih ya sekali lagi, Syakila. Hati-hati di jalan."

"Iya,om. Assalamualaikum." Pamit Syakila pada lelaki itu. Kan sama yang lebih tua harus sopan.

"Waalaikumussalam." Lelaki itu tersenyum.

.
.
.

Kritik dan sarannya boleh dong.
Jangan lupa bagi vote nya.
Muachh

Next?
Spam next disini ->

Spam ❤️ disini ->