12

138 17 0
                                    

"There are times when we must act. There are times when we have to be quiet and wait."

-unknown

——————————









Jangan lupa vote
Tinggalkan jejak untuk dikenang :)
Enjoy the story ❤️

.
.
.

Sudah seminggu ini Syakila sibuk kerjaan sekolah. Bahkan terakhir kali ia menjenguk Rayyan, saat Rayyan belum sadar.

Bukan tanpa alasan. Entah dapat angin apa, Pak Rayhan, menunjuk dirinya menjadi asisten lelaki itu.

Awalnya, ia tak habis pikir. Kenapa harus dirinya yang menjadi asisten lelaki itu.

Dan selama seminggu itu, ia tak pernah punya waktu untuk menjenguk Rayyan. Syakila menyuruh Syafiq untuk membantu Rayyan disana.

Syakila selalu disuruh mengkoreksi ulangan harian milik siswa kelas 10 dan 11. Walaupun Rayhan menyuruhnya untuk mengkoreksi jurusan agama saja. Ditambah ia harus belajar tambahan bersama lelaki itu.

Tetap saja, pikirannya lelah. Tak menampik bahwa itu sangat beban baginya. Bayangkan saja, satu jurusan di masing-masing angkatan ada 36 siswa. Karena memang jurusan agama hanya satu kelas yang berisikan 36 siswa.

Sampai Maghrib ia disekolah. Ia pulang dengan ojek online, karena Syafiq tak bisa menjemputnya. Adiknya itu dirumah sakit bersama Rayyan.

Sampai rumah, ia membersihkan diri. Makan malam dan solat isya. Habis itu ia belajar persiapan untuk esok harinya.

Syakila sampai keteteran. Belum maksimal ia belajar, tapi sudah ketiduran di meja belajar sampai pagi.

Ia solat subuh, lanjut belajar lagi.

Syafiq sampai kasihan melihat kakaknya. Bahkan ia ingin membantu kakaknya disekolah. Tapi itu salah satu dari larangan Rayhan.

Walaupun berat untuk meninggalkan kakaknya, Syakila terus meyakinkan dirinya bahwa ia tak apa.

Dan seminggu ini juga, Syafiq merasakan ada yang berbeda dari Rayyan selama ia menemani lelaki itu.

Tampak tak bersemangat. Awalnya, saat dirinya baru datang, ada pancaran binar senang dari Rayyan. Tapi saat yang datang itu Syafiq, matanya meredup.

FAVOUR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang