_44 Time Blaster

239 58 1
                                    

"Aku yang akan menjadi pendonor jantung untuk anakku."

Semuanya tercengang, "Kami akan membantu mencarikan pendonor, ketua. Kau tidak boleh seperti ini," sahut Younghoon.

Jaebum tiba-tiba memukul bahu Jaesuk dari belakang, "Tugasmu belum usai, Younghoon benar, sebaiknya kita cari pendonor yang memang bersedia, karena kami masih sangat membutuhkanmu di sini."

"Tapi siapa? Kasihan anakku menunggu. Belum lagi harus mencari yang cocok."

"KIta bagi tugas, Younghoon cari orang yang bersedia mendonorkan jantung, bayar dengan berapapun yang orang itu mau, Chanyeol cari bukti di ruang detektif Hwang, sebisa mungkin orangnya tidak tahu, dan aku akan melakukan pembedahan makam orang tidak dikenal itu untuk investigasi, tentunya setelah atasan memberi ijin, kau ketua, carilah peyebab mengapa putrimu bisa sampi membutuhkan donor, aku tahu Seohwa sehat-sehat saja selama ini, dan Lino-- eh, di mana dia? Apa tadi tidak ikut bersama kita?" Jaebum melirik sekeliling, saat di mobil menuju rumah sakit tadi sosok LIno itu juga tak ikut bersamanya.

"Dia menghilang tiba-tiba," sahut Younghoon, mengingat sejak sore tadi, Lino sudah tidak terlihat sama sekali di ruangan mereka.

"Tidak biasanya Lino seperti ini, dia selalu meminta ijin padaku kalau akan pergi," ujar Jaesuk menimpali.

"Aku akan menelponnya, saat ini kita sangat butuh orang," Younghoon mengeluarkan ponsel, lantas menyalakan gps, yang ia pikir kalau hanya dengan menelpon bisa saja Lino berbohong.

Rupanya anggota termuda itu tidak mematikan gps-nya, tertera di layar ponsel milik Younghoon, posisi Lino sedang berada di pemukiman tengah kota, tak jauh dari sungai han.

"Untuk apa dia di situ? Kawasan itu bukan area rumahnya kan?" tanya Chanyeol selepas melirik ponsel milik Younghoon.

"Aku akan mendatangi anak itu untuk tugasnya, bisa-bisanya lalai sekali," ujar Jaebum, lantas pergi begitu saja.

"Ayo mulai bekerja!"

---

Jaebum sampai di tempat, ia melihat dari kejauhan, ada orang yang tengah berkelahi. Melihat salah satunya seperti membawa pistol, ia pun bersiaga juga dengan senjata apinya.

Ia mengendap dari balik gedung, untuk lebih mendekati tempat perkelahian itu, terdapat palangan yang bertulikan jalan rusak, padahal setelah diamati, jalanan baik-baik saja. Hanya saja memang tidak ada orang lewat selain yang sedang berkelahi di sana. Kemungkinan orang-orang beralih lelewati jalur lain.

Matanya kembali melirik gps di ponselnya sendiri, posisi Lino memang sedang di sekitar sini. Tapi Jaebum tak melihat orang selain yang sedang berkelahi di sana, tidak mungkin Lino berada di antara pertarungan itu.

Jaebum kembali ke mobil untuk mengambil walkie talkie-nya, "Lapor, masuk. Terjadi perkelahian bersenjata di distrik 4, kawasan gedung tua. Kirimkan pasukan dengan pengamanan ketat."

Seseorang yang membawa kapak, membuat Jaebum terbelalak. Kapak itu seperti menyatu dengan tangannya. Semakin ia berjalan lebih dekat, sosok yang sedang berebut benda kecil tampak seperti Lino, rekan se-timnya, sedangka yang sedang berkelahi dengan manusia bertangan kapak itu perawakannya seperti Detektif Hwang Minhyun, "Anak itu... Kim Seungmin kan? Temannya Seohwa, apa dia kembar? Tapi tangannya," ia bergumam seraya memperhatian sosok yang paling mengerikan lebih dekat lagi.

Karena merasa hal itu sangat penting, Jaebum pun memotretnya. Saat di zoom, wajah orang kembar itu memang Seungmin, tapi waktu pemeriksan tentang kasus Seohwa dulu, ia ingat kalau Seungmin adalah anak tunggal. Terlebih saat ini Seungmin yang satunya, memilki tangan berbentu kapak

Di sisi lain, terminator Kim Seungmin kewalahan menghadapi Sonkyung yang semakin lama semakin bertenaga, namun ia tetap menyunggingkan senyum miring ketika sistemnya mendeteksi keberadaan Jaebum yang memanggil pasukan, "Datang lagi... semakin banyak malah bagus, kalian mati bersama," matanya lalu melirik sang ayah sekilas, "Tapi ayahku juga."

Waktu pada peledak tersisa satu menit lagi, mengerti ada polisi yang akan datang semakin banyak, oleh detektor yang terbaca dari sistem Seungmin, Jo Suhbin membuat waktunya mundur beberapa menit. Sekarang peledaknya berubah jadi lima menit dari sekarang.

Polisi mulai berdatangan, mereka memang tidak menampakkan diri, hanya saja Seungmin tentu tahu. Ia pun mengerahkan sekuat tenaga memukul Sonkyung hingga terbanting keras, pertama kalinya cyborg tumbang.

Hal itu mengakibatkan bagian dalam perutnya terbuka, semua kabel hancur lantas terbakar.

Seungmin yang sebelumnya ada dua, kembali menjadi satu. Sebelum ia sempat benar-benar membunuh Hwang Minhyun, dari berbagai sudut pasukan kepolisian datang dengan pengamanan ketat.

"Jo Suhbin?! Orang itu masih hidup!" Salah seorang polsi berhasil meloloskan tembakan pada kaki Profesor Jo.

Sedangkan Lino seutuhnya membawa peledak yang waktunya tersisa tiga menit lagi, ia berlari seceiat mungkin menjauh sambil berteriak. Lino mengarahkan langkahnya ke tempat yang sepi manusia, "Minggir!"

Kakinya yang sudah tidak terlapisi sepatu terus menginjak aspal jalanan, lantas berbelok ke ladang yang luas berlari sekuat tenaga menjauhi kerumunan. Ia juga terus berteriak melarang polisi lain yang hendak mengejarnya, "Menjauhlah! Dua menit lagi bom-nya meledak!"

Anggota polisi termuda di tim-nya itu bahkan sudah mengeluarkan bulir-bulir air mata, menetes membasahi pipinya masih dengan menggenggam peledak waktu tersebut.

Dirasa jauh dari bangunan dan kerumunan, Lino duduk bersimpuh, sebab sudah lelah berlari, "Satu menit lagi..."

"Anggota tim kasus pembunuhan, Lee Minho! Kita bisa menjinakkan bomnya!" Teriak beberapa orang yang berusaha mendekatinya.

"Tidak perlu, waktunya sebentar lagi habis! Pergilah! Empat puluh detik lagi!" Sahut Lino.

Tiga... Dua... Satu...

---

Cyborg Sonkyung sudah terbaring penuh kerusakan, tertanda memang sudah mati. Bangkainya di biarkan begitu saja dengan garis polisi mengelilingi.

Jo Suhbin dengan kaki tertembak, berhasil diamankan pasukan polisi, sedangkan Kim Seungmin menghilang tanpa jejak.

Setelah Lino lari membawa peledaknya dan Minhyun dilindungi beberapa polisi, Seungmin tiba-tiba lenyap menjadi logam cair yang langsung meresap ke aspal jalanan.

Minhyun menyingkirkan polisi yang berusaha melindunginya, ia berteriak marah karena tak berhasil membunuh Seungmin menggunakan senjata khusus yang sudah dirancang. Lelaki itu bahkan terus menembak ke bawah, berharap kalau Seungmin dalam bentuk logam cair bisa dikenai, "Sial! Dia kabur, dia masih hidup!"

Target Terminated

Kurang greget dah. Pdahal ini hampir ending.

Target Terminated [] SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang