_34 After Bus Tragedy

253 56 0
                                    

Menarik napas panjang, tubuh yang tadinya membiru berangsur normal kembali selayaknya tidak terjadi apapun, hanya saja seragam bagian dadanya penuh bercak darah, juga beberapa bagian yang koyak.

Dia Seohwa--membuka mata perlahan. Pemandangan di depannya tepat pada wajah Seungmin yang datar tak berekspresi.

Seohwa tertatih bangun, namun tubuhnya yang masih lemas limbung kembali. Jantungnya terasa aneh, ia pun meraba bercak darah itu, sedikit terkejut saat bagian yang melindungi jantung sobek tertancap lempengan besi bus.

"Harusnya kau sudah mati, tapi aku menyelamatkanmu."

Kepala Seohwa bergulir ke arah lain, mencoba mengingat kejadian sebelumnya.

Awak truk menabrak sisi bus yang membuatnya terpental jauh hingga tertimpa pecahan kaca jendela yang besar. Saat itu jantungnya sakit, wajahnya membiru, dan sudah tak bisa bernafas lagi.

Tapi kini bagian luar badannya hanya perih, dan ia masih hidup!

"Bagaimana bisa? Ku pikir aku sudah mati."

"Harusnya iya, tapi sudah kubilang aku menyelamatkanmu," kata Seungmin dengan salah satu sudut bibir terangkat.

Seohwa merinding, ketika melihat mata Seungmin yang saat ini hitam kecoklatan seperti biasanya. Tidak merah menyala seperti saat di dalam bis, sebelum terjadi kecelakaan, "Matamu tadi aneh..."

"Ya, kau sudah banyak tau tentangku 'kan? Mencurigaiku juga 'kan? Jangan kau pikir aku tidak tahu apa saja yang kau lakukan di belakangku, selama ada teknologi di sekitarmu, aku selalu tahu."

"Seungmin, apa maksudmu?"

"Aku tahu kau tidak bodoh. Dengan segala sikap anehmu, pasti kau sudah tahu sesuatu tentangku kan?"

Seohwa menggeleng lemah.

"Waktu itu, malam hari... saat kau naik taksi--"

Seohwa tiba-tiba bangkit seraya memegangi dada, "Jangan bilang?!"

Lelaki itu mengangguk dengan senyuman manis terukir di kedua sisi bibirnya, "Tubuh para preman itu terpotong-potong kan? Seperti habis di mutilasi. Ya memang, aku yang melakukannya. Tapi jangan khawatir, itu caraku menolongmu."

Lagi-lagi Seohwa terkejut, padahal ia sudah tahu atas banyaknya kejanggalan pada Seungmin. Namun, untuk kejadian saat ia hampir diculik waktu itu, sama sekali tak terbesit pikiran jika Seungmin bisa melakukan kekejian seperti itu.

"Mataku merah, karena memang ada lasernya. Jangan penasaran lagi."

"Seungmin, kau ini sebenarnya apa?"

Yang ditanya menggeleng masih dengan senyum lebar, "Coba hitung berapa keunikan pada diriku, yang sudah kau ketahui?"

Seohwa menggeleng sayu, tapi Seungmin terus mendesaknya hingga akhirnya ia mau buka mulut dengan pelafalan terbata, "Matamu merah, saat aku mencakar wajahmu, tanganku malah yang rusak, mutilasi itu..., da-dan... Lubang kecil di punggung," Seungmin tampak tak terkejut dengan pengakuan Seohwa.

"Sekali lagi, simpulkan apa diriku di otakmu?"

"Kau... bukan manusia?"

Seungmin tertawa sarkas, "Lalu?"

Melihat Seohwa yang terlihat ketakutan ia pun menghampiri dan mencekik leher si gadis.

"Namaku S0022k, Kim Seungmin. Robot terminator ke-dua dari Profesor Jo. Ayahmu pasti tahu semua tentang kehidupan pencipta diriku. Dan jika kumpulan orang-orang lemah seperti ayahmu dan rekan-rekannya tahu keberadaanku, kita akan mati."

Kedua tangan Seohwa yang bebas bergerak, beralih ikut mencekik leher lawannya. Tapi yang terjadi, jarinya yang masih terluka, malah tambah parah. Darahnya mengalir deras, bahkan kuku jari kelingking hampir terlepas, "Lepaskan tanganmu, kau akan tersiksa sendiri jika melakukan hal seperti ini padaku."

"Lalu?! Lepaskan tanganmu juga!" Pintanya dengan suara serak.

Seungmin tertawa pelan setelah melihat leher Seohwa yang memerah karena baru ia cekik, "Saat ini, kau sudah tau siapa aku. Dan kau tidak akan bisa membocorkannya, karena salah satu organ dalam tubuhmu sudah jadi bagian dariku, jangan macam-macam atau kau akan mati."

"Aku akan melaporkanmu pada polisi!"

"Silahkan kalau kau berani mencoba. Sebenarnya kecuriganmu dan Hyunjin tu benar, kasus percobaaan pembunuhan berantai itu aku pelakunya. Yang sekarang sudah ada tiga korban."

"Apa yang kau lakukan huh?!" Mendadak Seohwa terjungkal sendiri tanpa ada yang menyentuhnya, kedua tangan memegangi dada. Jantungnya terasa amat sakit. Seolah ada yang meremasnya dari dalam.

"Begini Seohwa, karena jantung lamamu sudah tidak berfungsi. Aku menggantikannya dengan jantungku, intinya kau bisa hidup lagi karena aku. Berterima kasihlah padaku."

"Tidak sudi! Jika aku mati, biarkan! Kenapa kau lakukan hal ini?! Seungmin, ini menyiksaku!"

"Jangan khawatir, kau akan tetap hidup. Asalkan, jangan membantah perintahku."

Alis Seohwa tertaut tidak terima atas ucapannya, "Kau pikir aku pembantumu?!"

Tatapan Seungmin berubah jadi datar dan menajam, "Jika Kau berulah, jantungmu akan semakin sakit. Sekarang, kendali tubuhmu ada padaku. Kita satu jenis saat ini, aku robot dan kau setengah robot, ingat!"

"Iblis! Aku tidak mau! Buang jantung sialanmu ini, lebih baik aku mati!" Seohwa mengepalkan tangan dan memukuli jantungnya sendiri.

"Aku masih membutuhkanmu."

---

Lagi-lagi Chanyeol dibuat terkejut dengan keberadaan Seohwa yang mendadak sudah duduk manis di salah satu brankar, bagian dada dan kuku jarinya yang lecet tengah diobati.

Namun hatinya lega, anak gadis itu masih hidup. Ia pun berjalan menghampiri dengan langkah semangat, "Seohwa, kau baik-baik saja 'kan? Dari mana saja? Aku sudah mencarimu di sini tadi, tapi tidak ada."

Seohwa hanya tersenyum menanggapi, kemudian rautnya jadi murung lagi.

"Ayahmu pasti senang sekarang, kau masih hidup."

'Harusnya aku mati saja, paman. Karena aku akan membawa bencana bagi semua orang.'

Target Terminated

Target Terminated [] SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang