_23 The Third Killing

275 69 4
                                    

"Hah! Apa? Pembunuhan lagi," seru Jiseol yang turut mendengar pembicaraan Seohwa dan ayahnya melalui sambungan telepon.

Seohwa mengerutkan keningnya, bisa-bisanya ada kasus baru, yang padahal kasus lama masih banyak yang belum di selesaikan oleh tim ayahnya, "Kenapa lama-lama aku jadi geram dengan yang namanya pembunuhan! Apa sebenarnya tujuan mereka! Awas saja kalau sampai pelaku-pelaku pembunuhan sudah ditangkap, aku akan memotong leher mereka semua!"

"Yang kali ini, apa cara pelaku masih sama dengan Paman Jinwoon dan korban kedua itu?" Tanya Jiseol yang mengingat baru dua orang yang dianggap masuk dalam kasus pembunuhan berantai. Namun, kedua korban tidak meninggal, hanya saja beberapa anggota tubuh mereka hilang. Ini seperti disengaja.

"Aku tidak tau, tidak sempat bertanya."

Jiseol menggerlingkan kedua bola matanya ke sekeliling. Ia lantas bergidik secara tiba-tiba, "Ayo pulang! Aku jadi takut!"

---

"Ahh tuhan... tolong sudahi ini semua," rengek Chanyeol dengan nada dramatis. Di tangannya terdapat beberapa lembar kertas yang berisi sketsa wajah mengenakan masker, yaitu terduga dari pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini.

Kasus pembunuhan baru, berhasil membuka sedikit celah untuk polisi melakukan penyelidikan. Pasalnya CCTV di sekitar lokasi kejadian masih menyala, menampakkan rekaman pukul 00.00 am, di mana seseorang berpakaian serba hitam dengan masker menutupi sebagian wajah, tengah melintasi jalan tersebut.

Meski hanya secuil bukti, namun, itu sedikit mempermudah polisi untuk lebih mendalami kasus dan menyelesaikan segala permasalahan, tak lupa menangkap pelakunya.

Belum jelas, kalau orang yang berpakaian serba hitam itu adalah pelakunya. Tapi, melihat penampilannya sekilas, itu saja sudah mencurigakan. Terlebih pada jam itu, hanya orang tersebutlah yang lewat.

Entah benar atau tidak, itu bisa saja menjadi taktik.

"Sudahlah Chan, selesaikan saja kasusnya pelan-pelan dan sabar. Kata orang, kalau kita melakukan sesuatu penuh kesabaran, hasilnya tidak akan sia-sia. Siapa tahu setelah ini semua selesai, kita bisa naik pangkat," Younghoon memberi nasehat dengan nada lembut, namun tangan kanannya yang memegang map terus-menerus menghantam bahu Chanyeol.

"Naik pangkat apanya?! Kalau kasus ini tidak segera selesai, korban jadi semakin banyak. Kita bisa dituntut masyarakat kalau begini terus. Bukan hanya dituntut, nama baik kepolisian juga tercoreng, kerja lelet lah, tidak cekatan lah, polisi bodoh lah. Ah! Membayangkan saja, aku pusing!" Seru Jaebum yang terlihat frustasi.

Jaesuk melirik rekan-rekannya, mereka semua lelah. Istirahat yang tidak cukup dan pola makan yang tidak teratur, membuat para polisi itu lebih banyak mengeluh. Meski begitu, mereka tetap melaksanakan tugasnya sebagai pemberi ketentraman dan keamanan untuk rakyat. Mereka selalu begadang hanya untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, karena barang bukti bisa datang kapan saja.

Tak ayal, mereka juga sering lupa makan akibat terlalu serius mengerjakan tugas masing-masing, bahkan terkadang di tengah malam pun mereka akan keluar demi mencari keakuratan bukti tertentu dalam sebuah kasus. Kerja keras yang luar biasa.

"Kasus pelecehan anakmu resmi ditutup?" Tanya Younghoon memecahkan lamunan Jaesuk.

"Tidak, siapa bilang?" Jaesuk mengerutkan dahi.

"Detektif Hwang, katanya sidik jari di pistol dan kapak yang ditemukan di sekitar TKP waktu itu milik seseorang yang sudah mati."

Target Terminated [] SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang