"Tapi Jiseol bilang, jalanan ini angker! Aku tidak mau ke rumahmu, pasti menyeramkan."
Gang sempit itu tampak memerangkap kabut, membuat hawa dinginnya sampai menusuk tulang. Seohwa merapatkan sweater tipis yang tengah ia kenakan, sebelumnya tak akan tahu kalau jalan menuju rumah Seungmin akan sedingin ini.
Matanya melirik lelaki yang tengah berjalan di dekatnya, dia hanya memakai kaos hitam berlengan pendek, tapi sama sekali tidak merasa kedinginan.
Tepat di ujung jalan, ada pemakaman tua yang sepertinya sudah tidak digunakan lagi karena kondisi lahannya yang penuh. Seohwa hanya bisa menghalau pikiran buruk yang terus merasuki otaknya.
"Tempatnya ada di belakang kuburan," kata Seungmin.
Sedangkan Seohwa terbelalak mendengar ucapan lelaki itu, "Di belakangnya bagaimana? Itu rumah kosong, kau lihat sendiri tanaman liar merambat kemana-mana, jendela pecah semua, tiang hampir roboh!"
"Ikuti saja."
Seungmin melangkah terlebih dulu melalui jalan setapak di tengah pemakaman, lantas masuk ke dalam rumah kosong tersebut.
Seohwa hanya diam di luar, tatapannya menajam melihat bangunan tua mengerikan yang berdiri hampir ambruk di hadapannya.
"Ayo masuk!"
"Tapi, bagaimana kalau nanti tiba-tiba runtuh? Kita bisa celaka."
"Tidak akan," Seungmin meyakinkan sembari menariknya masuk.
Sampai ruangan paling belakang, lelaki itu membuka pintu dibawah meja yang tampak seperti Pintu loker dengan ukuran lebih besar, "Masuklah dulu."
Seohwa sontak membulatkan mata, "Ma-mana muat! Itu terlalu kecil."
"Bahkan tubuhku yang lebih besar darimu selalu muat masuk sini," karena kesal, Seungmin pun menundukkan tubuh Seohwa lantas mendorong paksa untuk masuk ke dalam pintu kecil tersebut.
---
Seohwa terdiam menunduk, guna menghindari tatapan mengintimidasi dari pria yang disebut-sebut sebagai seseorang yang menciptakan robot terminator Seungmin.
Ditambah sejak tadi, Seungmin tidak menemaninya lagi. Dia pergi begitu saja seusai sang pemilik rumah datang dari ruangan lain.
"Kau, orang yang sudah menjadi bagian dari Seungminku?" Tanyanya.
Seohwa hanya bisa mengangguk, tak berani membalas.
"Bagus, mulai saat ini Seungmin akan dibantu. Semalam, anak itu bilang, kau sudah menemaninya ya? Mengatasi Jaehyun."
"Iya."
Orang itu tersenyum, "Sepertinya kau anak yang baik dan penurut. Mulai saat ini, ikuti apapun perkataan Seungmin, karena kau bagian darinya, tandanya kau juga sudah jadi anakku, jangan melanggar perintah."
Seungmin tiba-tiba datang dan membawakan segelas air, lantas meletakkannya di depan meja, tempat Seohwa duduk.
"Bukan begitu cara melayani tamu. Tanyai dia, mau minum apa," kata pria itu, menegur anaknya.
"Aku tidak tahu," balasnya acuh.
"Makanya ku beri tahu, Seungmin."
"Ah, tidak usah repot-repot. Aku tidak sedang haus," timpal Seohwa menengahi.
Pria itu beralih menghadap Seohwa seraya mengangguk kepala, "Hmm, kalau begitu perkenalkan, aku Kim Yoonho. Jadi kau, anak manis, siapa namamu? Tinggal di mana dan siapa orang tuamu?"
"Kang Seohwa, dari distrik 3--"
"Dia anak ketua tim kasus pembunuhan kepolisian pusat, Kang Jaesuk dan istrinya Min Yoori, yang sudah tiada sejak dia masih kecil," potong Seungmin, Seohwa tak henti mengekspresikan keterkejutannya, namun beberapa saat kemudian tersadar kalau apa yang lelaki itu lakukan pasti berkaitan dengan terknologi di tubuhnya, mengingat memang bukan manusia.
Semula, pria bernama Yoonho itu menatap dengan lembut, namun saat ini berubah menjadi tajam dan menyeramkan, seperti ingin mengoyak tubuh Seohwa saat ini juga, "Jadi kau anak seorang polisi?" Tanyanya seolah meremehkan, "Tak ku sangka, mereka akan datang sendiri ke sarang macan."
Seohwa tidak bodoh, ia tahu yang ayah Seungmin maksud. Pria itu sudah jelas adalah musuh para pengawal masyarakat alias polisi.
'Ya ampun! Aku akan membuat kekacauan, semuanya jadi berantakan. Kenapa aku bodoh sekali!' Seohwa tiada henti menyalahkan dirinya, karena keadaan pasti akan semakin rumit berkat dirinya pula.
"Biarkan aku membawanya, ayah. Dia pasti jadi takut denganmu," ujar Seungmin menyadari raut Seohwa yang berubah seratus delapan puluh derajat.
---
"Jangan khawatir--"
"Bagaimana aku tidak khawatir! Kalian ini musuhku, musuh semua orang! Sedangkan sekarang, aku adalah bagian dari kalian!" Ia menelungkupkan kepala ke atas bantal di kasur milik Seungmin. Kasur yang bersih dan tampak seperti masih baru, karena sama sekali tidak pernah terpakai, kecuali saat pemiliknya memang ingin memakai.
Seungmin berhenti bicara, diam dan terus diam memandangi Seohwa yang tidak berhenti menangis seraya menyalahkannya. Tapi baru beberapa menit saja, ocehan gadis itu terhenti dan matanya tertutup sempurna, "Tidur rupanya."
Lelaki itu pun membenahi posisi tidur Seohwa dengan membalik tubuhnya perlahan, lantas menaruh selimut menutupi ujung kaki sampai sebatas dada. Ia mendekatkan kepalanya sambil tersenyum kecil, "Lucu, seperti puppy."
Tanpa sengaja bibirnya juga ikut mendekat, Seungmin melihat kesempatan juga kesadaran, "Aku bukan manusia, tak mungkin punya perasaan," ujarnya.
Tapi bibirnya tetap mendekat, mengecup singkat pipi si gadis. Lupa akan kenyataan kalau dia tak bisa dan tak akan punya perasaan kasih sayang.
Target Terminated
Ternyata aku gk bisa berjalan dg dua book yg sama2 on going, jd lebih baik book satunya aku unpub dulu, setelah cerita ini selesai baru bisa publish lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Target Terminated [] Seungmin
Mistério / SuspenseCOMPLETED Teknologi artificial inteligence serempak dimulainya perlahan dan pertahap tanpa di sadari. Salah satu ciptaan kasar AI, justru sengaja dibuat rusak dan berperilaku buruk. Sosok robot terminator dengan daya ingat manusia murni ditugaskan u...