Kim Seungmin itu anak baik, rajin, dan pandai. Di hari pertama ia pindah, sudah mendatangkan berbagai tanggapan pro kontra karena perilakunya. Banyak yang suka, tapi juga benci.
Termasuk Seohwa yang tergabung dalam tim kontra, ia beranggapan jika lelaki itu sudah merebut berbagai kemampuan mumpuni yang biasanya dimiliki satu siswa saja. Termasuk tingkat kecenderungannya memahami mata pelajaran fisika, Seungmin sudah merebut kedudukannya!
"Kim Seungmin nomor lima belas, ini hari pertamamu mengikuti ujian percobaan, tapi kau sudah mendapat nilai terbaik. Kerja bagus, nak," puji seorang guru disela membacakan nilai hasil ulangan.
Seohwa menghentakkan kaki kesal, ia berharap pujian itu hanya diberikan padanya, sekarang dirinya hanya bisa ikut bertepuk tangan untuk anak baru yang sok baik itu.
Tak begitu mempedulikan, dia hanya mengangguk santai, membuat Seohwa semakin murka.
'Sok pintar! Sombong sekali!'
Tangannya mengepal di atas meja dengan tak sengaja menyenggol pada kotak pensil Jiseol, membuat isinya terjatuh berhamburan sampai rusak, "Ya ampun! Ini masih baru!" Sembur Jiseol seraya memperlihatkan tempat pensilnya yang terbelah jadi dua.
Perhatian anak-anak yang tadinya tertuju pada si siswa baru calon teladan, kini beralih pada kedua gadis yang duduk sebangku tersebut.
Jisung tiba-tiba tertawa keras, "Dia pasti iri dengan Seungmin! 'kan posisinya baru saja tergantikan!" sontak mendatangkan tawa dari anak-anak sekelas, bahkan guru fisika yang ada di depan sampai menahan tawanya.
Seohwa hanya bisa memalingkan wajah, si Jisung memang pecinta keributan, "Ini gara-gara kau, Jiseol!"
Tak lama setelah hening, guru lanjut memulai kembali jam pelajaran, tapi Jisung mendadak kembali berceletuk dengan keras "Bu! Seohwa memakai kaos kaki kuning!"
Sontak yang ditunjuk membulatkan matanya.
Tumben sekali Jisung bisa melihat suatu warna dengan jelas dalam jangka yang jauh, jarak bangku mereka memang tidak dekat, Seohwa dan Jiseol paling depan sedangkan Jisung dan Seungmin berada di ujung belakang. Belum lagi, terhalang kaki anak-anak lain. Parahnya, Jisung sedang tidak memakai kacamata lensa miopi-nya, karena selain rabun, ia juga kacau dalam penglihatan jenis warna.
"Kang Seohwa, berdiri!" dengan ragu Seohwa bangkit, "Kenapa kau pakai kaos kaki kuning?"
"Emm, hilang," cicitnya.
"Yang benar saja bisa hilang, jam istirahat nanti, bersihkan seluruh kamar mandi perempuan!" tukas guru fisika tersebut, kemudian kembali melanjutkan pelajaran tanpa menghiraukan tatapan protes dari murid yang barusan dihukumnya. Hanya karena masalah sepele, seluruh toilet perempuan jadi korban pembersihan.
"Wah! Kau hebat sekali bisa melihat jarak sejauh ini," puji Jisung kemudian, sebenarnya yang melihat warna kaos kaki kuning redup milik Seohwa adalah Seungmin, bukan Jisung.
Seungmin tadinya hanya bergumam kecil tapi Jisung tak sengaja mendengar, malah langsung berteriak keras pada guru, yang membuat Seohwa harus mendapat hukuman. Memang dasar pengibar bendera perang.
---
"Kau bersihkan dulu, aku akan belikan makan di kantin. Nanti, dibawa kesini lagi," ucap Jiseol lantas berlari menuju tempat yang dituju.
Seohwa mengangguk sambil tersenyum lebar, temannya itu pasti tidak akan bisa makan sendirian tanpanya. Meski sering bertengkar, tapi Seohwa dan Jiseol sama-sama tidak bisa jauh satu sama lain, the real love and hate friendship.
KAMU SEDANG MEMBACA
Target Terminated [] Seungmin
Mystère / ThrillerCOMPLETED Teknologi artificial inteligence serempak dimulainya perlahan dan pertahap tanpa di sadari. Salah satu ciptaan kasar AI, justru sengaja dibuat rusak dan berperilaku buruk. Sosok robot terminator dengan daya ingat manusia murni ditugaskan u...