Hari sudah berganti lagi, bulan menyingkirkan sang matahari supaya menuju sisi bumi yang lain.
Di malam gelap itu, Seohwa sudah tak merasa takut lagi, sebab ia sekarang berada di kamarnya sendiri. Padahal hal terakhir yang ia ingat, siang tadi dirinya pergi ke rumah Seungmin, dan baru sekarang terbangun.
Seohwa terdiam sejenak, masih dengan posisi duduk di atas ranjang. Mimpi yang cukup luar biasa sampai-sampai ada Seungmin yang tidur memeluk tubuh gadis itu setelah mencium pipinya.
"Sepertinya aku mulai gila," gumamnya seraya tertawa miris. Menyukai makhluk yang bukan ciptaan tuhan, adalah hal terbodoh di dunia. Itu sama saja jika dirinya menaruh perasaan pada benda mati, layaknya seseorang yang punya penyakit kejiwaan.
Tapi mengingat kondisi fisik robot terminator itu memang serupa dengan manusia, semua orang bahkan bisa tertipu.
Seohwa tiba-tiba menangis setelah tertawa sendiri, mentalnya bisa jadi mulai terganggu karena tekanan yang berlebihan.
Kalau ia harus membiarkan Seungmin membunuhnya, maka selesai sudah, permasalahan tidak akan semakin sulit. Tapi saat ini hanya dirinya yang bisa membocorkan perihal kekejian yang Kim Yoonho lakukan, namun bagian tersulit, tidak ada cara membocorkannya.
Sebaliknya, jika terus mengikuti alur yang Kim Yoonho inginkan, Seohwa akan masuk dalam jajaran nama seorang kriminal. Ayahnya yang seorang polisi, akan sangat kecewa, tapi tidak ada pilihan lain.
Seohwa hanya belum siap mati terlebih dulu, ia tak ingin menambah beban pikiran untuk ayahnya, apalagi kesepian tanpa seorang istri dan anak. Semenjak kepergian ibu, ayah selalu menjaganya sepenuh hati, Seohwa belum bisa membalas jasanya, dan malah akan menghancurkan dunia kasih sayang mereka sendiri.
Ceklek. Pintu terbuka, tampak ayah sudah pulang bekerja, pakaian yang dipakainya masih sama seperti saat berangkat.
Ayah tercengang melihat kondisi putrinya. Mengangis sendirian, setelah itu tertawa kecil di saat kedatangannya, "Ayah~ maafkan aku. Semua bukan salahku."
"Apa yang kau bicarakan?" Tanyanya sembari berjalan mendekat.
"Aku, akan mengatakan semuanya padamu. Jadi, setelah ini aku akan mati. Jangan marah ya, masih banyak orang yang akan menjaga ayah di dunia ini setelah aku menyusul ibu."
Alis ayah langsung menukik tajam, "Bicara apa kau ini?! Jangan main-main dengan omogan jelek!"
"Aku sudah membunuh--" ucapannya terputus, Seohwa seketika tergeletak dengan darah berceceran di atas kasur.
Prang! Bersamaan kaca jendela pun pecah, kondisinya mengenaskan seakan sudut bibir kirinya baru saja di robek.
Sang ayah berteriak histeris, kepalanya menoleh ke arah jendela, namun tak ada apapun di sana. Benda yang terlempar pada Seohwa seperti tak kasat mata.
Tanpa membuang waktu, ayah membawa Seohwa segera ke rumah sakit, berharap putrinya baik-baik saja, dan tidak akan pernah meninggalkannya seperti yang sudah diucapkan.
Tidak ada harapan lain saat mobil mulai dijalankan, hanya ada do'a yang terus terucap dari bibirnya. Do'a untuk keselamataan sang anak.
Seseorang menatap sendu kepergian mobil itu menjauh dari pekarangan rumah Seohwa, ia menatap kedua tangannya sendiri, lantas meremas telapak, seolah ada suatu benda di sana.
"Aku benci seperti ini."
---
Minhyun dan Lino berada di dalam mobil, tepat di dekat gang sempit jalan menuju rumah robot terminator Kim Seungmin.
Keduanya berani datang, sudah jelas pasti punya rencana matang. Minhyun tidak akan berani melakukannya jika semua belum sempurna, jadi sejak masih kecil, otaknya terus berjuang memikirkan nasib sang kakek yang hilang dibawa si pencipta robot terminator itu, dan adiknya yang hilang tanpa kabar.
Minhyun tahu kakek dan adiknya belum mati, ia berusaha sekuat tenaga untuk terus mencari mereka yang tentunya tak jauh dari keberadaan Profesir Jo atau sekarang berganti nama menjadi Kim Yoonho.
Namun, ternyata adiknya tidak ada bersama pria keji itu, sementara kakeknya sudah di bunuh. Alasan ia masih berusaha mengulik, karena ingin membongkar segala kejahatan pria itu, membuatnya dihukum mati. Sama seperti bagaimana keadaan keluarganya saat di bunuh oleh suruhan Profesor Jo.
Hancur, hanya tersisa Minhyun di usia kanak-kanak dan adiknya yang dulu berusia satu tahun belum genap.
Kalaupun masih hidup, adiknya pasti sudah berubah total, Minhyun tak akan dapat mengenalinya lagi.
"Detektif Hwang, aku deg-degan sekali... huuuh," celetuk Lino, membuyarkan ingatan masa lalunya.
"Jangan gugup, kita hanya perlu diam dan mengawasi dari sini. Tapi sepertinya kau harus keluar, suruh orang-orang untuk tidak berlalu lalng di sekitar sini, akan sangat berbahaya."
"Bagaimana aku bisa menyuruh mereka pergi, tidak ada alasan yang logis."
"Ya, terserah. Kau cari cara sendiri saja."
"Baiklah, aku akan bilang kalau ada bom di jalanan ini--"
Minhyun memoting ucapannya, dengan memaki, "Bodoh! Itu bisa mendatangkan polisi lain untuk datang!"
Lino mendengus, "Kenapa kita tidak bawa pasukan saja?! Satu kantor ada ratusan orang, kan lumayan kalau panggil bantuan dari kantor lain."
"Iya, lalu semakin banyak lagi korbannya," cibir Minhyun.
"Jadi, kau mau mengorbankanku dengan hanya mengajakku?" Rautnya ia buat sesedih mungkin, membuat Minhyun tersenyum penuh kesedihan. Memang gila, membawa anak buah yang sedikit aneh di situasi seperti ini.
Tidak ingin membuang waktu lagi, Minhyun menekan tombol yang ada di mesin kotak buatannya, sosok yang duduk di jok belakang membuka mata dengan perlahan, "Terminator non-danger, SSK02 telah diaktifkan. Mr. Hwang."
"Lakukan tugasmu, Sonkyung. Cari cyborg pembunuh itu, habisi dia."
Sosok di belakangnya mengangguk sigap, "Kim Seungmin," ia bergumam, mengingat nama orang yang akan menjadi lawan pertamanya.
Sonkyung keluar dari mobil, dalam keadaan jalan yang sudah sepi berkat akal cerdik Lino. Ia bisa lebih leluasa memakai kemampuannya, kakinya menghentak pelan, namun menimbulkan retakan cukup parah. Mengundang Seungmin yang datang tiba-tiba mengenakan bentuk Logam cair.
Seungmin meregangkan tubuh, seusai merubah wujud menjadi manusia, "Errgh, Hwang Minhyun sudah siap menyerang kami?" remehnya.
Minhyun hanya diam di dalam mobil, tapi Lino sudah ketar-ketir di balik salah satu bangunan. Ia terlambat untuk segera masuk ke mobil milik Minhyun. Matanya menatap jeli kedua sosok aneh itu, muncul sedikit ke-iri-an di hatinya, "Mereka berdua tampan semua! Padahal bukan manusia."
Seungmin sudah melakukan shipeshifting terhadap kedua lengannya, yang kanan menjadi pistol, sedangkan yan kiri jadi pedang bermata ganda, "Ayo, tunjukkan siapa yang lemah di sini!"
Sonkyung tanpa banyak bicara, tanpa melakukan perubahan terhadap tubuhnya sendiri sudah sangat siap, "Kau sudah rusak terminator S0022k."
Target Terminated
Sudah mau ending manteman🤧
Hamdalah
KAMU SEDANG MEMBACA
Target Terminated [] Seungmin
Mistero / ThrillerCOMPLETED Teknologi artificial inteligence serempak dimulainya perlahan dan pertahap tanpa di sadari. Salah satu ciptaan kasar AI, justru sengaja dibuat rusak dan berperilaku buruk. Sosok robot terminator dengan daya ingat manusia murni ditugaskan u...