"Anak-anak panti memang sebanyak ini ya?"
Hyunjin yang tengah menghitung jumlah box ayam goreng jadi terhenti, dan menatap Seohwa dengan alis terangkat.
Seohwa sadar ada yang salah buru-buru tertawa untuk menghilangkan kegugupannya, "Maksudku apa makanan yang kita beli cukup? Sepertinya kurang."
"Kalau tidak cukup, tinggal pesan lagi kan bisa."
"Iya... kalau begitu aku kesana dulu," Seohwa berlalu menghampiri Sejung yang tengah duduk bersama gadis yang sepertinya seumurannya. Pun wajahnya mirip dengan Hyunjin.
Hyunjin menghela nafas setelah Seohwa menjauh, "Apa dia terkejut melihat kehidupan asliku."
---
Seluruh orang yang berada di kantor polisi pusat, kini tengah dirundung kegelisahan. Kasus-kasus lama belum bisa terpecahkan sama sekali, dan makin kesini malah banyak sekali kriminalisasi yang terjadi.
Paniknya ditambah adanya protes dari masyarakat yang tidak terima dengan kinerja para polisi. Entah tidak becus, bodoh, lelet dan masih banyak tuduhan yang tidak mengenakkan lainnya.
Sedangkan ada pula salah satu tim yang begitu di bebankan tanggungan. Mereka tidak bisa tidur atau sekedar memejamkan mata karena saat ini pun kedua indra penglihatan tersebut masih mengarah ke layar persegi panjang di atas meja, "Bagaimana ini? Apa kita harus menghentikan penyelidikan kasus pembunuhan berantai itu. Dan beralih ke mayat tanpa kepala?" Kata Younghoon terdengar lesu.
"Masih banyak kasus lalu yang kita belum bisa temukan jalan keluarnya, dan sekarang tambah lagi," timpal Chanyeol tak kalah lesu dibanding Younghoon di meja seberang.
Melihat rekan-rekannya pusing, Jaebum ikut memijat kepalanya, "Kenapa semuanya dibebankan pada tim kita? Padahal tim lain paling tidak bisa membantu."
Jaesuk yang tengah membaca laporan hasil penyelidikan tentang Ko Mijoo--terhenti sejenak. Lelah fisik iya, batin juga iya, "Semangat kawan-kawanku, ini tugas kita. Jangan sampai mengecewakan rakyat lagi, kita pasti bisa," ujarnya menyemangati.
"Tapi apa harus ya... semua ini kita yang ambil alih. Kenapa tim lain dilarang membantu! Kenapa tugasnya tidak dibagi! Kenapa kasusnya banyak sekali!" Keluh Lino menggebu-gebu.
"Namanya polisi ya begini No, kalau mau santai ya tukang bakso," sahut Younghoon.
"Mana ada tukang bakso santai, siapa yang bikin baksonya? Siapa yang layani pembeli? Tukang bakso repot juga, tahu!" Jaesuk hanya berusaha menyelipkan candaan diantara teman-temannya yang kini sudah lelah.
"Tapi waktu sepi pembeli, setidaknya mereka bisa istirahat."
"Syukuri profesi masing-masing. Ada enak ada repotnya jadi polisi, tukang bakso pun begitu," Lino sontak mendapat riuh tepukan tangan. Bahkan Chanyeol yang tadi hampir tertidur, malah terus mengacungkan ibu jarinya.
"Hari ini otaknya bener!"
"Lino habis makan apa ya? Kenapa jadi normal?"
---
Pagi-pagi sekali Seohwa sudah datang ke sekolah, alasannya sungguh sederhana. Ayahnya tidak pulang lagi semalam, jadi ia takut di rumah sendirian. Padahal biasanya tidak, hanya saja tengah malam, Jisung mengiriminya banyak foto korban pembunuhan tanpa kepala tidak di sensor yang terjadi di gedung kepolisian. Itu membuatnya kesulitan tidur.
Namun sepertinya pilihan untuk pergi sekolah lebih awal, juga tak begitu bagus. Belum ada orang sama sekali, bahkan satpam pun belum datang. Wajar saja, baru pukul lima pagi, matahari belum begitu rela menunjukkan diri.
"Tahu begini, lebih baik cari makan," yang tadinya duduk di bangku depan pos satpam, kini gadis itu memutuskan keluar area sekolah.
Kedua kaki Seohwa terhenti tepat di kedai katsu, melihat sudah ada beberapa orang mengantri, ia ikut tertarik.
"Yang seperti itu pasti ada campur tangan teknologi, dan pelakunya bukan orang biasa. Mereka harus menghilangkan jejak, rekaman CCTV, apalagi masuk ke kawasan gedung polisi yang dijaga ketat tanpa sepengetahuan itu mustahil untuk orang seperti kita," Seohwa diam-diam menguping pembicaraan orang-orang di depannya.
"Benar juga, apalagi teknologi jaman sekarang sudah tak terbatas. Terlebih, ini negara maju. Tapi harusnya teknologi pemerintah juga lebih unggul dIbanding milik swasta, kalau sudah kejadian seperti ini kan, repot sendiri," sahut satunya.
"Yang namanya penemuan kan bisa datang dari siapa saja, kalau orang itu tidak mau berbagi ya tidak akan tersebar. Apalagi yang berkaitan dengan kecerdasan buatan, orang yang punya tujuan buruk, mana mau berbagi ilmu. Bisa-bisa gagal niat jeleknya."
"Jadi jelasnya kejadian pembunuhan di gedung kepolisian itu berhubungan dengan teknologi?"
"Ya jelas! Tanpa teknologi, apa yang dilakukan pelaku, tidak akan semulus sekarang ini."
Seohwa mulai cemas mengingat ayahnya yang tentu banyak bersangkutan dengan kejadian kriminal, apalagi ayahnya berada di tim yang khusus menangani pembunuhan. Jika terjadi kesalahan sedikit saja, ia bisa kapanpun kehilangan orang tua satu-satunya tersebut.
Dan soal pembunuhan, jika berkaitan dengan teknologi juga pasti berhubungan dengan dunia internet, seharusnya lawan dari sang pelaku itu adalah hacker, cracker ,atau bahkan kriptografer yang mungkin tahu seluk beluk dunia teknologi informasi berbasis kode.
Target Terminated
KAMU SEDANG MEMBACA
Target Terminated [] Seungmin
Mystery / ThrillerCOMPLETED Teknologi artificial inteligence serempak dimulainya perlahan dan pertahap tanpa di sadari. Salah satu ciptaan kasar AI, justru sengaja dibuat rusak dan berperilaku buruk. Sosok robot terminator dengan daya ingat manusia murni ditugaskan u...