"Namanya Son Jeongwoo, saat meninggal dia seusia kalian. Mungkin kalau sekarang masih ada, sudah berkeluarga sendiri."
Seungmin menatap datar wanita beraut sendu di hadapannya.
Jo Woo Ri
45 tahun
Kepala panti asuhan geumyong
DANGER!Ia terbelalak ketika sistem tubuhnya membaca data diri Jo Woori. Wanita itu berbahaya dari keberadaannya.
Pantas saat datang, Seungmin tak merasakan keadaan genting sama sekali. Biasanya jika ada suatu bahaya di sekitar, tubuhnya akan langsung memberi reaksi melalui sistem controller.
Tapi kali ini tak ada karena Woori sendiri lah bahanyanya. Keberadaanya patut di curigai.
"Maaf ya mengganggu waktumu, aku hanya rindu putraku. Kau tahu, wajah kalian benar-benar mirip."
"Tidak seharusnya bibi memaksa Seohwa untuk membawaku ke sini. Kita tidak saling mengenal sebelumnya."
"Maaf, aku benar-benar minta maaf. Ini terdengar tidak tahu diri, memang. Tapi sebelum aku mati di penjara, sekali saja aku ingin melihat bayangan putraku pada dirimu. Ku mohon mengertilah."
"Ya, tidak masalah. Sekarang aku boleh pergi kan? Tidak ada yang bisa kita bicarakan di sini. Aku merasa canggung dengan orang asing."
---
Seungmin tak berhenti pura-pura kesakitan karena kakinya terus ditendang, "Aku dengar jelas pembicaraan kalian! Dasar, kau benar-benar tidak sopan!"
"Aku memang tidak mengenalnya, jadi aku bingung harus bersikap bagaimana," bantahnya pada Seohwa yang kini beralih mencoba mencakar wajahnya.
Akhirnya ia hanya bisa menutup wajah menggunakan kedua lengan yang disilangkan, "Berhenti Seohwa!"
Hyunjin dari belakang tiba-tiba menarik tangan Seohwa, lantas menghimpit tubuhnya, "Jangan marah-marah, Seungmin memang bodoh!"
"Aku kesal! Bibi Woori pasti kecewa."
"Nanti kita bantai dia bersama, tapi jangan di sini. Jangan membuat keributan di kantor polisi."
Hyunjin merasakan kedua tangannya lengket, ia melihat kuku Seohwa rusak juga mengeluarkan darah. Hal ini terjadi karena sehabis mencakar Seungmin.
Namun kulit Seungmin terlihat baik-baik saja, bahkan tak ada bekas goresan sedikitpun.
Seohwa dan Hyunjin kompak menatap Seungmin secara tiba-tiba.
Sementara yang ditatap langsung melengos pergi tanpa sepatah kata. Seungmin berjalan pelan keluar kantor polisi membawa amarah yang meningkat, "Jo Woori menjadi target selanjutnya. Tapi bagaimana dengan Seohwa?"
---
"Semakin lama, aku merasa ada yang aneh padanya. Waktu itu lubang kecil sepertinya terbuat dari logam, sekarang tangannya yang tidak terluka setelah ku cakar, kenapa malah jariku sendiri yang terluka. Padahal kulit lawan kuku, harusnya kulitnya yang kalah!" jelas Seohwa mengingat keadaan janggal ketika bersama Seungmin.
Hyunjin yang tengah membukakan penutup obat merah--terhenti ketika mendengar penuturan Seohwa, "Lubang? Maksudnya?"
"Di punggungnya ada dua, kecil seukuran lubang earphone. Aku sudah dua kali melihatnya."
Bukannya curiga pada kejanggalannya, ia malah terfokus pada sesuatu, "Bagaimana bisa kau melihat punggung laki-laki?!" Teriak Hyunjin.
"Tidak sengaja, bajunya tersingkap!"
"Kau pikir aku percaya?!"
"Apa masalahnya jika kau tidak percaya? Ini mataku, bebas ku gunakan untuk melihat apa saja."
"Dasar perempuan gila!"
Seohwa sontak mengangkat tinggi sikunya, sampai mengenai kepala Hyunjin, "Aku tidak seburuk yang ada di pikiranmu, asal kau tau!"
Hyunjin meringis kesakitan, 'Sebenarnya kau tidak pernah buruk di mataku. Namanya juga cinta, memang cinta itu buta. Walaupun hanya sebatas cinta monyet.'
"Ngomong-ngomong, kalau kulit Seungmin tidak terluka, dia itu apa ya? Tidak mungkin setan kan?"
Hyunjin menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, "Ya bisa jadi dia setan. Coba pikir, makhluk apa yang tidak bisa terluka?"
"Dia... malaikat? Makhluk gaib?"
"Dia pasti setan, bukan malaikat."
Kalau beranggapan Seungmin adalah setan atau malaikat sekalipun. Itu rasanya hanya guyonan mereka berdua.
"Tapi dulu... Apa kau ingat kasus percobaan pembunuhan atlet Oh Yujung?"
Hyunjin mengangguk ragu, "Beritanya beredar di mana-mana. Apakah ada hubungannya dengan Seungmin?"
"Aku tidak tahu ini benar atau salah. Waktu itu aku lewat rumah Oh Yujung beberapa jam sebelum kejadian pembunuhannya berlangsung, di depan gerbangnya ada sosok berpakaian hitam. Sosok itu mirip... Seungmin."
Hyunjin menggigit bibirnya, "Kasus itu belum terpecahkan sampai sekarang kan? Kasus percobaan pembunuhan yang terjadi secara berantai. Sampai saat ini sudah ada tiga orang yang jadi korban."
"Iya, dan ketiga korban itu adalah mantan anggota kepolisian. Yang ku kenal salah satunya Ong Jinwoon, dia teman dekat ayahku. Korban pertama kasus itu."
"Kalau memang yang kau lihat itu Seungmin, apa kau yakin? Aku memang tidak menyukainya, tapi rasanya sungguh tidak mungkin kalau kasus pembunuhan itu bersangkutan dengan Seungmin, dia terlihat seperti anak baik-baik walau kenyataannya tidak," jelas Hyunjin.
"Kata ayahku, pembunuhnya itu sangat cerdik, beraksi dengan bersih dan teliti. Juga pintar."
Hyunjin menangkap raut gelisah wajah Seohwa.
"Dan menurutku Seungmin punya semua sisi itu. Dia sangat teliti, saat mengerjakan tugas tidak ada satupun huruf yang keliru, dia juga cerdik dan pintar, buktinya selalu bisa mendapat nilai sempurna, dan dia orang yang sangat bersih, semua anak di kelas seketika menjadi gila hanya karena Seungmin menyuruh kami bersih-bersih setiap menit bahkan detik."
"Kau mencurigainya?"
"Tidak, tapi bagaimana ya... semua mengarah padanya. Dari dulu aku sudah berpikir tentang hal ini ada kaitannya dengan Seungmin," Seohwa menatap Hyunjin yang juga tengah memperhatikannya, "Kau orang pertama yang ku beri tahu, jangan bilang pada siapapun. Tidak ada bukti fisik tentang ini."
Target Terminated
KAMU SEDANG MEMBACA
Target Terminated [] Seungmin
Gizem / GerilimCOMPLETED Teknologi artificial inteligence serempak dimulainya perlahan dan pertahap tanpa di sadari. Salah satu ciptaan kasar AI, justru sengaja dibuat rusak dan berperilaku buruk. Sosok robot terminator dengan daya ingat manusia murni ditugaskan u...