PART 08

1.6K 142 7
                                    

Setelah menikmati makan malam, Reyent merengek meminta menghubungi Darmi untuk datang kerumahnya. Stella pun menuruti permintaan putranya, apa lagi besok adalah hari ulang tahun Darmi. Rencana Stella ingin merayakan di rumahnya. Reyent mengambil guitar kecilnya, lalu di mainkan sembari menyanyi-nyanyi. Rey juga ikut menyanyi. Sepertinya Reyent mencintai seni musik. Selain hoby menonton, main motor atau mobil mini, main dram Reyent juga sering memainkan guitar kecilnya pemberian Dana.

Ayah dan anak itu masih terus menyanyi dan main guitar sembari tertawa. Kadang Rey menggodanya, dan Reyent berteriak. Seperti Rey bilang ingin buat adek perempuan, Reyent marah teriak-teriak dan memukuli Ayahnya. Tidak cuma sekali dua kali Rey bilang ingin buat adek, tapi Reyent selalu menolak dan marah. Reyent tidak mau punya adek sendiri. Jika nanti dia punya adek, alasannya Pipi-Miminya tidak sayang lagi sama dirinya, tidak perhatian lagi, tidak boleh tidur bertiga lagi.Dan dia berkata, "Leyent sudah punya dua dedek pelempuan namanya Jennyse sama Denia. Vita juga adek Leyent." Ketus Reyent sembari memukuli dada Ayahnya. Rey tertawa, dia memang suka sekali menggoda putranya, menjailinya.

"Reyent sini ngomong sama Tati. Tati bilang lusa baru datang kesini, okay!"

"Nggak, nggak, nggak Tati datang sekalang. Tidak boleh besok."

"Eh eh Reyent tidak boleh gitu. Dedek Jennyse sakit. Tati menemani dedenya. Katanya Reyent Abangnya! Reyent sayang kan sama Dede Jennyse?" Kata Stella.

Mengangguk. Reyent kembali merengek. "Enggak, mau Tati mau Tati. Huuaaa huuaaa. Mau Tati, Mimi." Ucap Reyent sembari berteriak , terisak dan bibirnya mencebik. Pun Reyent mulai rewel mengamuk, guitar yang tadinya di mainkan di lempar ke lantai. Menangis guling-guling di lantai, memanggil-manggil Darmi lewat panggilan video call. Memaksa Darmi datang malam ini juga, padahal Stella sudah bilang jika lusa Darmi baru bisa datang. Karena malam ini Jennyse putri Ririn sedang demam, jadi Darmi ke rumah Ririn membantu merawat cucu keduanya.

"Reyent tau tidak kata besok, hem? BESOK PAGI Tati datang. Sekarang sudah malam, sedang hujan juga, nanti kalau ada apa-apa bagai mana, hem?" Kata Stella mulai emosi. Rey hanya mendengar celotehan Stella dan Reyent sembari mengambil gambar istri dan putranya. Rey merekamnya.

"ENGGAK!!"

"REYENT." Bentak Stella.

"HUUAAAA. MAU TATI MAU TATI!"

"Reyent, hai Reyent tidak boleh nakal ya! Reyent harus dengarin apa kata Mimi Pipi, hem? Kalau Reyent nakal Tati tidak mau datang ke rumah Reyent."

"Tati datang sekalang. Sekalang Tati, huhuaaaaa huuaaa." Tangis Reyent semakin keras, teriakkannya pun sampai mengagetkan para ART. Terutama Darwati yang selalu di panggil Budhe.

Rey datang lagi menghampiri Reyent yang masih meraung berteriak. Tangannya memegang stik panjang tapi kecil. "Bawa sini kedua tangannya?" Pinta Rey.

Menggeleng. Reyent menyembunyikan kedua tangannya kebelakang tubuhnya sembari menggeleng. Menangis sesenggukkan. pandangannya fokus ke layar ponsel Stella yang memperlihatkan wajah Darmi. Reyent masih terus memanggil Tatinya suruh datang malam ini juga.

"Kesiniin tangannya!" Pinta Rey lagi sembari meraih tangan Reyent. Rey mulai memukul telapak tangannya. "Siapa yang mengajari Reyent melawan Mimi, hem?" Satu pukulan satu pertanyaan. Meski Reyent tidak menjawab, dia hanya menunduk, menggeleng dan menangis. Rey kembali memukul telapak tangan Reyent. "Siapa yang mengajari Reyent mengamuk dan berteriak, hem? Kenapa Reyent tidak menurut? Tidak mau dengar apa kata Mimi? Tati sudah bilang tidak bisa datang malam ini, bisanya besok. Tapi kenapa Reyent berteriak, mengamuk, menangis melempar semua barang? Siapa yang mendidik Reyent seperti itu? Kenapa Reyent semakin nakal? Ini terakhir kalinya Reyent seperti ini. Pipi tidak mau melihat Reyent marah berteriak seperti malam ini. Jika sampai terulang lagi, hukumannya lebih dari ini. Pipi kurung lagi mau?" Reyent menggeleng.

HE'S MY SON // Season02Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang