PART 26

741 92 2
                                    

Kasus tentang kecelakaan Stella sudah di urus oleh pihak kepolisian. Mobil Stella semua di periksa apa penyebab Stella kecelakaan. Saat polisi memeriksa bagian remnya ternyata ada yang putus. Seperti sengaja di putus agar remnya blong. Polisi juga mengecek CCTV yang tersembunyi terletak di mobil Stella. Saat di periksa ternyata ada seorang wanita sengaja memutus rem mobil milik Stella. Ketika Stella sedang berhenti di depan toko bunga. Wanita itu diam-diam memutus kabel rem mobil Stella. Lantas polisi segera menghubungi tangan kanan Rey untuk datang ke kantor polisi. Saat itu keadaan Rey sedang tidak baik, mengalami depresi. Jadi polisi menghubungi orang kepercayaan Rey.

Pio dan Vito yang datang ke kantor. Polisi menjelaskan semua, memperbesar rekaman CCTV dan bertanya siapa wanita itu? Ada hubungan apa dengan Stella?

Vito pun memperhatikan rekamannya. "Saya sangat tau wanita itu. Dia adalah karyawan kami. Dia masih baru bekerja di Arena. Dia adalah Kezia. Wanita itu menyukai sahabat saya. Maka ia berusaha ingin membunuh istri sahabat saya." Tutur Vito.

"Kami akan berusaha mencari wanita ini. Semoga saja kami semua bisa menemukan di mana wanita itu bersembunyi." Kata polisi yang bernama Feri.

"Terima kasih banyak atas kerja samanya. Nanti akan saya sampaikan kepada keluarga sahabat saya."

"Sama-sama Tuan."

Vito dan Pio pun pamit undur diri, polisi memberikan barang milik Stella. Mobilnya di bawa ke bengkel untuk di perbaiki. Karena mobil ini hadiah pertama dari Rey. Meski tidak bisa di gunakan lagi, tetap di perbaiki.

Ketika Rey sudah sembuh, mendengar cerita dari Vito, Rey sangat murka. Dia marah-marah, menyuruh semua bodyguard ARENA untuk mencari Kezia. Rey tidak terima atas perbuatan Kezia. Jika bertemu dengannya Rey ingin membunuhnya. Sekarang Rey memberi ancaman sama semua staff Casino, Arena maupun Caffe. Tidak boleh meniru seperti Kezia. Sampai Saat ini Kezia belum di temukan. Polisi masih terus mencari keberadaan Kezia. Terkadang polisi menyamar memakai pakaian biasa atas permintaan Roni ayahnya Rey.

Rey berada di perjalanan ingin menjemput putranya di AIS. Tempat di mana putranya sedang belajar. Rey sudah sampai di depan gerbang sekolah Reyent. Menghubungi Alano yang duduk di pos satpam menunggu Reyent. Rey bertanya kelasnya Reyent sudah selesai apa belum? Kata Alano sebentar lagi, sepuluh menit lagi kelas akan selesai dan waktunya pulang. Rey menunggunya di dalam mobil sembari melihat rekaman Stella yang terbaring di rumah sakit. Ruang rawat Stella memang Rey pasang pelacak.

Kelas Reyent pun selesai. Reyent berjalan menghampiri Alano. Muka Reyent bengkak abis menangis.

"Reyent kenapa, hem? Ada yang jahat sama Reyent? Siapa yang jahat? Bilang sama O'om." Tanya Alano kawatir.

Reyent menggeleng. Dia menunduk. Bibirnya mencebik. "Mimi, Reyent kangen Mimi, O'om." Gumamnya pelan.

"Mimi tidak apa-apa. Mimi sedang bobo. Kan Mimi capek jadi harus istirahat. Ayo kita pulang, di luar ada Pipi."

Mendongak, tersenyum. Reyent berlari. Alano mengejarnya dan menggandeng tangan Reyent. Rey keluar dari mobilnya, kaca matanya ia lepas saat melihat putranya meneriakinya.

"Pipi." Panggil Reyent.

"Hai little boy. How school today?" Reyent menunduk. Kembali sedih. "Kok malah sedih. Kenapa hem?"

"Reyent tadi di kelas menangis Pipi. Reyent ingat Mimi. Terus Reyent menggambar Mimi yang terbaring di rumah sakit. Terus menggambar Pipi, Mimi sama Reyent waktu jalan-jalan bertiga." Papar Reyent. Kedua matanya berkaca-kaca. Bibirnya mencebik. Rey berjongkok, mengusap kepala putranya. Hatinya sakit melihat putranya rapuh seperti ini.

"Reyent tidak boleh sedih terus. Reyent harus tetap semangat. Mendoakan buat Mimi agar cepat bangun, hem!" Reyent mengangguk. Lalu air matanya mengalir di pipinya.

HE'S MY SON // Season02Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang