PART 17

1.1K 112 5
                                    

Dr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dr. Liew Chen baru tiba di Jakarta pada pukul sembilan lewat limabelas menit. Ternyata dokter Liew mau datang. Rey sangat beruntung karena dokter Liew mau menangani istrinya. Kini Stella sedang di periksa oleh dokter Cicko dan dokter Liew sebelum masuk ke ruang operasi. Keluarga Digantara dan Ruslan sedang menunggu di ruang tunggu. Awalnya Nancy sempat terkejut ketika Rey menelpon memberitahu bahwa Stella terkena penyakit tumor rahim. Dan hari ini akan di operasi. Begitu pun Darmi dan Ruslan sangat syok. Setahunya putri angkatnya itu sehat-sehat saja. Tapi kenapa tiba-tiba mau di operasi?

Itu lah Stella orangnya terlalu pendiam, jika ada apa-apa di pendam sendiri. Harusnya saat merasa sakit dia periksa ke dokter. Tapi Stella membiarkannya saja.

Dokter sudah selesai memeriksa Stella. Kini saatnya pasien di pindahkan ke ruang operasi. Sebelum di pindahkan Rey menguatkan istrinya, memberi semangat agar tidak terlalu takut.

"Aku takut Rey!" Rengek Stella.

"Jangan takut. Ada aku di samping mu. Semua akan baik-baik saja. Kamu pasti kuat sayang. Tahan ya!" Kata Rey memberi semangat istrinya. Kelima jemari Rey di satukan dengan kelima jari Stella. Menggenggamnya dengan erat. Lalu, mencium kedua mata Stella, keningnya, hidungnya dan bibirnya.

Kemudian Stella di pindahkan ke ruang operasi. Rey mengikutinya, ikut mendorong brangkarnya sembari menggenggam tangan istrinya. Stella sudah terbaring di atas meja operasi. Rey di suruh menunggu di luar. Pintu ruang operasi tertutup dan lampu di atas pintu menyala. Tepat pukul 10:45 pagi operasi Stella di mulai. Semua orang yang di ruang tunggu pada tegang semua. Termasuk Rey. Dia duduk di kursi, kaki kanannya di satuin dengan kaki kirinya. Kedua matanya terpejam sembari memijit pelipisnya.

Dari ujung lorong terdengar suara Reyent yang merengek memanggil Miminya. Hatinya kerasa jika Ibunya ingin di operasi. Di sekolah dia tidak tenang. Tidak mau makan, tidak istirahat, tidak mau belajar. Dia teringat Miminya terus. Wali kelas Reyent membujuknya dengan menyuapi bekal dari Stella. Namun, Reyent tidak mau. Dia merengek minta pulang terus. Wali kelas Reyent menghubungi Pio untuk menjemput Reyent. Pio pun mengirim pesan sama Rey. Rey mengiyakan untuk menjemput Reyent. Lantas Pio menjemputnya dan mengantarnya ke rumah sakit karena Reyent merengek terus.

"Mimi. Mimi. Tolongin Mimi. Pipi!" Ucap Reyent sembari berlinangan air matanya. Bibirnya mencebik. Wajahnya basah karena air mata.

Hati dan perasaan Reyent kerasa jika Stella akan di operasi. Tadi pagi sebelum berangkat ke sekolah, Stella dan Rey bilang ingin periksa ke dokter. Reyent sudah tidak semangat ketika mendengarnya. Terpaksa hari ini dia membolos.

"Mimi tidak apa-apa sini sama Tati. Reyent nggak boleh nangis. Nanti di suntik sama Om dokter!" Kata Darmi.

Reyent menggeleng tidak mau di pangku Darmi. Tumben dia tidak mau.

"Sama Oma sini!" Ucap Nancy. Reyent tidak mau juga. Dia melangkah kearah Rey. Dia ingin bersama Ayahnya.

"Nggak mau sama Oma sama Tati. Mau sama Pipi!" Rengeknya dan meminta pangku Rey. Kini dia duduk di pangkuan Ayahnya. Kedua tangannya di kalungkan di leher Rey. Kepalanya di senderkan di pundak Pipinya.

HE'S MY SON // Season02Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang