Praangg. . .
Stella buru-buru lari ke ruang makan saat mendengar suara pecahan piring. Ternyata Reyent putranya sedang mengamuk sama Lia. Entah makanan apa yang Lia beri sehingga membuatnya marah dan mengamuk. "Mba Lia Leyent tuh nggak mau sayul, mau nugget saja, kenapa Mba Lia kasih sayul." Ucapnya lantang sembari berkacak pinggang. Bibirnya mencebik, wajahnya cemberut.
Sejak dulu memang Reyent tidak suka sayur selain sayur brokoli sama wortel. Siang ini Stella menyuruh Lia memberi sayur bayam yang sudah Stella masak kusus buat Reyent. Akan tetapi Reyent marah, mengamuk dengan membanting piring sama mangkoknya sampai berserakan di lantai. Lia mengganti nasinya yang baru, tidak di kasih sayur, cuma kasih nugget saja. Tapi Reyent tetap nggak mau makan. Ralat. Jadi mogok tidak mau makan. Bibirnya masih mencebik dengan wajahnya yang cemberut.
Darwati ketua ART yang biasa di panggil Bude menghampiri Reyent. Bertanya apa maunya. Reyent tidak menjawab, dia diam saja. Menunduk, jemarinya memilin ujung kaosnya.
"Reyent mau apa, hem? Mau makan apa? Makan Macaroni apa Spaghetti? Bude buatin ya!" Tanya Darwati.
Masih menunduk. Diam menatap lantai. Takut. Ya, Reyent takut di marahi Stella karena sudah membuang makanan.
"REYENT!!!"
Benar saja, orang yang ada di pikirannya sudah berdiri di depannya. Dia adalah Miminya. Semakin menunduk, tidak berani mendongak menatap Miminya.
"Siapa yang mengajari Reyent buang makanan? Siapa yang mengajari Reyent membanting piring, hem? Mimi pernah ngajarin buang makanan? Atau Pipi pernah mengajarkan sifat jelek seperti itu? Jawab dan tatap wajah Mimi."
Mendongak. Bibirnya gemetar, kedua matanya berkaca-kaca, air matanya pun sudah menupuk yang sebentar lagi berlinangan. Kedua tangannya di sembunyikan kebelakang tubuhnya takut di pukul telapak tangannya. Jika Reyent membuat kesalahan Rey dan Stella menghukumnya dengan memukul telapak tangannya.
Masih mengamati wajah Miminya yang marah, dia berucap pelan. "L-Leyent n-ng-nggak m-mau s-sayul Mimi." Ucapnya dengan suara bergetar dan terbata.
"Kenapa nggak mau sayur?" Tanya Stella lagi.
Reyent menggeleng. Bibirnya mencebik. Bahkan kedua matanya sudah berlinangan air matanya.
"Reyent jawab Mimi. Kenapa nggak mau sayur?"
"Hiks . . . hiks . . . Leyent tidak suka sayul, Leyent mau sayul blokoli saja sama woltel Mimi." Ucap Reyent sesenggukkan.
"Kenapa Reyent melempar piringnya?"
Menunduk. Hening. Reyent tidak menjawab. Kedua tangannya masih di sembunyikan di belakang tubuhnya. Dia tahu Miminya ingin mukul telapak tangannya.
"Siniin tangannya Mimi mau lihat!" Kata Stella.
Reyent menggelengkan kepalanya. Bibirnya masih mencebik. "ENGGAK hiks hiks." Teriaknya. "I don't want Mimi. Mimi naughty. PIPI . . . PIPI . . . MIMI NAUGHTY." Teriak Reyent dengan bahasa inggris. Reyent sedikit ada kepintaran bicara berbahasa inggris. Dia cepat nangkap jika guru lesnya sedang menerangkan atau di beri tugas sepuluh soal semua benar. Reyent sendiri yang mengerjakannya. Kadang Rey juga suka mengetes mengajaknya berbincang dengan bahasa inggris. Rey suka tanya jawab sama putranya. Jika Reyent salah ucap, Rey membenarkannya.
"Eh, mau kemana, hem? Mimi belum selesai bicara." kata Stella, tapi Reyent tidak menghiraukannya.
"Boy!!!" Panggil Stella lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MY SON // Season02
Romance🔞 WARNING 🔞 Reyent Bintang Nugroho Digantara yang biasa di panggil Reyent. Bocah kecil yang lucu, gemasin dan pintar kini sudah beranjak dewasa. Tidak terasa waktu begitu cepat. Baru kemaren serasa merayakan ulang tahun yang ke 2 tahun. Kini usian...