PART 18.B

1.1K 119 3
                                    

Ini lanjutan part kemaren ya. Kemaren 18.A

Sekarang 18.B

OK, happy reading.

____________________________

Pukul lima pagi Rey terbangun karena seperti mendengar ponselnya berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul lima pagi Rey terbangun karena seperti mendengar ponselnya berbunyi. Vito lah yang menghubunginya. Tidak seperti biasanya Vito menghubunginya sepagi ini. Pasti ada sesuatu yang terjadi di Arena terutama di Casino. Rey beranjak, dengan pelan melepas pelukan Stella. Ponselnya masih terus berbunyi. Rey akan mengutuk Vito karena sudah mengganggu di pagi hari, apa lagi istri dan putranya masih terlelap. Segera Rey mengambil ponselnya dan keluar melangkah ke ruang kerjanya. Dia hanya memakai celana pendek tanpa atasan. Bertelanjang dada. Jika tidur Rey memang jarang memakai baju.

Di luar berpapasan dengan Rika yang ingin mencuci piring kotor di dapur atas. Ia mengucapkan selamat pagi. Rey hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Para pekerjanya memang sudah pada bangun. Sudah berbagi tugas masing-masing. Rika dan Rosi suka baper sama Rey. Mereka mengagumi ketampanan dan ketinggiannya. Bukan berarti mengagumi ingin memilikinya. Hanya sekedar mengagumi saja.

Rey duduk di meja kerjanya, membuka rekaman CCTV yang langsung terhubung di laptopnya. Memangsang handset di ponselnya. Mendengarkan Vito berbicara. Setelah melihat apa di dalam rekaman CCTV. Rey juga sangat penasaran. Ternyata di Casino bagian meja lima belas, ada seseorang yang main sampai pagi. Karena orang itu selalu kalah, dari pertama main sering kalah. Kini dia mempertahankan mencoba ingin menang. Tapi nyatanya dia tetap kalah. Mencoba ingin meminjam uang, Rey menegaskan sama para staf atau satpam agar tidak mengijinkan memijami uang pada customer.

Keadaan di dalam Casino sudah sepi, hanya ada beberapa orang yang masih bermain. Hingga waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, pelanggan itu akhirnya baru menyerah karena dia kehabisan uang. Kedua satpam menghampirinya, mengusirnya dengan cara halus. Sempat ingin memberontak, satpam yang bernama Rozak mengancamnya bahwa di pintu depan ada dua polisi. Lantas pelanggan itu keluar lewat pintu belakang.

Kini Rey melihat di bagian meja nomer duapuluh. Pelanggan yang jagonya main, entah licik atau tidak dia selalu menang dalam mainnya. Rey tidak peduli asal tidak merugikannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HE'S MY SON // Season02Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang