"Mimi'e." Teriak Reyent dalam tidurnya. Mungkin dia sedang bermimpi buruk. Menangis. Berteriak memanggil Stella. Reyent masih terus berteriak dan menangis sembari berucap, "Takut, Mimi takut, Leyent takut." Gumam Reyent. Kedua matanya masih terpejam.Mendengar teriakkan putranya, lantas Stella buru-buru masuk kamar Reyent. "Sssstt,Reyent heh Reyent Mimi di sini. Kenapa nak?" Ucap Stella panik. Reyent memang sering seperti ini. Tidur tiba-tiba berteriak dan menangis. "Buka matanya Mimi di sini." Tadinya Stella sedang menonton TV acara drama Korea. Sedangkan Rey belum pulang. Mungkin sekalian menuju Arena Club. Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam.
"Mimi, Mimi'e!"
"Iya Mimi di sini, bobo lagi ya!" Ucap Stella sembari membopong Reyent di pindah ke kamarnya. Lalu, di baringkan di box yang tersambung dengan ranjang Stella dan Rey. Reyent membuka matanya, tidak mau tidur lagi. Lantas Stella memberinya minum air mineral. Reyent merengek di pelukan Miminya sembari nete. Padahal payudaranya masih terluka akibat perbuatan Rey tadi pagi.
"Mimi!" Rengeknya. Merangkak kepangkuan Stella.
"Ya Mimi di sini. Reyent bobo lagi ya!"
Reyent menggeleng. Memeluk Stella begitu erat. Stella menyalakan laptopnya, mencari canel kartun kesukaan Reyent. Reyent memilih kartun Pepapig.
"Reyent lain kali jika sudah sore tidak boleh tidur ya!" Reyent mengangguk. "Jika mau bobo siang, jangan main mulu." Reyent kembali mengangguk.
Liat kartun Pepapig sampai jam satu pagi, benar kata Stella tadi. Reyent begadang. Tidak mau tidur lagi. Di tambah Rey belum pulang. Dia menunggu Rey. Liat kartun sembari mengemil fruit sama oat biscuits.
Cemilanya ada anggur, jeruk, apel, strawberry dan dua biskuit. Setelah cemilannya abis, Stella memberinya minum. Lalu, menyuruhnya gosok gigi sebelum tidur kembali. Setelah gosok gigi dan cuci tangan, Reyent naik keranjang lagi. Jam sudah menunjukan pukul dua pagi, tapi Reyent tidak kunjung tidur. Sampai Rey pulang Reyent belum tidur. Sudah dua jam Reyent begadang, padahal besok harus bangun pergi ke Quition.
Pintu terbuka masuklah Rey menenteng jaketnya. "Reyent kenapa belum tidur, hem?" Tanya Rey.
"Menunggu Pipi. Leyent mau tidul beltiga."
"Setiap hari kan sudah tidur bertiga."
"Nggak, Leyent mau di tengah. Peluk Pipi sama Mimi." Ucapnya sembari cemberut.
Sengaja apa gimana ya! Reyent seperti ini. Biar aku nggak bisa nyentuh Stella hemmmm. Gumam Rey.
"Tapi nanti tidur ya!"
Reyent mengangguk, "Pipi bau. Cepat mandi Pipi." Titah Reyent karena bay alkohol abis minum tadi.
Lantas Rey masuk kamar mandi, membersihkan diri. Stella menyiapkan pakaian untuk Rey. Kini mereka sudah terbaring di ranjang King size milik Rey dan Stella. Reyent di tengah, Stella di sebelah kiri, Rey di sebelah kanan dengan posisi miring menghadap Reyent. Mengusap kepalanya dan Rey menepuk-nepuk pahanya supaya Reyent tidur kembali. Belum ada tigapuluh menit pun Reyent sudah terlelap. Sengaja dia menunggu Rey pulang, minta di tungguin Pipi-Miminya biar tidurnya nyenyak dan nyaman.
"Putra kita sudah sok menjadi pahlawan. Sudah berani melawan demi membela temannya. Aku harus memperketat Takewondo-nya supaya kelak dia sudah SMP dia bisa menjaga dirinya sendiri jika ada yang jahatin putra kita." Ucap Rey merasa bangga dengan putranya. Bukan maksud Rey mendukung Reyent berantem dengan Revan. Tapi Rey tidak sia-sia melatih Reyent Takewondo. Rey ingin putranya menjadi lelaki pemberani, tidak lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MY SON // Season02
Roman d'amour🔞 WARNING 🔞 Reyent Bintang Nugroho Digantara yang biasa di panggil Reyent. Bocah kecil yang lucu, gemasin dan pintar kini sudah beranjak dewasa. Tidak terasa waktu begitu cepat. Baru kemaren serasa merayakan ulang tahun yang ke 2 tahun. Kini usian...