Sebelas

2K 385 25
                                    

Ini masih pagi, matahari bersinar cerah. Tentu tidak secerah suasana hati Taehyun. Ia tidak mengerti pada apa yang telah dilakukan Beomgyu padanya. Setelah kemarin membuatnya merasa spesial, kini laki-laki itu berangkat ke sekolah bersama seorang gadis.

Gadis itu berambut sebahu. Gadis yang sama, yang makan bersama Beomgyu di kantin kala itu. Gadis yang sama, yang diajak Beomgyu kemalam festival seni. Siapa lagi kalau bukan, Shin Ryujin?

Dari kejauhan, mata besar Taehyun menatap tajam pada dua insan yang berjalan berduaan. Ia mendengus kala gadis itu tertawa. Ia juga mendecih kala gadis itu tertawa sambil memukul pelan bahu Beomgyu.

"Pagi, Taehyun!" Sapa Kai yang tak sengaja bertemu Taehyun tak jauh dari area parkiran sedang berdiri membelakanginya.

Kai menepuk bahu Taehyun pelan sambil menyapanya dengan senyum lebar. Namun Taehyun pergi begitu saja, tanpa menyahut sapaannya maupun melihat keberadaanya.

"Biadab! Malah ditinggal."

Sementara itu, Beomgyu langsung duduk dikursinya begitu sampai kelas. Suasana kelas tidak begitu ramai karena kebanyakan teman kelas Beomgyu datang kurang dari lima menit sebelum bel masuk kelas berbunyi. Hanya ada kumpulan teman ceweknya yang bergosip yang bisa saja topiknya adalah Beomgyu. Sedangkan sisanya ada yang tidur atau main game diponsel.

Jeno belum datang, apalagi Felix.

"Gyu!" Beomgyu berdeham menyahut sapaan Felix yang baru datang dan langsung duduk disampingnya. Mereka bertiga, Beomgyu, Felix dan Jeno duduk berderet dibarisan paling belakang. Karena Jeno—laki-laki rajin dan suka menabung itu datang satu menit sebelum bel, maka untuk saat ini hanya ada Felix disisi Beomgyu.

"Kemarin lo pulang bareng Taehyun?"

Beomgyu segera menoleh. "Kok lo tau?"

"Gue punya mata digunakan untuk melihat."

"Kalau udah tau kenapa nanya." Beomgyu menyahut agak sewot. Ia beralih menatap ponselnya.

"Memastikan kalau penglihatan gue nggak salah."

Beomgyu masih fokus pada ponselnya, membaca berita pagi.

"Kok bisa sama Taehyun? Kan seharusnya sama Haechan." Felix masih penasaran dengan asal-usul Beomgyu yang pulang bersama Taehyun kemarin. Dia ingat, kemarin Beomgyu bilang akan pulang dengan Haechan karena Yeonjun ada urusan.

"Suka-suka gue lah." Felix mendesis kesal mendengar jawaban Beomgyu.

"Terus tadi pagi, lo berangkat sama Ryujin?"

Beomgyu mengangguk. "Naik mobil?"

Beomgyu berdecak, ia menoleh pada Felix. "Lo udah tau tapi masih nanya. Mau lo apasih?"

"Cuma memastikan aja, kok." Beomgyu memutar bola matanya.

"Gue paham sih kalau lo mulai suka sama Ryujin. Jadi wajar kalau lo deket sama dia. Nah, kalau Taehyun?"

Beomgyu menoleh, menanti kelanjutan ucapan Felix. "Lo ada hubungan apa sama dia? Kenapa tiba-tiba deket sama dia? Lo suka sama dia? Jadi, lo lagi pendekatan sama dia? Eh- nggak mungkin sih. Lo nggak pernah 'mengejar' orang."

Beomgyu menghela napasnya panjang. Dia tidak tahu mana pertanyaan Felix yang harus ia jawab. Laki-laki itu tidak butuh jawaban darinya, dia bisa mencari jawabannya sendiri.

Melihat Beomgyu yang tidak kunjung menyahuti pertanyaanya, Felix menggoyangkan pundak Beomgyu. "Jawab dong, Gyu!"

Beomgyu menepis tangan Felix dari pundaknya. "Cuma teman." Sahut Beomgyu. Tiba-tiba ia teringat perdebatan kemarin bersama Mamanya.

Turn Left | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang