Tiga belas

1.8K 382 11
                                    

Suasana hati Beomgyu tak secerah matahari dipagi hari ini kala melihat Hyunjin berangkat bersama Yana. Bukannya Beomgyu cemburu dengan Yana, ia hanya muak dengan perilaku Hyunjin yang dengan mudahnya berganti pasangan. Saking kesalnya melihat 'pemandangan' Hyunjin dan Yana, ia sampai meninggalkan Yeonjun begitu saja di parkiran.

Beomgyu berjalan melewati koridor dengan wajah lesu. Sayup-sayup ia mendengar suara orang-orang yang memujinya. Pujian yang terasa seperti sarapan karena selalu ia dapatkan setiap ia berjalan di koridor saat pagi hari. Sebuah pujian dengan senyum dibibir lengkap dengan binar dimata, yang tak akan redup meski tak dapat reaksi apapun dari Beomgyu.

"Beomgyu!"

Teriakan suara seseorang yang menyebut nama Beomgyu membuat laki-laki itu menghela napasnya sebelum menarik setiap sudut bibir keatas dan menoleh.

Seorang gadis dengan rambut sebahu, tersenyum lebar menyapa Beomgyu. Siapa lagi kalau bukan, Ryujin?

"Hai!"

Ryujin melebarkan matanya. "Lo nyapa gue?" tanya gadis itu tak percaya sambil menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya.

Beomgyu berdeham mengiyakan pertanyaan Ryujin dengan senyum dibibir yang tak luntur.

"Lo udah sarapan?"

"Udah. Lo?"

Ryujin menoleh, ia tak percaya Beomgyu akan memberi umpan balik. Rasanya masih seperti mimpi. Sejak malam festival, Beomgyu berubah menjadi sosok yang mudah digapai. Setidaknya, ini pemikiran Ryujin.

Gadis itu tersenyum. "Udah."

"Ayo, ke kelas bareng!" Ajak Ryujin sambil menggandeng lengan Beomgyu.

Hanya Tuhan, malaikat dan Beomgyu yang tahu jika ia berharap bahwa senyumnya terlihat 'nyata'.

Mereka berpisah didepan kelas Beomgyu. Karena kelas laki-laki itu bersebelahan dengan tangga. Setelah Ryujin melanjutkan langkahnya menuju kelas, Beomgyu tidak langsung masuk kekelasnya. Ia justru melanjutkan langkahnya menaiki tangga.

Baru beberapa anak tangga yang ia naiki, terlihat seseorang yang sangat ia kenal sedang menuruni anak tangga.

"Mau kemana lo?" Tanyanya bersamaan dengan Beomgyu.

Dia Karina, sepupu Beomgyu. Keduanya terkekeh. "Gue mau ke perpustakaan." Jawab gadis itu.

Beomgyu menganggukkan kepalanya lalu ia menunjuk kearah atas dengan telunjuknya. "Atap."

Mendengar hal itu, Karina mencolek dagu Beomgyu dengan telunjuknya. "Ey~ mau pacaran ya?" Karina mendekatkan tubuhnya ke Beomgyu. "Denger-denger lo lagi deket sama Ryujin?"

Kenapa rasanya banyak sekali orang yang berasumsi Beomgyu punya pacar disaat dirinya sedang 'sendiri'? Apa mereka memang bermaksud untuk menghina status Beomgyu? Laki-laki itu memutar bola matanya.

"Lo dapat salam dari Felix." Beomgyu berujar asal.

"Aish! Felix lagi Felix lagi.... salam gitu doang pake dititipin, suara doang yang maco." Beomgyu terkekeh mendengar sahutan Karina. Seneng banget nyagilin orang...

"Lagian miskin banget cuma ngirim salam. Apa dia nggak sanggup belikan gue makanan?"

Beomgyu menggedikan bahu. "Lo yang miskin. Beli sendirilah!" Sahut Beomgyu lalu meninggalkan Karina.

Beomgyu butuh udara segar agar otaknya ikutan segar sebelum memulai kegiatan belajar. Ia membuka pintu menuju atap, ia menarik satu sudut bibirnya keatas. Ada seseorang selain dirinya diatap. Seseorang yang tidak ia kenal dengan baik, tapi tentunya orang itu bukan kenalan biasa.

Turn Left | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang