"Loh sayang kamu disini?"
Jennar menoleh dengan alis menyatu, Raga baru saja melewati kamar Ibas tak sengaja melongok kedalam kamar karena seluruh penghuni cewek dikosan sedang berkumpul disana membantu Ibas membereskan isi kamarnya.
"Kenapa?"
"Gak kasih tau dulu," kata Raga, pemuda itu masih berdiri di depan pintu.
"Yaelaa bang, gak bakal dicomot cewek elu yang ada orang pada takut," selah Amir cuek dan setelah itu mendapat pukulan keras dibahunya dari Anin.
"Mampus!!" maki Joy seraya menoyor kepala Amir. Jennar hanya tersenyum menang.
"Ya Allah tolongin Amir, Amir dianiaya," ujar Amir sambil merentangkan tangannya diudara.
Kali ini Alana yang menoyor pemuda bongsor itu tanpa dosa.
"Yang masakin mie dong heheh," pinta Raga lagi.
"Dih apaan sih lo, masak sendiri sana!!" umpat Anin kesal.
Raga sudah mendelik mendengarnya, Jennar cekikikan sendiri.
"Ini pada emosian semua busettt!!" kali ini Uman yang bicara, pemuda tengil itu sudah berdiri disamping Raga.
"Berisik!! minggat sana!!" perintah Joy tanpa menoleh.
"Mau kabur aja lah gue, kepala gue difitrah dari kecil enak aja main toyor-toyoran," rengek Amir beranjak meninggalkan kamar Ibas.
Alana dan Belli cengengesan mendengarnya.
"Woiii keriting, mau bakso gak lo? gue mau beli nih," tanya Uman kepada Belli.
Belli mengangguk dengan senyum lebar.
"Oh Belli doang?" ejek Jennar.
"Oke siappp, Belli doang?" Joy menimpali.
"Lo bucinnya Belli Man? ini ada lima loh kagak ditanyain?" ujar Anin dengan alis naik turun.
"Apaa sih mbak," Belli menjawab dengan wajah datar.
"Halah besok jadian awas aja lu berdua," kali ini Raga ikut-ikutan komen. "Yang mau bakso juga? apa sate?"
"Dua-duanya," jawab Jennar tanpa menoleh.
Raga mengangguk kemudian beranjak meninggalkan kamar Ibas, yang punya kamar entah kemana.
"Amiiiirrrrr," teriak Anin kencang. Jennar dan Joy yang berada tepat disamping gadis itu langsung menoyor dengan ikhlas. "Gue kagak ditanyain?" lanjut gadis itu lagi.
Alana geleng-geleng kepala melihatnya.
"Pacar lu bokek mulu, bensin aja ngutang," ejek Jennar cekikikan.
"Eh iya anjir masa gue yang ngisi bensin dia kemarin," curhat Anin dengan bibir mencebik.
Semua orang di dalam ruangan tertawa ngakak mendengar ungkapan Anin.
"Bongkar terus aib nya, gak cocok jadi binik," hardik Amir yang kebetulan melewati kamar Ibas.
"Siapa juga yang mau jadi binik lu, buaya!!!" balas Anin kesal.
"Buaya juga lu demen anjir," ejek Jennar yang disambut tawa keras ketiga gadis lainnya.
"Tumben mbak Joy diem?" tanya Belli dengan mata memicing.
"Kagak ada yang nanyain gue mau dibeliin apa njir," ucap Joy kesal seraya melempar baju Ibas yang ada dihadapannya.
"Monyet, beresin lagi gak lo!!" perintah Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH BERATAP BOUGENVILLE
RomanceRumah bergaya Belanda kuno tersebut nampak seram kejam dan dingin disaat malam, orang orang sekitar memanggilnya rumah bougenville karena hampir seluruh tampak depan rumah dikelilingi tanaman bougenville yang merambat.... Tapi, tunggu sampai semua p...