Jane Kennar & Raga Bumi

1.7K 191 11
                                    

Anin, Jennar Joyi Belli dan Alana sedang menikmati malam minggu mereka di kafe Doublyu di depan Universitas Merdeka. Sudah lama mereka tak berkumpul seperti ini, setelah mencocokan jadwal akhirnya kesempatan untuk ngobrol ngorol ngidul tercapai juga, padahal dirumah pun mereka selalu berkumpul di teras depan sambil celingukan kearah wisma.

"Gue yang pesen, pada mau apa?" tanya Alana kearah adik adik nya setelah menempati meja kosong diujung kafe.

"Indomie kornet aja gue Mbak," Jennar menimpali dengan cengiran khas nya.

"Yaelah Nar, dirumah juga bisa kali. Lasgna gue Mbak Jennar samain juga sekalian teh botol," jelas Anin panjang lebar Jennar hanya memanyunkan bibirnya mendengar ocehan Anin tadi.

"Gua takoyaki Mbak sama air mineral, si kriting samain aja," ujar Joyi tanpa menoleh kearah Alana karena berdua Belli sedang asik menyimpan belanjaan mereka dikeranjang online nya, yang entah kapan akan ditebus.

Alana mengangguk mengerti kemudian berlalu meninggalkan ke empat adik adiknya menuju konter pesanan.

Jennar menunduk memainkan kuku tangan nya sementara Anin memainkan hp nya dengan dahi berkerut, dari ujung ruangan terdengar kasak kusuk heboh tak jelas yang membuat Jennar akhirnya menegakkan kepala nya dengan mata membulat.

"Anjir, berantem?" heboh Jennar yang membuat Joyi dan Belli menoleh kearah yang dimaksud Jennar tadi.

"Cabe cabean palingan rebutan cowok," ucap Anin ringan.


"Itu mah anak kampus gue Mbak," celetuk Belli yang sekarang sudah berdiri dengan menaikan kepalanya agar bisa melihat lebih jelas.

"Najis rebutan cowok?" kali ini Joyi malah cekikikan.

"Emang siapa si Bel?" Jennar menoleh kearah Belli dengan penasaran.

"Gak jelas mbak, wong satu geng kok itu paling rebutan cowok, emang tukang bikin onar sih siapa aja diajak berantem."

Anin akhirnya menoleh kearah yang dimaksud teman teman nya,mengernyitkan dahi nya dengan mata menyipit. "Itu cowok lemes bener, banci ya Bel? Lah itu mah Richi Nar?"

Jennar mencari apa yang ditunjuk Anin tadi, lalu melirik Anin dengan mata membesar dan senyum terkulum nya.

"Anjir, yang direbutin Richi? hahaha gak tau dia ini pawang nya," tunjuk Jennar kearah Anin yang sudah menoleh dengan alis naik sebelah.

"Eh kampret, jangan bawa bawa gue!! lu tuh ya liat noh awas aja masih ngegubris tu cowok, udah jadi aja sama Raga sana!!!" caci Anin dengan wajah datar nya.

Sementara Jennar yang mendengar nya hanya membulatkan mata, Belli dan Joyi yang sedang menonton pertikaian di depan mereka jadi menoleh kearah Anin dengan alis terangkat tinggi, yang dilihat hanya merespon dengan wajah songong.

"Apa??" ucap Anin dengan wajah nyolotnya.

"Jennar sama Raga???!!! seriuss!!!" Joy langsung terduduk disebelah Anin dengan terkejut.

"Hah!!! Mbak Jennar???"

"Kamprettt Anin!!!" maki Jennar seraya menutup wajah nya dengan kedua tangan.

"Emang kenapa?!" tanya Anin polos tanpa dosa, "Lah? hahahahah gue keceplosan Nar." lanjut Anin dengan tawa terbahak.

"Kagak ada anjir, bocah setan ini jangan didenger!!!" Jennar memaki Anin yang masih cekikikan.

"Kenapa pada cinta cintaan si satu kosan?" ujar Belli masih dengan wajah tak percayanya.

"Kenapa? lo mau embat Raga juga abis Bang Ibas disikat Mbak Al?" tanya Joyi dengan tatapan mengejek nya.

RUMAH BERATAP BOUGENVILLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang