Kamu teruskan saja langkahmu, Aku ingin menepi sejenak kakiku sakit
Jennar agak terkejut ketika dirasa ada yang memeluknya dari belakang, gadis itu hampir saja mengumpat jika tak langsung tahu bahwa Raga lah pelakunya.
"Aku kangen sama kamu," rengek pemuda itu serak.
Jennar diam tak tahu mau bereaksi seperti apa, hati dan pikirannya tak kompak ingin bertanya tapi Jennar takut mendengar kenyataan yang akan di dapatkannya. "Raga lepasin gak enak kalau ada yang lihat."
"Kenapa? masih marah?"
"Kenapa mesti marah?"
"Yang, Aku mau jelasin semuanya."
"Aku gak mau tahu masa lalu kamu."
"Dia tetangga Aku yang, Aku juga gak tau kenapa dia tiba tiba muncul di fakultas kamu sore itu, maafin aku," ujar Raga lembut ditelinga Jennar.
"Kenapa minta maaf kalau gak merasa salah? Aku nggak masalah sih kamu mau ngobrol sama siapa aja tapi cara kamu buat aku ragu Ga," tutur Jennar panjang lebar. "Minggir aku mau balik ke kamar, aku ada kelas pagi besok."
"Enggak yang, kita mesti ngobrol."
"Kalau kamu belum selesai dengan perasaan kamu sama masa lalu kamu sebaiknya jangan cari yang lain Ga, gak semua orang bisa terima. Termasuk aku," kali ini Jennar berbicara dengan datar to the point.
"Aku gak ada apa apa sama Dea sumpah demi Tuhan," rengek pemuda itu lagi.
"Selesaikan dulu masa lalu kamu baru balik ke Aku, kalaupun aku yang harus ngalah it's oke jodoh gak bakal kemana."
"Yang ngomong apa sih, lihat aku sini," ujar Raga sambil memutar tubuh mungil Jennar, "dari tadi udah ngacok ngomong nya. Lihat Aku yang Aku udah bilangkan aku serius sama kamu."
Jennar tersenyum sinis menanggapi ucapan Raga yang seakan menekankan kalau Jennar lah satu satunya. "Omongan kamu yang begini bikin aku tambah ragu, jangan maksain buat suka sama orang lain kalau hanya untuk muasin rasa penasaran kamu ke dia dengan mengorbankan perasaan orang lain," tunjuk Jennar tepat di dada bidang pemuda itu.
"Jane please," ujar Raga sedikit bergetar.
"Kenapa? aku bener kan?" tantang Jennar dengan senyum sinisnya. "Dan sialnya orang itu aku yang percaya banget sama kamu."
"Aku mesti gimana biar kamu percaya? hah? harus gimana?" kata Raga dengan suara tegas. Jennar sedikit menjauhkan tubuhnya memberi jarak antara mereka berdua. "Bukannya hubungan itu harus saling percaya? disini itu sudah full sama kamu gak bisa diganti," ujar Raga seraya menarik tangan Jennar kemudian diletakkan di dada pemuda tampan itu.
Jennar diam mengerjap terkejut melihat reaksi Raga, pertahanannya sedikit goyah ketika menatap mata sendu Raga yang memohon.
"Iya dia masa lalu Aku, Kamu bener. Dan memang salah aku ngelepasin pegangan tangan kamu, terus kamu bilang itu sebagai alasan kalau aku belum move on? iya? itu gak adil Nar," ujar Raga yang sudah berkacak pinggang. "Terus gimana sama kamu yang masih menerima pengakuan cinta Sega sementara aku pacar kamu, kamu pikir aku nerima alasan kamu karena apa? karena aku percaya Nar itu aja yang aku punya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH BERATAP BOUGENVILLE
RomanceRumah bergaya Belanda kuno tersebut nampak seram kejam dan dingin disaat malam, orang orang sekitar memanggilnya rumah bougenville karena hampir seluruh tampak depan rumah dikelilingi tanaman bougenville yang merambat.... Tapi, tunggu sampai semua p...