JANE TRAUMA

1.2K 176 27
                                    

"Dimakan dulu mbak," kata Jennar sambil menyodorkan sebungkus roti dan sebotol minuman ion dengan label yang familiar. Alana mengangguk seakan mengucapkan terima kasih, dihadapannya ada Anin dan Joy yang menatap dengan luruh sedangkan Jennar disampingnya menepuk nepuk pundak sang peri kapas.

"Dimakan dulu mbak, entar makin kurus."

"Joy," sela Anin sambil menoleh kearah gadis itu.

Joy nyengir tak karuan, "biar gak tegang Nin, hadapi dengan kepala dingin."

Jennar menggelengkan kepalanya pusing sendiri melihat kelakuan Joy yang terkadang diluar kendali.

"Abang bener bener emang!! mesti gue gebuk apa mbak?" kali ini Anin yang mengoceh. Alana mengangkat kepalanya tersenyum sekilas, wajah cantiknya tak bersemangat mata coklat gadis itu sayu.

"Gak gitu juga maul, elu yang gue gebuk," jawab Jennar kejam. Anin hanya terkikik mendengarnya. "Biar Jennar yang ajak ngobrol Abang aja ya mbak, sekali sekali mesti disadarin tu si mamat," sambung Jennar sambil merangkul pundak Alana.

"Emang mbak yang salah kok Nar, gak percaya sama dia."

"Jennar gak mau nyalahin siapa siapa karena bukan ranah kita, cuma selagi bisa diomongin baik baik kenapa harus kasar?"

"Ckckck pacar Raga," ejek Joy dengan gelengan kepala. Yang kemudian mendapat jitakan dari Jennar, Alana sedikit tertawa melihat kelakuan adik adiknya hatinya sedikit lega.

"Nah gitu dong senyum, mbak Alana yang galak gak boleh redup nih maung gak ada temen entar," lanjut Joy lagi.

"Pengen banget gue dorong nih betina gila satu," balas Anin tak terima.

"Nar, maafin mbak ya?" kata Alana tiba tiba yang sudah berbalik menghadap gadis itu.

Jennar bingung dengan dahi berkerut gadis itu mencoba memahami ucapan Alana. "Kok gue mbak?gue kenapa?" Jennar menoleh kepada dua sahabatnya dengan alis meninggi.

Anin dan Joy berdeham Jennar memicingkan matanya semakin heran.

"Ada apa sih?" tanya Jennar tak sabar.

Alana merangkul Jennar mengusap punggung gadis itu berkali kali.

"Abang marah sama mbak karena mbak gak percaya dia udah move on dari Jennar, mbak gak percaya kalau dia bener bener setulus itu sama mbak."

Jennar melepaskan rangkulan Alana, alisnya berkerut. "Tunggu? move on? Abang?"

"Iya," jawab Alana pelan.

"Maksudnya?"

Anin dan Joy masing masing sudah menutup wajahnya.

"Nar, kamu bener bener gak peka?"

"Maksud mbak Al itu abang suka sama Jennar, terus jadi suka sama mbak Al tapi mbak nganggep abang belum move on? jadinya mbak nganggep diri mbak pelarian abang? gitu?"

Alana mengangguk membenarkan ucapan Jennar. Jennar menoleh kearah Anin dan Joy yang masih dengan posisi yang sama. "Dan kalian tau?"

Keduanya mengangguk serempak, Jennar mengangga menatap menyalang penuh amarah.

"Dan mbak dengan kejam nuduh abang segitunya?" kata Jennar dengan sedikit berteriak. Alana mengangguk membenarkan, "udah gila!!"

"Maafin mbak Nar, sumpah demi apapun mbak gak bakalan tau kalau abang bener bener setulus itu sama mbak. Mbak hanya mikir dia cari pelampiasan karena gak bisa dapetin ka-mu."

"Bisa bisa nya ya lo berdua?" tunjuk Jennar kearah Anin dan Joy yang diam tak berkutik.

"Ya elu nya gak peka maemunah, kok kita yang di-disalahin," bela Joy terbatah.

RUMAH BERATAP BOUGENVILLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang