Troublemakers

SEMBILAN

🦁🦁🦁

"Ini udah hampir dua tahun, Pa! Kenapa aku masih gak boleh ketemu sama mama?"

"Kalau papa bilang gak boleh, ya gak boleh."

"Kenapa, Pa? Apa alesannya? Mama gak sayang lagi sama aku?"

"Papa gak mau kamu disakitin sama mama kamu."

"Iya tapi kenapa, Pa? Kenapa?"

"Papa bilang nggak ya nggak, Jisoo! Papa tau apa yang terbaik buat kamu!"

"Tapi, Pa---"

PlAKK!!

"Keras kepala sama ego kamu terpaksa harus papa latih secara fisik. Papa gak segan ya main tangan sama kamu."

.....

"Kamu bukan anak saya lagi."

.....

"Pantesan nyokap lo ninggalin lo, emang gak ada yang bisa dibanggain dari anaknya yang lesbian ini!"

......

Jadi mama ninggalin gue karena gue suka sama cewe? Karena gue menjijikan?

"Woy, Ji! Bengong aja! Giliran lo."

Jisoo tersadar dan beberapa kali ngerjapin matanya karena teriakan Lisa. Dia ngeliat kartu uno di meja di depannya itu, kemudian ngeluarin kartu yang sesuai sama warna terakhir.

Keempat orang ini lagi asik main uno di kelas, bel masuk terpantau masih 45 menit lagi.

"Lo kenapa bengong sih, Ji? Ada masalah?"

Sewaktu Jisoo mau jawab pertanyaan Wendy, tiba-tiba ada salah satu temen kelasnya yang agak teriak dari pintu kelas, "Jisoo lo disuruh ke ruang kepsek sekarang!"

Oh shit.

Jisoo bangun dari duduknya, "Gue ke sana dulu bentar." katanya sambil naro kartu uno yang tadi dipegang tangannya itu.

Ketiga sahabatnya cuma saling tatap karena bingung.

Saat punggung Jisoo menghilang di balik pintu, Lisa menggigit bibir bawahnya khawatir, "Kenapa deh? Kok gue takut ya."

Wendy helain nafasnya, "Udah tenang aja, nanti kita tanya orangnya langsung."

Mata Seulgi yang sipit itu agak melotot karena teringat sesuatu, "Gue kemarin liat nyokapnya Jisoo ke sekolah."

Lisa dan Wendy bingung, "Hah? Ngapain?"

Seulgi ngangkat bahunya, "Gak tau deh, mungkin ada hubungannya sama ini."