SEPULUH

1.6K 263 2
                                    

🦁🦁🦁

Selama di perjalanan, Jisoo cuma liat ke arah jalanan lewat jendela di samping kirinya. Terlalu takut buat liat ekspresi papanya itu. Sekarang dia lagi di mobil sama papanya, motornya mungkin nanti dianterin sama Pak Ardi ke rumah.

Setelah beberapa menit di jalan, akhirnya mobil yang mereka naikin itu masuk ke arah garasi.

"Tunggu di ruang tamu." kata papanya masih dengan nada datar.

Jisoo lagi-lagi cuma bisa ngangguk. Pasrah mau digimanain sama papanya nanti.

Sesampenya di ruang tamu, Jisoo naro tasnya di sofa dan langsung duduk senderan sambil mijit kepalanya yang pening itu.

"Dia nyerang kamu di bagian mana?" kata papanya yang baru masuk itu sambil naro kunci mobil di meja.

Jisoo masih gak berani natap papanya, "Di perut, Pa.." katanya pelan.

Papanya jalan ke arah dapur dan gak lama balik lagi ke ruang tamu, "Buka seragam kamu." katanya sambil pegang kantong yang penuh sama es batu itu.

Jisoo ngebuka kemeja seragamnya dan nyisain kaos putih pendeknya. Papanya setengah jongkok dan langsung angkat dikit kaos putih itu kemudian nempelin es batu ke arah memar sebesar kepalan tangan yang mulai keliatan ungu.

"Argh..." ringis Jisoo sambil meremin matanya.

Setelah beberapa menit, papanya naro kantong es itu di meja dan posisinya berdiri lagi.

"Itu aja?"

Jisoo ngangguk.

Papanya langsung narik Jisoo ke pelukannya. Jisoo yang kaget pun cuma bisa nenggelamin mukanya di dada papanya, makin kaget sewaktu papanya cium puncak kepalanya.

"Ini alasan papa gak bolehin kamu ketemu sama mama.." katanya lirih.

Jisoo yang gak tahan pun akhirnya nangis di dada papanya. Beban yang dari kemarin-kemarin dia tumpuk akhirnya lepas juga.

Papanya semakin ngeratin pelukannya saat denger Jisoo makin terisak di dadanya.

"Jadi mama pergi karena aku suka sama cewe ya, Pa? Karena aku menjijikan? Karena aku bawa malu ya, Pa? Apa papa juga malu punya anak kaya aku?" katanya sambil terisak.

Papanya menggeleng sambil nyium puncak kepala Jisoo berkali-kali.

"Papa gak pernah gak bangga sama kamu. Kamu suka basket atau bahkan bela diri, papa dukung. Selagi kamu bahagia, papa bahagia. Asalkan kamu jadi diri kamu sendiri. Dari dulu papa gak masalah kok kamu mau suka cowo atau cewe, itu hak kamu."

Jisoo akhirnya berani natap mata papanya itu, "Papa udah tau dari lama?"

Papanya terkekeh pelan, "Kamu dari SD setiap papa jemput selalu cerita tentang temen perempuan kamu. Cantik ya Pa, dia baik loh Pa, aku suka liatin dia Pa." kata papanya sambil niruin cara bicara Jisoo.

Jisoo yang malu pun kemudian nenggelamin mukanya lagi di dada papanya.

"Kamu tau kenapa papa berani main tangan sama kamu selama ini?"

Jisoo menggeleng kemudian natap papanya lagi. Papanya ngusap kepala anak kesayangannya itu.

"Karena saat orang-orang di luar sana ngerendahin kamu, kamu bisa lawan kaya gini. Papa keras sama kamu biar kamu keras buat bela diri kamu sendiri disaat orang-orang gak nerima keadaan kamu." jelas papanya itu.

Troublemakers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang