SEMBILAN BELAS

1.6K 261 0
                                    

🦁🦁🦁

"Apa maksudnya lo lempar bola kena kepala gue?!" Seulgi ngedorong pundak Jisoo pake kedua tangannya.

"Astaga gue gak sengaja, Gi. Kebentur ring tadi. Lagian lo kenapa sih?!" jawab Jisoo yang gak kalah nyolot.

"Lo yang salah waktu masalah kemaren kenapa sekarang lo yang ngehindar gini hah?!" lanjut Jisoo mulai kepancing emosi.

Seulgi ketawa sinis, "Lo yang udah bohongin orang banyak, terus gue yang salah? Iya?!"

"Oh jadi lo yang apa-apain kembaran gue itu gak salah? Gak salah sama sekali? Gitu? Oh! Atau lo yang mabok? Itu gak salah juga? Lembek banget lo gak mau ngakuin kesalahan lo sendiri."

BUGHHHHHH

Seulgi yang udah kalap pun gak ragu buat ngasih tonjokkan ke sahabatnya itu. Jisoo seketika langsung jatoh kedorong ke belakang.

Kedenger teriakan orang-orang di sekitarnya, tapi mereka berdua gak denger sama sekali apalagi sekarang Jisoo mulai ngebales Seulgi.

Mereka pukul-pukulan lagi persis kaya sewaktu di apartemen Seulgi, bedanya ini di lapangan deket ring dan diliatin banyak orang.

Sebelum Wendy sama Lisa berusaha buat misahin mereka, suara peluit yang nyaring bikin Seulgi sama Jisoo gak berkutik.

Pak Ardi udah masang muka marah dan ngelipet tangannya di depan dada, "Bangun." katanya dengan nada dingin.

Kedua oknum yang berantem tadi pun langsung berdiri dan nunduk.

"Kalian kira bapak gak nyadar semingguan ini kalian saling ngehindar?"

"Terus cara nyelesain masalahnya kaya gini?" lanjut Pak Ardi.

Pak Ardi pun megang tangan Jisoo dan Seulgi di kiri kanannya dan ngebawa mereka persis ke tengah lapang. Anak-anak basket, anak-anak ekskul lain, atau bahkan anak-anak yang nyantai kaya Joy semuanya hening dan terfokus ke tengah lapang.

"Ayo cepet berantem lagi. Mumpung gak ada guru-guru lain."

Jisoo sama Seulgi makin nunduk diem.

"Tuh udah diliatin sama temen-temennya semua tuh. Ayo lanjutin lagi. Sampe ada yang pingsan kalau perlu."

"Maaf, Pak." kata mereka berdua barengan.

"Loh kenapa minta maaf? Saya gak butuh maaf kalian. Lanjutin sok, saya mau liat."

Pak Ardi itu sebenernya guru santai, tapi kalau udah sekalinya marah ya begini. Bisa tegas.

Mereka berdua diem.

Pak Ardi ngehelain nafasnya, "Lisa, Wendy. Bawa mereka ke UKS. Yang lain lanjut lagi latihannya."

Yang dipanggil pun langsung cepet ngebawa dua orang yang berantem tadi ke UKS. Irene yang dari tadi merhatiin dari pinggir lapang pun akhirnya ikut berdiri dan ngikutin mereka berempat.

Sebenernya mereka berdua gak ngerasain sakit atau perih sama sekali, karena mukanya emang masih kerasa kebas. Tapi kalau diliat orang-orang sih ya lumayan parah, keliatan memar sama berdarah sedikit.

Irene yang ngikutin mereka dari belakang cuma bisa mijit keningnya. Dia bingung, cewe tuh kan kalau berantem biasanya jambak-jambakan. Lah ini? Gak tau lah Irene pusing sama kembarannya yang sok jagoan itu.

Sesampenya di UKS, Lisa sama Wendy langsung gercep nyari obat merah sama kapas. Jisoo sama Seulgi sih masih nunduk dan duduk di pinggir kasur yang ada di sana. Mungkin mereka baru sadar kalau yang mereka lakuin tadi tuh memalukan. Ya iya, di depan anak-anak lain juga kan?

Irene yang baru masuk ruang UKS itu langsung ambil obat merah sama kapas yang dipegang Lisa, "Li, sini biar gue aja."

Helaan nafas kasar keluar dari mulut Irene yang sekarang ada di depan kembarannya, kapas yang udah dia tetesin obat langsung dia teken keras-keras ke ujung bibir Jisoo.

"Aw aw aw, ish pelan-pelan."

"Diem aja sih."

"Rene, sakit ih."

"Diem atau aku makin teken?"

Jisoo akhirnya diem dan sesekali ngeringis karena perih obat tetes itu. Sedangkan Wendy sama Lisa diem-diem terkekeh ngeliat dua orang yang dulunya mereka gak duga bakal jadi kembaran. Kalau Seulgi, dia masih nunduk dengan tatapan kosongannya sambil lukanya diteken-teken pelan sama Wendy.

Gak lama, Seulgi tiba-tiba turun dari kasur dan berdiri di depan Irene yang masih ngobatin lukanya Jisoo.

Seulgi ngulurin tangannya, "Rene, gue minta maaf ya?"

Sebelum Irene jawab, tangan Seulgi udah terlanjur ditepis sama Jisoo dengan ekspresi sinisnya. Sewaktu Jisoo nengok ke Irene, dia auto nunduk karena Irene udah melotot nyeremin banget sambil mendesis, "Diem."

Irene senyum tipis dan nerima uluran tangan Seulgi, "Gapapa kok, Gi. Gue udah gapapa."

Sedangkan Jisoo mencibir sambil bibirnya yang mengerucut gipipi kik gi gii idih gipipi tanpa bersuara.

Giliran Jisoo sekarang yang dikasih uluran tangan dari Seulgi, "Lo mau maafin gue gak?"

Jisoo sinis, "Dih gak ikhlas banget minta maafnya."

Irene tiba-tiba nampar pelan pipi Jisoo, "Gak usah banyak tingkah, cepet baikan."

Sedangkan Jisoo masih ngeringis aja karena tamparan Irene yang tadi pas banget kena lukanya.

"Sini ikut gue." kata Jisoo bangun dari duduk dan narik tangan Seulgi ke deket rak yang gak jauh dari tempat tidur di ruangan UKS. Wendy sama Lisa udah ancang-ancang takut itu anak dua berantem lagi. Tapi sebelum itu terjadi.....

Jisoo spontan langsung meluk Seulgi, "Maafin gue yang childish, gue cuma gak mau kembaran gue kenapa-napa. Dan maaf karena gue udah bohong sama kalian semua."

Seulgi ngangguk seneng tapi agak sedikit nangis, "Maafin gue juga, Ji. Gue salah dan malah terlalu pengecut buat ngakuin semuanya."

Jisoo ngangguk-ngangguk, Seulgi ngangguk-ngangguk juga.

Wendy sama Lisa cuma bisa senyum seneng aja liat sahabatnya itu akhirnya baikan. Walaupun drama, tapi gapapa lah ya yang penting masalahnya beres.

"Gue gak tau kalau Seulgi sama Jisoo bisa sedrama ini." celetuk Irene yang natap aneh yang lagi pelukan di ujung sana.

Lisa ketawa, "Ini belum seberapa, Rene. Mereka emang doyan banget dramain hidupnya sendiri."

Wendy ikut ketawa, "Ada ada aja lagian tuh bocah dua. Heran gue."

Irene ikut senyum, dalem hati ikut seneng karena pertama kalinya dia liat Jisoo punya sahabat sebaik mereka bertiga.

Seulgi ngelepasin pelukannya, matanya masih berair, "Lo gak di-do kan karena berantem tadi?"

Jisoo ngegeleng pelan, "Semoga aja nggak, gada guru atau staf kesiswaan juga kan tadi." lalu terkekeh.

Seulgi ikut senyum, mata sipitnya juga ikut senyum. Gemes banget kalau liat Seulgi nangis gini.

"Yaudah yuk balik, udahan dulu dramanya yuk." kata Lisa yang abis liat jam di tangannya.

Semuanya serentak ngangguk. Lisa, Jisoo, sama Irene jalan keluar UKS duluan.

Wendy yang mau ikut keluar itu pun ditahan sama Seulgi, "Wen, soal yang papi gue itu jangan bilang siapa-siapa dulu ya. Biar gue aja nanti yang bilang langsung."

"Iya siap. Lo tenang aja, Gi." jawab Wendy yang langsung ngerangkul pundak sahabatnya buat keluar dari UKS.








Tbc.

🦁🦁🦁

Jangan lupa tanggal 5 April nanti stream Like Water sama Gone-nya selang seling yaaaa

Troublemakers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang