ᴜɴᴛɪᴛʟᴇᴅ ° ¹⁵

204 31 9
                                    

Jinyoung bernapas lega setelah tahu bahwa skandal kencan antara JB dan Jisoo dibantah oleh agensi yang menaungi bintang Kpop itu. Gara-gara melihat artikel itu, ia sampai tak fokus dengan rapat tadi pagi. Jinyoung sudah menaruh hati pada Jisoo, itu sebabnya dirinya agak tidak terima dan murung mendengar kabar bahwa Jisoo sudah berkencan.

Jinyoung tidak tahu dari sejak kapan ia mulai menyukai dokter psikiater itu, yang jelas ia berharap bisa dekat dengan Jisoo.

"Halo, Pak Direktur!"

Lamunannya buyar mendengar suara dan lambaian tangan Jackson di depan wajah. Jinyoung menatapnya tanpa ekspresi.

"Eits, jangan marah padaku. Aku sudah mengetuk pintu dan memanggilmu, tapi tidak ada jawaban jadi, aku langsung masuk." Jackson memberitahu dengan menyengir diakhir kalimat.

Jinyoung mendengus. Ia berpura-pura melihat ke arah layar komputer. "Ada apa?" tanya Jinyoung.

"Hanya ingin menyampaikan kalau direktur utama ingin bertemu denganmu," jawab Jackson membuat Jinyoung mengerut menatapnya.

"Di mana?"

"Ruangannya, di mana lagi?"

Jinyoung mengangguk. "Aku akan ke sana. Ada lagi yang mau kau sampaikan?"

"Tidak ada, tapi ... Bagaimana keadaan Jihoon?"

Jinyoung kembali memutar kejadian dalam otaknya beberapa hari yang lalu saat ia dituduh. Setelah mengetahui bahwa Ibu Jang yang memberitahu Tuan Park, tak ada respon sama sekali dari sang ibu dan Jihoon. Suasana di dalam ruangan terlihat tegang karena tak ada yang membuka obrolan membuat Jinyoung memilih untuk keluar.

"Sudah lebih baik," jawab Jinyoung membuat Jackson mengangguk pelan.

"Ada lagi?"

"Pacar--ah, maksudku calon. Bagaimana dengan itu?"

Jinyoung berdecak. "Bicara apa kau ini? Kembali ke mejamu sana!"

Jackson memicing dengan senyum menggoda. "Kau ditolak, ya?"

Jinyoung menatap heran dan pura-pura tak mengerti dengan pertanyaan Jackson.

"Aku tidak menyangka, pria yang diidam-idamkan wanita ternyata bisa tertolak juga. Siapa wanita itu? Bisa-bisanya men--"

Jackson tidak melanjutkan omongan karena mendapat tatapan menusuk dari Jinyoung. Ia langsung pamit pergi dari ruangan pria itu.

Jisoo menolakku? Tidak mungkin! Jinyoung berkata dalam hati.

* * *

"Aku minta maaf padamu, JB. Kau sampai terkena skandal karena pasienku."

Jisoo tengah berbicara dengan JB lewat sambungan telepon. JB menghubunginya setelah tahu Jisoo mengirim pesan berisikan permintaan maafnya.

"Tidak apa, Dokter Kim. Lagi pula, agensiku sudah membantah rumor itu."

"Aku benar-benar merasa tidak enak. Kau datang berkonsultasi, tapi malah--"

"Tidak apa, Dokter Kim."

Jisoo bernapas lega. Namun, masih ada rasa tak enak apalagi mendengar suara JB yang terdengar lemah.

"Kau ..., sakit?"

Tak ada jawaban, hanya hembusan napas yang terdengar.

The FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang