ᴜɴᴛɪᴛʟᴇᴅ ° ³⁴

76 13 3
                                    

"Kau benar sudah merasa baikan?"

Youngjae membuang napas. "Kau sudah menanyakan itu hampir sepuluh kali, Kak. Sudah kubilang keadaanku sudah membaik dari kemarin," dia menjawab pertanyaan Jinyoung.

Jinyoung yang duduk di sebuah kursi kayu itu pun mengangguk pelan. "Tetap saja, kau masih harus istirahat dan hindari banyak aktivitas," kata Jinyoung. "Kesehatanmu yang paling penting. Kau benar-benar harus pulih sebelum kembali melakukan pekerjaan yang berat."

Suzy mengamini ucapan Jinyoung. "Benar katanya. Kau harus memperhatikan kesehatanmu terlebih dulu."

Youngjae mengangguk lemah. "Aku akan beristirahat dengan baik, jangan khawatir."

Setelah mengobrol ringan beberapa lama, Jinyoung dan Suzy memilih untuk pulang agar membiarkan Youngjae beristirahat. Keduanya berpamitan pada Youngjae lalu berjalan keluar.

"Setelah ini kau akan ke mana?" Suzy bertanya disela langkah berjalan ke arah mobil Jinyoung.

"Aku kembali ke rumah sakit, kau—" sebelum Jinyoung melanjutkan bicaranya, Suzy sudah memotong lebih dulu. "Ibu mungkin sedang istirahat jadi, kau tak perlu kembali ke sana untuk menjenguknya." katanya.

Padahal Jinyoung tak bilang kalau akan ke rumah sakit untuk menjenguk Ibu Jung. Dia ke sana karena ingin bertemu Jisoo.

"Aku langsung pulang ke rumah, tapi bagaimana kalau kita ke taman? Atau ke restoran? Kau belum makan, 'kan? Aku juga," lanjut Suzy.

Jinyoung diam sebentar. Dia bingung bagaimana merespon Suzy yang mengira kalau dia akan memberi tumpangan pada wanita itu.

Dia menggaruk pelipisnya. "Kupikir kau akan pulang dengan taksi?"

Suzy ternganga. "Huh? O-oh, aku pikir ...," dia tak melanjutkan omongannya. Dia mengira bahwa dia bisa pulang bersama Jinyoung tanpa meminta tumpangan karena dia tahu Jinyoung pasti akan mengantarnya.

Keduanya terhenti di depan mobil Jinyoung. Pria itu langsung membuka pintu mobilnya dan bersiap untuk naik, tapi dia terdiam sebentar lalu berbalik ke arah Suzy.

"Aku ke rumah sakit, jika kau mau ikut, masuklah," Jinyoung memberi tanda pada Suzy untuk masuk ke dalam.

Suzy tersenyum kikuk. Dia tak tahu harus merespon seperti apa karena terlanjur malu. Namun, kakinya tetap melangkah dan mengitari mobil lalu masuk daj duduk di kursi samping kemudi. Begitu juga dengan Jinyoung.

Di dalam mobil hanya ada keheningan. Jinyoung yang tak ada niat untuk mengobrol dengan Suzy, sementara wanita itu sedang memutar otak untuk mengalihkan kejadian memalukan tadi dari otaknya. Mobil perlahan berjalan pergi dari tempat tinggal Youngjae.

Suzy memutuskan untuk mengakhiri keheningan itu dengan berdeham lalu membuka obrolan. "Senang melihat Youngjae sudah pulih, walau belum sepenuhnya," katanya.

Jinyoung mengangguk menyetujui. Obrolan itu terhenti di situ karena Jinyoung tak membalas selain anggukan kepala. Namun, Suzy kembali mencari obrolan.

"Apa kau tak mau singgah sebentar di rumahku? Aku kemarin membuat kue, dan mungkin kau ingin mencobanya?"

Dengan senyum tipis dan tanpa melihat ke arah Suzy, dia berkata, "Terima kasih tawarannya, tapi aku sebenarnya harus segera ke rumah sakit."

Suzy tersenyum pahit. "O-oh, begitu ya? Baiklah, tidak apa-apa. Kalau aku boleh tahu, kenapa kau ingin sekali ke rumah sakit? Ibuku sedang istirahat, siapa yang ingin kau temui?"

"Dokter Jisoo."

"Oh, siapa yang sakit memangnya?"

"Tidak ada yang sakit, aku hanya ingin bertemu dengan kekasihku."

The FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang