ᴜɴᴛɪᴛʟᴇᴅ ° ³⁵

87 15 5
                                    

"Dari divisi tim pengembangan telah menyelesaikan fase desain awal dan saat ini sedang memasuki tahap pengkodean. Semuanya berjalan sesuai rencana. Kami juga sudah mengidentifikasi beberapa potensi masalah dan sedang berusaha menemukan solusinya sebelum masuk ke fase pengujian."

Jinyoung mengangguk melihat presentasi dari tim pengembangan perangkat lunak. Saat ini mereka tengah berada di ruang rapat sebelum akhirnya dia akan turun ke lapangan mengurus proyek yang lainnya. "Bagus, terima kasih atas updatenya. Sekarang, bagaimana dengan tim pemasaran? Apa ada strategi baru?"

Seseorang dari divisi yang disebutkan tadi mengambil tempat. Dia membuka presentasi. "Ya, Pak. Kami telah menyusun rencana pemasaran yang lebih kuat untuk produk ini. Kami akan fokus pada kampanye media sosial dan mempertimbangkan kerjasama dengan beberapa selebriti."

Jinyoung mengangguk setuju dengan ide yang disampaikan. "Selain itu, kami juga tengah mempersiapkan laporan analisis pasar yang akan menjadi dasar bagi strategi pemasaran."

"Terdengar baik. Mari pastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Terakhir, bagaimana dengan tim produksi? Apakah kita masih sesuai jadwal?"

"Kami masih dalam jadwal, tapi ada beberapa keterlambatan kecil dalam pemesanan bahan baku. Namun, dari divisi kami yakin dapat mengejar ketertinggalan tersebut."

Jinyoung mengangguk puas mendengar presentasi dari setiap divisi. Dia memberikan tepuk tangan. "Terima kasih atas laporan semua tim. Terlihat kita masih berada di jalur yang benar, tapi tetap terus berusaha keras untuk memastikan proyek ini sukses."

Semua karyawan mengangguk setuju. Setelah itu, ada lanjutan rapat bersama para direktur. Jinyoung hanya bersandar sebentar menunggu para petinggi itu masuk ke ruangan. Dia akhirnya memilih memainkan ponselnya.

Seketika dia teringat kalau sudah 3 hari belum bertemu dengan Jisoo, kekasihnya. Setelah dinner romantis itu, mereka terhalang kerjaan yang membuat keduanya tak bisa bertemu. Terlebih Jinyoung yang memiliki jadwal padat seperti yang pernah ia katakan sebelumnya.

Begitu dia membuka kontak Jisoo dan akan menghubunginya, sebuah pesan dari Jisoo lebih dulu masuk. Jinyoung tersenyum membaca pesan itu.

Jisoo

Hei! Bagaimana kabarmu? Sudah tiga hari tidak bertemu, ya?

Aku baru saja ingin meneleponmu. Benar sekali. Aku merindukanmu. Bagaimana kabarmu?

Seperti biasanya, sibuk dengan pasien. Bagaimana denganmu?

Aku juga sibuk dengan proyek perusahaan yang sedang berjalan.

Bagaimana jika jalan-jalan akhir pekan ini?

Terlalu serius berbalas pesan, Jinyoung tak sadar semua direktur dan jajarannya telah masuk ke ruang rapat.

Jisoo

Saran yang bagus, tapi akhir pekan ini aku sudah ada janji dengan Doyoung dan Sejeong. Bagaimana kalau Minggu berikutnya?

Minggu berikutnya? Terlalu lama, tapi aku ikut saja maumu.

Hahaha, itu bagus.

Aku juga merindukanmu.

Oke, sepertinya aku tidak bisa menunggu lama sampai pekan depan.

Kita harus bertemu setelah ini.

Jackson menyikut Jinyoung. Pria itu sampai berdecak karena kaget dengan tindakan Jackson. "Simpan senyummu itu, bodoh! Semua orang sedang melihatmu," beritahu Jackson.

The FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang